RED 66

8K 343 2
                                    

Anthony Josiah Huberry, mantan perdana mentri Belanda, yang pernah menjabat dua periode. Pria tua yang tetap gagah dan berkarisma. Sikap tegasnya selama memimpin negara Belanda tidak pernah hilang. Dan sikap ramah, penyayang dan sabarnya untuk keluarga nya juga tidak pernah berubah.

Malam ini, dia ingin kembali menceritakan kepada seluruh keluarganya akan masa lalunya yang sangat menyedihkan, menyakitkan, tapi juga menjadi salah satu hal paling berharga untuknya karena bisa membuat nya menemukan sosok wanita sempurna yang kini hidup sebagai pendamping nya. Istrinya tercinta, Ariella Takahashi.

"Sebenarnya, kami berdua tidak ingin memberi tahukan berita ini kepada kalian termasuk seluruh dunia. Aku, dulu sempat membawa kabur nenek mu untuk menikahinya secara diam-diam." Seluruhnya diam mendengarkan berita mengejutkan yang disampaikan oleh kakek mereka. Berita yang tak pernah sekalipun mereka ketahui.

"Karena, kedua orangtua nenek mu melarang ku. Aku yang hanya orang asing dan bukan asli keturunan Jepang dilarang untuk menikahi putrinya." Anthony menatap wajah istrinya yang terlihat sendu. Pria tua itu menggenggam tangan belahan jiwanya dengan lembut.

"Istri ku pernah di usir dari keluarga kerajaannya karena menikah dengan ku. Dan tentunya, sudah belasan tahun kami pergi untuk tidak menunjukkan wajah kami di depan keluarga nenek kalian."

"Tapi, ibu mertua ku, nenek buyut kalian sakit dan ingin sekali bertemu dengan anaknya yang sudah dibuang oleh keluarga kerajaan. Ayah mertuaku, tentu menolak. Karena dengan kami menginjakkan kaki lagi di Jepang. Berarti kami siap mempermalukan nama kerajaan. Dan juga, kami berdua akan menjadi santapan orang jahat yang sudah dibayar oleh keluarga kerajaan untuk membunuh kami."

"Sampai keadaan nenek buyut kalian semakin kritis. Dan dirinya terus menerus menyebut nama istri ku. Maka dari itu ayah nenek kalian memanggil kami kembali kesana dan mencoba melupakan masa lalu kelam itu. Dengan satu syarat."

"Apa kek?" Tanya Kennathan dengan wajah penasaran.

"Aku tidak akan pernah bisa menjadi ratu selamanya. Dan hanya bisa menjadi putri kerajaan. Karena kerajaan sudah jatuh ke tangan anak laki-laki pertama dari adik ayahku." Tambah Ariella.

Ariella Takahashi, adalah seorang putri kerjaan, dulunya. Hingga masalah ini, dia di usir dari kerajaannya dan menjadi seniman keramik yang terkenal namanya seantero Jepang. Dia tidak pernah marah atau iri karena posisi itu di ambil oleh sepupunya. Yang meskipun itu menjadi hak nya secara penuh. Karena ayahnya adalah anak pertama yang mana anaknya akan otomatis menjadi raja atau ratu dari keluarga kerajaan. Tapi, karena ayah Ariella hanya memiliki satu anak dan itu perempuan. Jadi, Ariella sejak lahir sudah di nobatkan sebagai seorang ratu.

Sejak kecil dirinya di didik untuk menjadi pemimpin dan juga memiliki sifat anggun seorang putri. Seumur hidupnya dia tidak pernah membuat kedua orangtuanya marah dan selalu menuruti kemauan mereka. Hingga satu kesalahan nya, jatuh cinta pada seorang pria yang bukan keturunan darah biru. Dan lagi, bukan keturunan asli warga Jepang. Jelas hal itu membuat dirinya jadi seperti gadis lainnya ketika jatuh cinta. Melupakan apa tugas dan tujuan hidupnya. Hingga Ariella akhirnya lebih memilih Anthony, suaminya. Dari pada tahta yang sejak dulu tidak pernah diinginkannya.

Merasakan bagaimana susahnya dan sakit hatinya hidup selama di dalam kerajaan dengan segala aturan dan tekanan. Ariella merasa lega melepas posisi itu. Sejak dulu dirinya memang hanya ingin menjadi orang biasa.

Hanya saja, meskipun dia menolak status nya sebagai putri kerajaan. Dirinya tetap di nobatkan sebagai salah satu putri kerajaan kesepuluh. Dan dia tidak bisa menghilangkan status itu seenaknya. Meskipun di dalam hatinya ingin, tapi kedua orang tuanya sudah menekannya jika status itu tidak bisa hilang dan akan selalu melekat di darahnya. Dan jika suatu saat dirinya mendapatkan perlakuan rendah dari orang lain yang menanyakan status nya. Ariella di perbolehkan untuk menggunakan status itu sebagai bukti jika dirinya, dan keturunannya masih memiliki hubungan darah dalam kerajaan ini.

"Jadi, meskipun aku tidak ingin membongkar ini semua. Tapi kenyataannya semua orang membuat ku terpaksa melakukan ini." Tambah Ariella.

Sania, dan kedua saudari perempuan nya, Aubrey dan Ruby memeluk ibunya dengan erat. Mereka tidak tahu bagaimana dulu perjuangan orang tuanya. Dan setelah rahasianya terbongkar. Mereka merasa jika ibunya adalah wanita hebat yang bisa tegas dalam mengambil keputusan untuk hidupnya. Itulah pelajaran yang sejak dulu di ajarkan oleh Ariella kepada ketiga putrinya.

"Ibu, maafkan kami jika selama ini kami selalu membuat ibu menderita." Kata Sania dengan isak tangis yang masih tersisa.

"Iya Bu. Maafkan kami tidak tahu bagaimana dulu ibu berjuang untuk kami." Tambah Aubrey.

"Kami sangat menyayangi mu, Bu." Ruby kembali memeluk Ariella dengan erat.

Suasana haru itu membuat seluruh keluarga terharu.

Annatasha menatap nenek nya dengan perasaan bersalah. "Nenek, maafkan aku. Ini semua salah ku. Nenek tidak usah membongkar ini semua. Biar aku yang tangani masalah ini."

"Anna. Aku ingin membongkar rahasia ini karena mungkin ini adalah saatnya. Dan aku melakukan ini karena aku tidak ingin cucu kesayangan ku disakiti dan di rendahkan hanya karena statusnya." Tegas Ariella.

"Nek. Aku bisa atasi ini sendirian. Kalian tidak perlu membantuku. Sudah cukup aku selalu merepotkan kalian dengan masalah ku. Aku tidak ingin kalian terkena imbasnya."

"Bodoh! Sejak kapan kita meninggalkan keluarga jika ada yang kesulitan?" Jawab Tavish dengan kesal. Dia heran kenapa adiknya begitu keras kepala.

"Aku bisa mengatasi ini sendiri Daan. Nenek tidak perlu membuka rahasia nya dan membuat dirinya pusing karena kejaran media. Cukup aku saja yang merasakan itu."

"Anna, aku lakukan ini karena harus. Dan aku tidak perlu menerima jawaban darimu. Karena sebentar lagi berita nya sudah keluar."

"Apa?!" Jerit Annastasha.

Seluruh keluarga hanya bisa pasrah. Jika ibu mereka berkehendak, tidak ada yang bisa melawan.

"Tunggu dan lihat saja apa yang akan terjadi. Kamu, cucuku, sebaiknya makan dan setelah itu beristirahat. Biarkan masalah ini kami yang turun tangan." Tambah Anthony mencoba menenangkan.

"Tapi kek ..."

"Tidak ada tapi - tapian Anna. Sebaiknya kamu bersihkan dirimu, makan, dan setelah itu istirahat. Ayah akan pastikan semua masalah ini selesai hari ini." Tegas Geraldino yang akhirnya mengeluarkan perintah.

"Ayah..."

"Kita tidak perlu memikirkan masalah ini lagi. Besok semua pasti akan kembali normal. Dan sebaiknya kita melupakan sedikit masalah ini dengan makan - makan. Bagaimana?" Ajak Geraldino pada yang lain.

"Setuju!" Seluruhnya menjawab serempak.

Tavish mengeluarkan nafas lega karena secepatnya masalah ini akan selesai. Dan dia hanya perlu menjaga adiknya lebih ketat dari sebelumnya. Tavish yakin jika banyak media yang akan mengincar keluarga mereka, terlebih Anna. Dan Tavish tidak ingin adiknya menghilang untuk kedua kalinya. Fokus utamanya saat ini adalah adiknya dan keluarga besarnya. Tidak ada yang lain. Titik.

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang