RED 84

6.9K 456 58
                                    

Malam ini, sebelum semua persiapan kepergiannya mengejar sang kekasih. Salah, yang benar mengejar kembali cinta sang mantan kekasih. Tavish menelpon Nasta sekalian membahas projek yang kemarin di pegangnya.

"Bos? What time is it?" Sapaan sarkas Nasta di ujung sana begitu tahu malam panasnya bersama sang istri terganggu. Tidak hanya di kantor. Sekarang pun di rumah dia dikejar oleh bosnya.

"Sorry, but I really need your help. It's urgent!"

"Huh! Just give a few minutes bos. You disturb me in the middle of something."

"Ew! Call me back!" Tavish langsung mematikan teleponnya setelah tahu jika dia mengganggu pasangan pengantin yang lagi di mabuk asmara itu.

Sambil menunggu telpon balik dari Nasta. Tavish memasukkan beberapa baju dan dokumen penting yang akan di bawa ke Jepang. Pikirannya, kenapa tidak sekalian melakukan pekerjaan disana. Kali-kali saja Sierra menanyakan perihal kedatangannya. Dan ini bisa jadi alasan.

Nada dering di ponselnya berbunyi membuat Tavish menghentikan kegiatannya. "Ada apa bos?" Suara Nasta kini sudah lebih enak di dengar. Tidak seperti sebelumnya.

"You done?" Tavish melihat jam tangannya. Sebentar sekali, pikirnya.

"Masih ingin bertanya bos?" Tantang Nasta.

"Ew! Nope!" Tavish sudah bergidik geli.

Lagi pula, siapa juga juga yang menanyakan sudah atau belum-nya seorang pasangan suami istri yang sedang di mabuk cinta. Ketika di tantang dia geli sendiri. "Sok bos mah. Nanti kalau udah punya istri malah nagih. Hahaha..." Di ujung sana Nasta tertawa meledek.

"Stop it! Ini saya sedang mengejar kembali calon istri saya." Balasnya seolah tidak mau kalah.

"Sierra?" Nasta hanya kembali mencoba memastikan jika bosnya benar-benar kekasih Sierra.

"Ya. Kamu sudah tahu masalahnya."

Mendengar jawaban Tavish dengan nada biasa. Membuat Nasta sedikit kesal. Dia tahu jika Sierra kemarin ada masalah. Dan ketika dia ingin mencoba membantu, Sierra menolak. Kini, ketika dia tahu jika bosnya adalah dalang dari sikap Sierra yang berubah membuat Nasta ingin melindungi wanita baik itu.

"Why should i help you, bos?" Balasnya datar.

"Why you sound offended?" Tanya Tavish dengan heran.

"I am. I have made a promise sama Sierra. Dan saya udah janji gak bakal bantu bos apapun." Tekannya.

"Nas, I made a mistake. I know that. Tapi saya juga harus memperbaikinya. Bukan melepaskannya. I won't do that again." Suara Tavish terdengar sangat penuh keyakinan. 

"Bos, saya gak tahu masalah bos apa. Tapi, Sierra kelihatan benci banget sama bos. Dan saya bisa lihat itu dari matanya."

"I know. Saya pantas mendapatkan itu. Tapi, saya tidak akan menyerah sebelum mencobanya." Tekad kuat yang sudah dimilikinya tidak akan dia sia-siakan. Dia sudah mendapatkan dukungan dari saudara-saudaranya. Jika kembali menyerah berarti dia memang benar-benar bodoh dan dungu.

"Aduh.... Pusing saya bos."

"I just need your help. Bantu saya supaya acara di Jepang itu masuk dalam tugas saya."

"Ini perusahaan bos. Bos bisa datang kapan saja. Kenapa lagi harus bertanya untuk datang." Nasta di ujung sana hanya bisa menggeleng heran dengan kebodohan bosnya untuk yang pertama kalinya.

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang