"Selamat datang." Sambutan yang cukup dingin menyambut kedatangan Sierra dan Tavish.
Kedua alis Tavish mengerut. Dia merasa aneh dengan sikap seluruh keluarganya. Terutama kedua orangtuanya dan Annastasha. Semuanya bersikap datar dan dingin.
Sierra yang sudah tahu akan mendapatkan perlakuan dingin dari para sepupu Tavish justru semakin gugup dan takut karena tatapan datar dan tak ada senyuman hangat dari kedua orang tua Tavish. Bahkan Annastasha yang ramah berubah menjadi pendiam.
"Ada apa dengan kalian?" Tavish menatap seluruh keluarganya dengan pandangan heran. Dia juga merasakan jika Sierra semakin takut. Tubuhnya bahkan sempat kaku melihat sambutan kurang hangat ini.
"Tidak apa. Ada aku." Kata Tavish menguatkan. Dia memegang pinggang Sierra dan membantu wanita itu berjalan.
"Daan." Bisik Sierra sebelum keduanya sampai di depan meja makan. "Tidak apa. Jangan takut."
Tavish menarik kan kursi untuk Sierra. "Tidak bisa dia menarik kursinya sendiri, Daan?" Ucap Joshua dengan ketus. Tatapan matanya bahkan memicing tajam menatap Sierra.
"Maaf. Saya bisa kok pak menarik kursi saya sendiri." Ucap Sierra dengan gugup sambil menahan tangan Tavish. Dia bahkan tanpa sadar kembali bersikap formal di depan Tavish.
Tatapan tajam Tavish kini mengarah ke sepupunya. "Apa maksud mu?"
"Aku hanya bertanya. Kenapa kamu emosi sekali." Sahut Joshua dengan nada santai. Dia menatap Sierra dengan penuh tatapan merendahkan. "Jaga matamu! Atau aku akan buat mata itu tidak bisa berfungsi lagi!" Ancamnya.
Kennathan yang sejak tadi diam langsung mengeluarkan senyuman sinis nya. "Wow! Daan! Ini benar kamu? Membela seorang wanita?"
Dia mengambil minumannya sambil menatap Sierra dengan tatapan menggoda.
"Apa masalah kalian sebenarnya?" Wajah Tavish sudah memerah. Baru kali ini keluarga nya bersikap merendahkan seperti ini kepada orang lain. Dan dia sama sekali tidak menyukai nya.
"Berhenti lah bersikap seperti orang rendahan!" Wajah Tavish terlihat memerah menahan amarah.
"Jika aku tahu kalian akan bersikap sekurang ajar ini dengan pacar ku. Lebih baik aku tidak membawanya kesini." Tavish kembali menarik kan kursi untuk Sierra. Dan mengajaknya duduk di sana.
Aura rumah Tavish yang hangat tiba - tiba menjadi dingin. Sierra tahu jika ini pasti karena kesalahannya.
Keterdiaman orang tua Tavish dan juga Annastasha adiknya sudah menjadi tanda jika kehadiran nya tidak diterima.
Tavish memegang tangan Sierra yang terkepal di bawah meja. Tangan Sierra masih dingin dan gemetar. Tavish bisa merasakan itu. Makanya dia menggenggam nya dengan penuh kehangatan.
"Kamu tidak apa?" Tanya Tavish dengan nada lembut. Berbeda dengan nada barusan yang di gunakan untuk kedua sepupunya.
Anggukan kaku Sierra membuat Tavish merasa tak enak. "Ingin pulang?" Ajaknya lagi.
"Jangan. Nanti mereka semakin gak suka sama aku." Bisik Sierra pelan. Dia bahkan menguatkan genggaman Tavish.
Semua sorot mata di meja itu memandang penuh keheranan dengan sikap Tavish yang jauh berbeda. Hingga sebuah suara kencang membuat semua keadaan berubah.
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
RED: He is A Mr. Perfect (Revision)
RomanceA SERIES OF 'COLOR OF LOVE'. 1st Sequel 'RED' 2nd Sequel 'PINK' 3rd Sequel 'GREY' 4th Sequel 'BLACK' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Rank: #3 keinginan (16/09/2020)...