Extra Part 1

5.3K 224 11
                                    

Satu tahun kemudian, setelah pernikahan Tavish dan Sierra. Pasangan pengantin baru itu di karuniai sepasang anak kembar. Yang dimana keduanya anak laki-laki.

Anak pertama bernama Zane Evander Hopper dan anak kedua bernama Zade Evander Hopper.

Kemunculan keduanya menjadi kebahagiaan bagi seluruh keluarga Tavish dan Sierra.

Orang tua Sierra yang tinggal di hamburg memutuskan untuk tinggal sementara di Jakarta demi bisa menikmati waktu bersama kedua cucunya. Tindakan itu tentu diikuti oleh kedua orang tua Tavish.

Sania, sang ibu, yang sejak lama menginginkan rumah ramai dengan suara anak kecil sangat antusias dengan kehadiaran kedua cucunya.

Setelah menikah, Tavish meminta Sierra untuk tinggal sementara di penthousenya. Tapi, setelah tahu Sierra hamil. Suami posesifnya itu langsung memutuskan untuk membangun istana mereka. Rumah dengan halaman yang luas supaya kedua anaknya bisa bermain dengan bebas.

Geraldino yang tahu Tavish membeli lahan di salah satu perumahan elit. Ikut serta membeli rumah didekatnya. Katanya biar bisa main sepuasnya dengan para cucunya.

"Mana kedua cucu tampan ku? Hai boys! Grandpa datang! lihat grandpa bawa apa." Geraldino datang dengan penuh semangat ke rumah anaknya bersama istrinya. Sania yang melihat tingkah kekanakan suaminya sudah tak heran lagi.

"Pa! anak aku masih bayi ya! Kenapa harus bawa hadiah terus." Tegur Tavish ketika dia melihat ayahnya membawa beberapa paperbag. Sudah pasti isinya mainan.

"Kenapa? Apa masalahnya? Ini kan untuk cucu-cucu papa." Balas Geraldino tak mau kalah.

"Tapi cucu-cucu papa masih bayi. Sedangkan mainan mereka sudah menumpuk. Papa enggak lihat dikamar itu? Banyak hadiah yang belum dibuka." Keluh Tavish lagi. Pria itu kesal. Karena tugasnya untuk membelikan anak-anaknya mainan justru digantikan oleh keluarga besarnya. Berbagai jenis mainan sudah banyak dibeli. Bahkan kedua sepupunya jika sedang tugas keluar negeri akan membawakan mainan khas negara yang mereka kunjungi. Menyebalkan sekali, kan.

Tavish pernah mengirimkan kembali hadiah yang dibawa kedua sepupunya. Tapi kedua pria jahil itu tentu tidak hilang akal. Mereka justru mengirim lebih banyak lagi. Kepala Tavish rasanya ingin pecah melihat kegilaan Kennathan dan Joshua. Sekarang justru papanya membawa lagi mainan baru.

Terus kapan gilirannya? Ketika Tavish ingin membeli satu tipe mainan untuk anak-anaknya. Ternyata mainan itu sudah ada. Karena Sierra tipe wanita yang tidak boros. Jadi dia melarang Tavish untuk membeli mainan yang sama. Istrinya hanya bisa menolak mainan darinya. Tapi tidak bisa menolak mainan dari keluarganya.

"Sayang! Ini hadiah Zane dan Zade nambah lagi. Bilangin itu papa sayang!" Tavish mengadu pada istrinya yang baru saja datang bersama Zade di gendongannya. Zane sedang berada di gendongan ibunya. Sepertinya kedua anaknya itu habis menyusui.

Sania membawa Zane sang kakak yang anteng ke arah suaminya. Pria itu ingin langsung mengambil cucunya. Tapi dilarang keras oleh anaknya yang posesif.

"Pa! Tangan papa maasih kotor ya. Papa juga belum bersih-bersih karena dari luar." Tegur Tavish yang melihat ayahnya ingin memeluk anak sulungnya. '

"Astaga! Pelit sekali." Dengan wajah kesal Geraldino menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Sayang, itu papa beli mainan lagi untuk Zane sama Zade. Kamu bilang lah, udah cukup beli mainannya. Aku saja yang papanya enggak kamu bolehin beli untuk anak-anak. Tapi lihat papa." Rajuk Tavish sambil meletakkan kepalanya di bahu sang istri.

"Kepala kamu berat. Geser ih!" Sierra mengangkat bahunya untuk menyingkirkan kepala suaminya.

"Ya udah terlanjur beli juga. Masa mau aku tolak. Lagian gak enak sama papa sama mama ya. Kalau kamu sih jelas aku larang. Karena semua mainan mereka udah ada. Jangan boros."

"Tapi aku belum beli untuk Zane dan Zade sayang. Aku juga kan mau beli mainan pertama untuk mereka." Rajukan Tavish didengar ibunya dan ayahnya yang baru kembali dari kamar mandi. Mereka masih tidak menyangka seorang Tavish bisa bertingkah manja kepada istrinya.

"Come on, baby! Satu macam untuk mereka berdua. Aku juga mau mereka punya satu mainan dari ayahnya."

Melihat tampang Tavish yang menyedihkan. Mau tak mau Sierra menginjinkan. Asal tidak berlebihan.

"Iya. iya. Kamu bisa beli mainan mereka. Awas aja kalau mahal dan ujungnya gak bermanfaat untuk mereka." Balas Sierra dengan sedikit ancaman. Tavish tersenyum senang. Akhirnya dia mendapatkan ijin istrinya.

Memeluk istrinya dengan erat. Tavish tersenyum kecil dibelakang pelukan istrinya. Sierra tidak tahu saja mainan apa yang sudah dipikirkan Tavish. Yang pasti, setelah hadiah si kembar sampai. Tavish langsung mendapatkan teriakan istrinya. Amukan Sierra benar-benar menjelaskan betapa tidak sesuainya hadiah Tavish untuk kedua anaknya. Seperti janjinya pada Sierra. 

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang