Beberapa pasang mata disana sudah tidak dapat menahan lagi bibir mereka yang sejak tadi tertutup untuk drama yang terjadi hari ini.
Hingga satu persatu, di mulai dari ayah Tavish, ibunya kemudian Annastasha pun akhirnya mulai mengeluarkan suara tawa mereka.
"Hahaha ..."
"Hihihi ..." Ketiganya tidak bisa lagi menahan tawa yang sejak tadi mereka tahan.
"Astaga! ternyata akting untuk menjadi orang jahat itu susah juga... Hahaha." Kata Geraldino sambil mengusap sedikit air matanya yang keluar karena tawa lebarnya.
Istrinya, Sania pun ikut menyetujui kata - kata suaminya. "Benar! Ya ampun! Perut mama sampai sakit karena tertawa."
"Aku juga. Astaga! Baru kali ini aku lihat wajah kakak sangat menyeramkan kalau sedang marah." Sahut Annastasha yang menatap Tavish dengan wajah penuh senyuman.
Ketiganya masih sibuk tertawa lebar dan mengelap air mata. Tapi, tidak untuk Tavish dan Sierra yang terlihat terkejut serta bingung. Wajah keduanya bahkan langsung terdiam menatap keanehan dari ayah, ibu dan adik Tavish yang tiba-tiba.
Kemana wajah datar dan tak ramah mereka? Semula suasana yang tadi nya dingin dan tak nyaman kini berubah menjadi hangat karena tawa dari ketiganya.
Ada apa sebenarnya? Tanya Sierra didalam hatinya.
Sial! Ternyata mereka mengerjai ku!
Tavish yang akhirnya menyadari jika kejadian tadi adalah rekayasa. Mau tidak mau mengeluarkan nafasnya dengan kasar. Dia tidak mungkin marah kepada ayah, ibu dan adik kesayangannya.
Tapi dia tahu jika kejadian ini adalah ulah dua makhluk usil yang entah kenapa selalu mengganggu kesehariannya. Tavish menatap Kennathan dan Joshua dengan tajam. "Ini pasti ulah kalian?!" Tuduhnya dengan nada ketus.
Kennathan yang sedang menyantap sarapan paginya tersenyum. "Salahkan Joshua." Tuduhnya dengan wajah santai.
"Hei! Kenapa aku?" Joshua yang sedang minum pun langsung tersedak. Dia menyesali dirinya harus ikut andil dalam drama buatan Kennathan. Jelas - jelas Kennathan lah yang membuat drama pagi ini bisa terjadi.
"Kan kamu yang atur tadi." Sahut Kennathan lagi mencoba membela diri. Dia harus bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Jika Tavish marah, habis sudah riwayat nya.
"What?! Aku?! Kamu yang bilang kita harus pura - pura jahat untuk membela calon kakak ipar kita." Kata Joshua memperjelas. Dia bahkan kini menatap Kennathan dengan wajah kesal.
Kening Sierra mengkerut. Eh? Calon kakak ipar? Siapa? Aku?
"Kan kamu yang tadi akting terlalu berlebihan menjadi orang jahat." Tuduh Kennathan lagi.
"Kan aku hanya mengikuti drama yang kamu buat."
Keduanya terus bertengkar sampai tidak menyadari jika Tavish sudah berdiri di belakangnya.
Pria itu, tanpa bicara sama sekali. Langsung menarik kerah baju kedua sepupunya hingga membuat mereka berdiri dari kursi tiba - tiba.
"Eh! Daan! Mau apa?" Kata Joshua yang mencoba mengelak tarikan Tavish.
"Daan! Hei!" Kennathan pun juga mencoba melepaskan tangan Tavish di lehernya. Tapi mereka sama sekali tidak bisa menghindar. Kelihatannya Tavish benar - benar sangat kesal dan marah pada kedua sepupu jahilnya ini.
"Daan! Please! Masih pagi! Maafkan kami,ok?" Pinta Joshua dengan tangan yang menangkup di depan wajahnya.
Kennathan juga mengikuti gerakan tubuh Joshua. Dia tidak ingin mandi air dingin pagi - pagi seperti ini.
"Daan! Maafin ya? Please! Janji kami enggak akan ulangi lagi. Kamu hukum saja joshua." Kennathan masih saja tetap menyalahkan Joshua demi bisa selamat dari amukan Tavish. Hingga dia mendapat tendangan di tulang keringnya dari Joshua.
"Auch!"
"Sepupu kurang ajar!" Maki Joshua.
"Diam!" Ucap Tavish sambil terus menyeret keduanya ke arah kolam renang yang ada di belakang mansion keluarga Tavish. Suara teriakan dari kedua sepupu Tavish semakin lama semakin mengecil. Punggungnya bahkan sudah tidak terlihat lagi dari arah ruang makan.
Kepergian Tavish keluar membuat Sierra yang semula duduk kembali berdiri. Ditinggalkan sendiri dengan orang tua Tavish dan adiknya membuat Sierra canggung. Tapi, melihat aksi Tavish terhadap kedua sepupunya, orang tua pria itu dan adiknya bahkan terlihat biasa saja.
"Biarkan mereka kak." Kata Annastasha sambil menarik tangan Sierra untuk kembali duduk di sebelah nya. "Mereka terlalu sering mengerjai Daan. Makanya tiap kali bercandaan mereka terlalu berlebihan. Daan akan membalas dengan berlebihan juga hahaha..."
"Iya. Lebih baik kita mulai makan saja. Sierra sepertinya terlalu shock dengan drama buatan Ken." Ujar Sania dengan wajah penuh senyuman hangat. Dia bahkan mengambilkan Sierra piring dan mengisinya dengan beberapa makanan yang ada di depannya. Sontak Sierra langsung berdiri untuk menyambut piring yang di beri oleh ibu Tavish.
"Mari makan Sierra." Ajak Geraldino sambil mengangkat gelas minumannya yang berisi susu putih.
Rasa canggung, takut dan gugupnya mau tak mau sirna setelah melihat bagaimana lucunya keluarga Tavish. Dia juga tersenyum melihat kelakuan ayah Tavish yang sudah tua masih saja meminum susu putih seperti anak remaja.
Benar - benar keluarga yang unik.
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
RED: He is A Mr. Perfect (Revision)
RomansaA SERIES OF 'COLOR OF LOVE'. 1st Sequel 'RED' 2nd Sequel 'PINK' 3rd Sequel 'GREY' 4th Sequel 'BLACK' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Rank: #3 keinginan (16/09/2020)...