RED 80

9.2K 498 71
                                    

"Tujuan hari ini, let's find a place to eat." Ujar Sierra pada dirinya yang sudah siap untuk berpergian mengelilingi Tokyo.

Dia sudah reservasi hotel yang dekat dengan pusat kota supaya dirinya gampang untuk kembali ketika lelah berjalan-jalan. Sudah beberapa tempat Sierra jelajahi. Dan dia selalu takjub dengan keindahan negara ini. Makanan disini juga lumayan masuk di lidahnya. Setiap saat dia akan melihat dan mengunjungi tempat-tempat yang sudah di listnya.

Sierra memutuskan pindah dari tempat sebelumnya. Dia kini menginap di hotel yang menyediakan pemandangan kota Tokyo. Dengan kamar bergaya klasik Jepang. Kasur futon dan ada bathup air hangatnya.

Sederhana tapi sangat indah. Suasana tradisional ini yang sangat dia cari dan ingin dia rasakan.

Kini, Sierra sedang membuka peta wisata yang didapat ketika kakinya menginjak bandara Narita. Dia sudah mendapatkan kartu bus untuk memudahkannya berkeliling jika terlalu jauh untuk berjalan.

Tujuannya hari ini adalah mengelilingi Harajuku street yang sangat ramai dan jadi ciri khas Jepang. Disana Sierra mencicipi beberapa cemilan ringan sambil mencari oleh-oleh titipan Dino dan yang lainnya.

Setelah puas mengelilingi Harajuku, Sierra pergi ke daerah Shinjuku. Disana juga terdapat banyak tempat makan terkenal yang menyediakan banyak hidangan. Sierra ingin kesana dan mencicipi semuanya.

Ketika sampai di pusat makanan yang ada di daerah Shinjuku. Sierra langsung menuju ke toko makanan yang menjual ramen dengan rasa yang terkenal enak. Resto ini juga sudah dapat rekomendasi dari beberapa foodblooger.

"Konnichiwa!" Sapaan hangat seperti biasa jika memasuki restoran Jepang menyambutnya.

"Sumimasen, I'd like to order ramen, please?" Sierra mencampur bahasa Jepang dan Inggris untuk bisa berbicara.

"Oh! Ramen?" Tanya sang pelayan. Dia tidak terlalu tahu bahasa Inggris. Tapi ada kata ramen yang sempat didengarnya.

"Haik!"

"What ramen?"

"Beef please. And I'll have an ice tea, please." Sierra menunjuk menu pilihannya agar sang pramusaji paham pilihannya.

Sang pelayan mencatat semua pesanan Sierra sebelum dia kembali ke dapur untuk menyampaikan pesanannya.

Menunggu beberapa menit sampai akhirnya makanannya datang. Tatapan Sierra langsung berbinar. Hidangan ramen didepannya ini terlihat sangat enak dan menggiurkan. Rasanya perut Sierra langsung lapar seketika. Dan rasa ramen disini terlihat jauh berbeda dengan yang biasanya dia makan di Indonesia. Mungkin lebih otentik rasanya.

Tak hanya ramen, Sierra juga memesan beberapa jenis sushi untuk memuaskan rasa penasarannya akan seberapa enaknya makanan di restoran ini.

"Wuah! Enak banget." Pujinya begitu dia sudah menghabiskan makanan-makanan yang di pesannya.

Dia tidak tahu, jika sejak dirinya memasuki restoran. Ada seorang laki-laki yang menatapnya dengan wajah kagum. Laki-laki itu juga terpana dengan makanan yang dipesan oleh Sierra. Dia tidak menyangka jika ada wanita yang mau makan banyak tanpa khawatir akan berat badan mereka. Sierra justru terlihat menikmati makanan yang di belinya. Dan hal itu semakin membuat kagum sosok itu.

Dengan segala rasa penasaran dan tekad yang kuat. Laki-laki itu memilih untuk mendatangi Sierra.

"Sorry, do you mind if I join?" Suara serak di depannya membuat Sierra yang baru saja selesai mengupdate photo makanan yang baru di makannya teralihkan.

Dia menatap curiga dengan orang asing di depannya. Dia takut jika dirinya akan di tipu atau di manfaatkan.

Wajahnya sudah menunjukkan ketidaksukaan. Dan dia merasa terganggu dengan sosok asing itu. "Sorry. I'd like to be left alone." Balas Sierra datar dan cuek.

Laki-laki itu tersenyum. Dia tahu Sierra takut dengan dirinya yang muncul tiba-tiba.

"I am sorry. Aku tidak bermaksud untuk mengganggu atau menakuti mu." Laki-laki itu masih tetap berdiri di ujung meja.

"Saya hanya kagum dengan bagaimana cara anda menikmati makanan anda. Dan saya ingin berkenalan juga. Jika anda tidak keberatan." Tambahnya dengan senyuman.

Sierra menatap laki-laki ini dengan penuh selidik. Dia lumayan tampan. Bukan, sangat tampan untuk ukuran orang Jepang. Rambutnya yang panjang di ikat menjadi satu. Meskipun hanya memakai kaus putih dan dilapisi sweater hitam dengan celana begi. Pria itu cukup menarik. Tidak terlihat sebagai seorang penculik atau penjahat yang akan merampoknya. Lagi pula, bahasa Inggris yang dipakai pria itu cukup lancar. Setidaknya Sierra bisa meminta informasi darinya jika ingin pergi ke wisata di negara ini.

"Please have a seat."

Setelah mendapat ijin. Sang laki-laki langsung duduk. Dia tak lupa mengucapkan permisi dan terimakasih karena sudah diijinkan. Kini tangannya terjulur kedepan. "Saya ingin memperkenalkan diri. Nama saya Hiruto Masaki. Umur 30 tahun. Dan pekerja sebagai seorang penulis blog makanan."

Mendengar namanya, Sierra langsung mengambil handphonenya dan mengeluarkan satu blog yang di bawanya sebagai acuan untuk mendapatkan makanan enak selama di Jepang.

"Kamu tahu ini punya siapa? Kalau kamu penulis food blogger. Aku rasa kamu tahu."

Hiruto melihat artikel yang sudah sangat di hapalnya. "It's mine." Jawabnya dengan sedikit senyuman. Hiruto tidak percaya jika wanita yang baru di temuinya ini sedang membaca blognya. Kebetulan atau keberuntungan yang luar biasa.

"Wow! Saya masih belum percaya." Ia akhirnya melihat langsung penulis yang menulis artikel makanan enak di Jepang. Rekomendasi laki-laki didepannya ini memang tidak pernah gagal. Banyak orang yang sudah mengikutinya di blog itu. Bahkan setiap review yang dia berikan sudah dibaca ratusan ribu kali.

"Yes. Dan saya sangat senang karena anda tertarik dengan rekomendasi saya."

"Maka dari itu saya penasaran bagaimana wanita bisa makan sebanyak ini. Terlebih dia seperti bukan orang Jepang. Tapi, melihat mu makan disini dengan lahap. Saya cukup kagum." Sambungnya.

"Saya tidak pernah menahan diri untuk makan apapun. Dan menurut artikel ini. Ramen dan sushi disini sangat enak. Jadi saya coba sesuai dengan rekomendasi."

"Hasilnya?" Hiruto penasaran dengan penilaian Sierra akan rekomendasi nya. Jangan heran, Hiruto termasuk pria yang memiliki lidah sensitif. Jadi, ketika dia merasa makanan yang dijual enak. Dia sudah pasti akan merekomendasikannya.

Sierra tersenyum senang. "Luar biasa enak. Saya tidak kecewa datang kesini."

"Kalau begitu, saya senang mendengarnya. Dan kalau boleh tahu, bisa saya tahu nama mu? Kali saja kita bisa berteman." Kata Hiruto penuh harap.

Sierra sedikit menyunggingkan senyumannya. "Sebagai orang asing yang baru pertama kali bertemu, dan dengan berani menilai cara makan saya yang unik. Anda cukup luar biasa tuan Hiruto." Balas Sierra dengan dengusan geli.

Tapi wanita itu tetap mengulurkan tangannya. "Perkenalkan, nama ku Sierra. Orang Indonesia asli." Balasnya dengan bangga.

Dan sejak pertemuan di malam itu, Hiruto yang awalnya orang asing, kini berubah menjadi tour guide Sierra selama dirinya liburan di Jepang.

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang