RED 88

5.5K 339 15
                                    

Sierra tidak bisa mengelak untuk menghindari Tavish hari ini. Karena rapat sialan yang dikutuknya sejak tadi akan berlangsung sebentar lagi.

Setelah keluar dari kantor Mr. Bernand beberapa waktu lalu. Sierra berbincang dengan team pelaksana acara di Jepang dan team yang sudah dikirim dari perwakilan kantor pusat.

Beberapa agenda ada yang hampir sama dengan acara yang di adakan di Indonesia. Tapi, karena perbedaan bahasa. Sierra juga membutuhkan penerjemah sebagai sarana komunikasi antara wartawan dan penulis. Jadi, sekalian tadi dia bertemu dengan sang penerjemah yang tak lain adalah Hiruto. Dunia memang ternyata sesempit itu, batin Sierra.

Hiruto adalah salah satu penerjemah yang cukup terkenal di Jepang. Selain food dan travel blogger yang jadi sumber pekerjaannya. Penerjemah justru dilakukannya sebagai pekerjaan sampingan. Sierra cukup terkejut melihat pria itu datang dengan gaya cool khasnya. Beberapa karyawan wanita disini cukup banyak memuji ketampanan Hiruto yang sedikit berbeda dari paras orang Jepang aslinya.

"Hai! We meet again!" Sapaan hangat Hiruto begitu dia melihat Sierra didalam ruang rapatnya.

"Hai! Nice to know that I work with someone I know." Balas Sierra ramah.

"Thanks for the destiny." Kata Hiruto mencoba untuk menggoda Sierra. Pria yang sangat asik di ajak berbicara ini tidak membuat Sierra canggung dan kaku. Justru pembawaannya yang sangat ramah membuat mereka seperti teman lama.

"So, Saya harap kita bisa bekerjasama dengan baik di acara nanti."

"We'll see about that."

Setelah acara temu singkat Sierra dan Hiruto. Wanita itu juga sedikit membahas masalah yang akan dia sajikan di depan bos besar mereka. Karena sebagai ketua acara, mau tak mau Sierra harus mempresentasikan hasil rapatnya nanti.

"Ok! Semoga bos besar gak komplain dengan rapat kali ini. Semangat guys!"  Katanya ketika selesai menutup rapat dengan teamnya. Seluruh team merasa bersemangat karena aura penuh semangat yang Sierra kelurkan.

Hiruto yang duduk di ujung kursi memperhatikan bagaimana cara Sierra memimpin rapat dan memberikan arahan pada anak buahnya. Tentunya Sierra terlihat cukup mengagumkan di matanya. Sejak tadi aura cantik dan percaya diri Sierra terlihat memancar.  Hal yanh bisa membuat senyum Hiruto berkembang.

^^^

"Baik. Rapat kali ini saya buka untuk membahas perihal acara meet and greet penulis besar kita Ms. Nadine." Sierra berdiri di depan dengan kegugupan yang berhasil di tutupinya. Di depannya sekarang ada sang mantan, a.k.a bos besar yang sedang menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa dijelaskan olehnya. Dan si penulis centil yang sejak tadi selalu mencoba menarik perhatian mantannya. Lupakan, Sierra!

Sierra juga merasa jika sejak tadi Hiruto selalu menatap ke arahnya. Lengkap dengan senyuman anehnya. Sierra sudah kesal sejak tadi karena tingkah aneh pria itu. Tapi biarkan sajalah. Dia mau semua ini cepat selesai. Jadi ayo selesaikan.

Sierra sedikit menarik nafasnya kemudian dia keluarkan lagi dengan pelan. Fokus Ra! Yuk bisa yuk!

"Jadi, untuk acara kali ini. Karena disini kita juga akan bertemu dengan salah satu sutradara yang waktu itu tertarik untuk menjadikan novel Ms. Nadine sebagai salah satu filmnya. Jadi, sesi meet and greet kali ini juga sekalian membahas perihal keduanya. Akan ada beberapa wartawan berita dari Jepang. Karena itu disini kita memiliki seorang penerjemah yang sudah siap membantu. Mr. Hiruto. Terimakasih atas waktunya. Dan semoga kita bisa bekerja sama dengan baik kedepannya." Sierra menunjuk Hiruto yang sejak tadi tersenyum padanya. Hingga tepukan disebelah pria itu menyadarkannya.

"Ya. Saya." Katanya sedikit terkejut. Hiruto tidak tahu jika sejak tadi dirinya melamun karena menatap Sierra. Tanpa sadar semua orang di dalam rapat itu tersenyum meledek. Tapi hanya satu orang yang menatap tingkah aneh pria itu dengan wajah datar dan penuh amarah. Meskipun hal itu masih bisa dia tutupi dari orang lain.

Tavish menatap Hiruto sejak tadi menatap Sierra dengan tatapan penuh pemujaan dengan tajam. Siapa dia? Berani-beraninya!

Tavish tidak tahu jika akan ada pria yang terang-terangan seperti ini berniat merebut wanitanya. Tidak bisa di biarkan. Dia melihat semua gerak-gerik itu. Pandangan Hiruto, senyumannya kepada Sierra dan segala keakraban mereka berdua. Membuatnya tidak suka.

Apa-apaan sikap kurang ajarnya itu! Kenapa dia menatap Sierra seperti itu!

"Pak! Ada yang ingin disampaikan?" Tanya Mr. Bernand yang sejak tadi menatap bosnya dengan sebuah senyuman tipis. Dia tahu bos besarnya ini sedang cemburu. Romansa anak muda, batin Mr . Bernand.

"Bisa saya bicara berdua dengan ketua tim ini? Saya rasa ada hal yang harus saya tambahkan." Kata Tavish tiba-tiba. Ucapannya itu langsung membuat atensi Sierra mengarah padanya. Wanita cantik itu menatap Tavish dengan tajam.

Mau apalagi kamu?

Sierra terlihat tidak terima dan keberatan. Tentunya hal itu tak luput dari pandangan Tavish. Dan satu sosok lagi yang sedang tersenyum simpul ke arah keduanya.

"Maaf pak. Anda bisa mengatakannya di dalam rapat ini saja jika ada tambahan." Balas Sierra dengan nada formal tapi cukup jutek. Beberapa orang bahkan menahan nafasnya mendengar ucapan ketus ketua tim mereka. 

"Saya rasa itu pilihan saya sebagai pemimpin perusahaan ini. Dan saya harap anda harus mematuhinya." Kata Tavish dengan tegas.

Sierra berdecak kesal. Pria ini sudah pasti akan mencari celah untuk bisa berbicara dengannya. Sampai harus dengan cara seperti ini. Benar-benar menjengkelkan.

"Baik pak." Akhirnya hanya kata itu yang bisa dikeluarkannya.

"Baiklah. Kalau begitu rapat ini selesai. Kalian bisa kembali untuk mengurus acara nanti." Kata Tavish menutup rapat hari ini. Ada senyuman kecil tersungging di bibirnya.

Pria itu berdiri dan menatap Sierra yang kini sedang berbincang kecil dengan sang penerjemah berwajah cantik itu. "Kamu!" Panggilnya kepada Sierra.

Dengan tatapan malas Sierra menatap Tavish. "Ikut saya! Sekarang." Ucapnya dengan tegas. Kakinya melangkah ke pintu keluar sambil menyuruh Sierra untuk ikut keluar bersamanya.

Huh! Tidak akan ada kesempatan untuk pria berwajah cantik itu!

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang