RED 45

10.4K 544 1
                                    

"kamu apain mereka tadi?" Tanya Sierra sambil memberikan teh hangat untuk Tavish yang saat ini sedang duduk di ruang santai. Pria itu sudah mengganti bajunya yang basah karena habis menghukum Joshua dan Kennathan. Benar - benar kejam! Tavish tidak pernah bercanda jika sedang membalaskan dendamnya karena keusilan kedua sepupunya itu.

"Ku dorong ke kolam renang." Balasnya enteng. Kedua bola mata Sierra melebar. "Apa?!"

Tavish meminum teh hangatnya terlebih dulu. Setelah beberapa tegukan. Dia meletakkan lagi teh itu ke atas meja. Kini dirinya duduk menghadap Sierra yang masih menatap nya dengan wajah terkejut. Tavish mengelus pipi Sierra yang terlihat chuby. Dia senang sekali memegang pipi tembam itu.

Sangat menggemaskan.

"I just threw them to the pool."

"Kenapa harus di dorong ke kolam? Kamu kok jahat? Nanti kalau mereka kenapa-kenapa gimana?"

Lihatlah, Sierra bahkan masih mengkhawatirkan kedua sepupu bodohnya itu. Setelah tadi dirinya di kerjai habis habisan.

"Karena aku tidak suka kalau mereka memperlakukan kamu serendah itu."

Tatapan Tavish melembut memandang kedalam kedua mata hitam milik Sierra.

"Tapi kan cuma bercanda."

Tuk! "Auch! Kok jidat aku di sentil?!" Sierra mengelus dahinya yang sedikit sakit karena sentilan Tavish.

"Karena kamu tuh enggak peka."

Dahi Sierra mengerut. Tahu dari mana lagi Tavish kata - kata itu. "Kamu pasti di kasih tahu Anna lagi kata itu." Tebak nya yang langsung di benarkan oleh Tavish.

"Emang apa yang buat kamu bilang kalau aku gak peka?" Usapan di dahi Sierra kini di gantikan oleh elusan lembut dari tangan Tavish.

"Sakit banget ya?"

"Iya lah! Pake nanya lagi!" Semburnya langsung. Tavish tertawa karena mendapat amukan Sierra lagi. Senang sekali melihat pacarnya ini marah. 

"Kamu itu enggak peka kenapa aku sampai marah sama kedua bocah usil itu."

"Ya apa yang gak pekanya?" Tanya Sierra ngotot.

Sekali lagi Tavish menyentil dahi Sierra. "Auch! Sakit tahu!" Sierra memukul dada Tavish melampiaskan kekesalannya. "Nih! Rasain!"

Bugh! Bugh! Bugh!

"Sakit Ra! Kok kamu mukulnya lebih banyak?" Tavish sengaja membuat wajah pura - pura memelas.

"Kenapa? Kamu mau balas?" Tantang Sierra. Kepala Tavish langsung menggeleng. "Mana tega aku pukul kamu." Kata dia sambil mengelus kepala Sierra.

"Cih! Mana tega? Terus apa yang barusan kamu lakuin sama dahi aku? Huh?"

Tavish hanya bisa tersenyum kaku. "Abis kamu bikin aku gemas."

"Kalau gemas itu disayang, bukan di sentil begitu. Emang kamu pikir gak sakit apa?"

Suasana yang tadinya santai entah kenapa tiba-tiba menjadi panas. Sierra mulai terbawa emosi karena masalah kecil.

"Kok jadi marah? Aku kan enggak bermaksud sentil kamu beneran."

"Terus kenapa? Aku enggak boleh marah?" Mata wanita itu melotot sempurna untung menantang Tavish.

Wanita kalau marah memang menyeramkan, batin Tavish.

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang