Sudah seharian Sierra sibuk mengerjakan ulang design dan juga layout sesuai dengan pilihan yang akhirnya di pilih oleh Nadine. Dia juga kembali mengecek ulang setiap kata, kalimat, tanda baca, dan apapun yang ada di dalam novel itu dengan sangat teliti. Entah untuk yang keberapakalinya. Mengingat dia kerja di sebuah perusahaan yang mengutamakan kesempurnaan akan setiap buku yang di cetak dan di terbitkan di perusahaan ini.
Meskipun dia memiliki status yang bukan hanya seorang karyawan, tapi juga merangkup sebagai seorang pacar sang pemilik perusahaan. Sierra tetap seratus persen profesional dan tak menelantarkan pekerjaan nya dengan begitu saja.
Bekerja di The Real-ist adalah salah satu impian Sierra sejak dulu. Mengambil dua jurusan Sastra Indonesia dan Sastra Inggris di dua kampus berbeda adalah tujuan nya. Sierra yang selalu menyukai hal - hal berbau seni, dan literatur tidak pernah merasa lelah mengambil dua jurusan itu. Dan Sierra sangat menyukai pekerjaan nya ini meskipun dia memiliki bos yang sangat perfectionist dan juga klien yang menjengkelkan karena banyak mau. Hal itu sudah menjadi santapannya selama bekerja sebagai editor disini.
Saat ini, Sierra masih terus fokus bekerja sampai dia sendiri bahkan tidak tahu jika jam pulang kantor sudah selesai dari tiga puluh menit yang lalu. "Ra!" Panggilan Dino yang kesekian kalinya kini bisa membuat fokus wanita itu buyar.
"Eh! Udah jam pulang ya?" Sierra melirik ke meja yang lain dimana sudah pada kosong dan rapi.
"Udah 30 menit yang lalu kali!" Sewot Dino.
"Lah lo kenapa belum pulang?" Tanya Sierra sambil merapikan meja kerjanya dan mematikan komputer nya. "Nunggu lo lah!"
"Kenapa?"
Dino berdecak kesal. "Lo kan tahu gaji gua di potong. Jadi ya gua numpang makan. He...he...he..." Cengiran konyol itu sangat menggelikan di mata Sierra.
"Kenapa gak bilang dari tadi pagi? Gua belum belanja." Keluh Sierra sambil berjalan ke arah lift diikuti Dino. Mereka berdua memasuki lift tanpa menyadari jika Tavish sejak tadi menatap keduanya dengan tatapan dingin.
^^^
Di sepanjang jalan memilih menu makan malam kali ini, Sierra di temani oleh Dino. Sahabatnya yang tidak tahu diri itu sejak tadi terus saja memasukkan berbagai jenis bahan makanan, dan cemilan ke dalam keranjang belanjaan Sierra. Di belakang nya Sierra yang terlihat kesal sejak tadi hanya di acuhkan nya.
"Heh! Lo kalo mau numpang makan ya gak usah bikin gua bangkrut juga!" Dia melihat Dino yang berniat memasukkan satu bungkus lagi ikan Tuna yang harganya cukup mahal ke dalam keranjang nya. Dino bahkan sudah memasukkan beberapa daging sapi dan ayam tadi.
"Hehehe ... Gua butuh gizi Ra. Ini juga buat persiapan lo di apart kok."
"Ck! Ini boros namanya! Balikin!" Sierra menaruh kedua tangannya di pinggang sambil menatap Dino galak.
"Kalau kayak gini gua gak mau masakin lo!" Setelah Sierra memberikan peringatan dengan wajah garang. Dino pasrah. Dia meletakkan kembali ikan tuna dan daging sapi yang tadi di ambilnya.
Mereka kembali lagi jalan ke arah sayuran. Keduanya belum menyadari jika sejak tadi, tatapan tajam Tavish tidak pernah pergi dari hadapan keduanya. Wajahnya memerah dan tangannya terkepal menahan emosi. Tavish mengikuti Sierra dan Dino sejak mereka keluar dari kantornya. Ada gemuruh yang tidak mengenakkan di dadanya saat ini.
Dia tidak suka kedekatan Sierra dan karyawan ceroboh itu. Sierra terlihat dekat sekali dengan pria itu. Bahkan mereka berjalan beriringan. Seperti sepasang kekasih.
Apa Sierra lupa jika dirinya punya pacar? Apa karena Sierra masih ingin dekat dengan pria lain makanya dia masih menutupi hubungan mereka?
Kepala Tavish rasanya mau pecah. Baru kali ini dia merasa sakit hati. Dulu, dia selalu berfikir jika pacaran itu hal yang melelahkan, tidak penting, dan mengganggu fokus dan pikiran nya. Hanya saja sejak bersama Sierra, Tavish merasa bahagia. Dia merasa Sierra tepat untuknya. Tapi melihat kedekatan Sierra dan karyawan ceroboh itu membuat Tavish menanyakan lagi pikiran nya akan hubungan ini. Apa dia sudah benar mengambil langkah untuk memulai suatu hubungan saat ini?
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
RED: He is A Mr. Perfect (Revision)
RomanceA SERIES OF 'COLOR OF LOVE'. 1st Sequel 'RED' 2nd Sequel 'PINK' 3rd Sequel 'GREY' 4th Sequel 'BLACK' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Rank: #3 keinginan (16/09/2020)...