"Bodoh! Bodoh! Bodoh!" Sierra mengutuk dirinya yang bertindak ceroboh. Mau taruh dimana mukanya jika nanti dia melihat bosnya. Astaga!
"Kenapa bisa kamu ... argh!" Sierra menutup wajahnya dengan bantal supaya suara teriakannya tidak terdengar sampai keluar.
Ya tuhan. Betapa malunya aku.
Mengingat kembali kejadian paling bodoh yang baru saja dilakukan Sierra. Benar-benar membuatnya sangat malu luar biasa. Bagaimana bisa dia tidak melihat jika jaraknya dan Tavish begitu dekat. Hingga dia tidak tahu jika bibirnya tanpa sadar sedikit menyentuh bibir Tavish yang tepat berada di depannya saat itu.
"Argh...!"
"Gimana caranya aku ketemu dengan bos diktator itu besok pagi? Argh! Malunya. Mau taruh dimana muka ku" Sierra mengacak rambutnya kasar. Sampai dia berhenti dari kegiatan gilanya dan duduk tegak.
"Act cool, Sierra. Anggap aja kejadian itu gak sengaja. Kalau bos tanya pura - pura gak dengar." Kata hatinya yang lain mencoba menguatkan.
"Argh! Tapi gimana besok kalau Tavish natap aku dengan tatapan aneh nya? Dia pasti pikir aku wanita mesum."
"Act cool,Sierra! Act cool!" Tingkah Sierra terlihat seperti orang gila. Sebentar - sebentar menjerit, sebentar-sebentar tenang. Semalaman dirinya terus memikirkan kejadian memalukan itu. Hingga Sierra kurang tidur dan membuat kedua matanya memerah.
"Kamu harus bersikap normal Sierra. Jangan sampai bayangan itu membuat mu terlihat buruk di mata seorang Tavish." Sierra menyemangati dirinya sendiri sebelum dia bersikap masa bodo ketika bertemu Tavish besok.
^^^
Dikamarnya yang gelap. Kini seorang Tavish berbaring dengan pandangan menghadap ke langit - langit kamarnya. Dia terus memegang bibirnya seolah - olah kembali merasakan rasa Sierra yang ternyata masih membekas.
Ciuman itu jelas masih membekas di bibir Tavish. Adegan tidak sengaja yang semalam dilakukannya dengan Sierra tentu saja membuat gairah seorang Tavish muncul untuk kedua kalinya.
Bodoh!
Ini baru pertama kalinya dia merasa sangat menginginkan lagi bibir manis merah muda milik Sierra. Walau hanya ciuman singkat dan tak di sengaja. Tapi entah kenapa rasanya membuat Tavish ketagihan.
Gila. Benar - benar gila.
Dia tidak menyangka di umurnya saat ini. Tavish baru merasakan hal yang luar biasa. Seperti anak remaja saja, Batinnya. Kembali mengingat ucapan Annastasha. Dia mungkin akan menjadi bucin jika mengenal cinta. Tapi, apa mungkin Sierra orangnya?
Tavish menggelengkan kepalanya. "Tidak. Tidak mungkin wanita ceroboh dan suka membantah itu." Elaknya.
Selama ini hidupnya selalu datar. Tavish belum mengenal apa itu cinta sampai umurnya sudah menginjak tiga puluh tahun. Dia selalu sibuk dengan bisnis dan keluarga. Menurutnya itu nomor satu. Sampai - sampai dia lupa jika dia juga membutuhkan seorang wanita di dalam hidupnya.
Hingga seorang Sierra yang membuat detak jantungnya terasa berbeda. Dan Tavish masih belum mengetahui jika itu adalah tanda dari adanya rasa yang mulai tumbuh untuk salah satu editor yang bekerja di bawah perusahaannya.
"Sial Sierra! Kenapa kamu mengganggu konsentrasi ku!" Geramnya sambil mengacak rambutnya dengan kasar. Tak jauh dengan kondisi Sierra yang terus bertingkah gila karena ulahnya tadi. Tavish pun merasakan hal yang sama. Bedanya, Sierra yang merasa dirinya tak akan punya muka lagi jika berhadapan dengan Tavish. Tavish justru entah kenapa menginginkan kejadian tadi kembali terulang lagi.
Otak Tavish sepertinya tidak bekerja dengan sempurna kali ini. Seperti moto hidupnya. Baru kali ini Tavish merasa otaknya sungguh jauh dari kata sempurna.
Semalaman tidurnya tidak nyenyak. Tavish selalu membayangkan rasa bibir itu. Hingga saat ini matanya juga terlihat memerah karena kurang tidur.
"Sebaiknya aku mandi dan menjernihkan kepala. Ini benar - benar tidak masuk di akal!" Tavish melepaskan seluruh pakaiannya dan masuk kedalam kamar mandi.
Siraman air dingin sedikit bisa menghilangkan rasa aneh yang sejak tadi malam mengganggunya. Dia terus mendiamkan kepalanya di bawah kucuran air, mencoba menyadarkan dirinya sebelum nanti bertemu dengan Sierra.
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
RED: He is A Mr. Perfect (Revision)
RomanceA SERIES OF 'COLOR OF LOVE'. 1st Sequel 'RED' 2nd Sequel 'PINK' 3rd Sequel 'GREY' 4th Sequel 'BLACK' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Rank: #3 keinginan (16/09/2020)...