Satu hal yang Tavish yakin jika kini ada perubahan di dalam dirinya. Rasa yang baru pertama kali Tavish rasakan. Memikirkan seorang wanita untuk pertama kalinya. Gila? Sepertinya memang iya. Dia sedang gila saat ini.
Sierra.
Benar. Wanita itu sudah membuat dirinya berubah. Entah karena apa. Sosok Sierra memicu sesuatu yang belum pernah Tavish tunjukkan untuk orang lain sebelumnya. Sesuatu yang di rasakan Tavish, yang dia yakinin bukanlah sifat aslinya. Hidupnya selama ini datar. Tidak pernah sekalipun jantung Tavish berdetak kencang melihat seorang wanita sebelum. Hanya Sierra. Dan baru Sierra yang bisa membuatnya seperti ini. Perasaan aneh ini cukup mengganggunya. Tapi bukan dalam arti yang buruk.
"Apa wanita itu sudah berangkat?" Tanyanya di telepon dengan seorang yang bertugas didalam jetnya.
"Sudah tuan. Apa anda ingin berbicara dengan nya?"
"Tidak perlu. Apa dia membawa kopernya?"
"Iya tuan. Nona Sierra membawa satu koper kecil bersamanya. Anda yakin tidak ingin berbicara dengannya langsung?" Kata sang petugas pramugara itu lagi.
"Hmm... tidak. Memangnya dia sedang apa?" Kali ini Tavish merasa dirinya pasti terdengar sangat bodoh. Tidak pernah dia memiliki rasa penasaran yang sangat dalam seperti ini terhadap seorang wanita.
"Sedang tidur tuan."
"Apa!" Sungguh santainya wanita itu. Disini dia menunggu hingga tidak bisa tertidur. Tapi Sierra justru terlihat sangat mudah tertidur.
"Tuan, apa perlu saya bangunkan? Sepertinya anda terdengar ingin berbicara dengannya." Saran sang pramugara lagi.
"Tidak. Bilang padanya untuk cepat kemari. saya sudah menunggunya."
"Baik tuan. Tapi pesawat ini sudah memiliki batas kecepatan yang di anjurkan. Dan saya yakin jadwal tiba pun hampir sama."
Bodoh. Kenapa justru aku terdengar sangat bodoh sekarang. Oh astaga! Apa yang terjadi dengan otak mu, Daan!
"Hmm. Kamu berani menjawab saya?"
Sang pramugara itu terdengar takut sekarang. "Maaf tuan. Saya salah."
Jelas! Kamu salah! Karena berhasil membuatku terlihat sangat bodoh.
"Saya tutup. Bilang pada wanita itu untuk tidak tertidur nyenyak dan segera bertemu dengan saya setelah sampai."
"Baik tuan."
Setelah Tavish menutup sambungan teleponnya. Dia mengacak rambutnya dengan kasar. "Astaga! Tavish! Bersikaplah seperti biasa. Kamu baru saja terdengar sangat bodoh!"
"Huh! Ini semua gara - gara wanita itu. Aku harus segera menghukumnya begitu dia sampai disini."
^^^
Ketika suara mobil miliknya yang menjemput Sierra sampai di depan rumah orang tua Tavish. Tavish untuk pertama kalinya berdiri di depan pintu rumahnya dan menyambut Sierra. Meskipun dengan wajah datar.
Sierra yang baru turun terlihat begitu akrab dengan Stuart, supir pribadi keluarganya. Sierra bahkan memukul-mukul lengan Stuart dengan santai.
Apa-apaan tingkahnya itu? Berani nya dia membuatku marah!
"Ehem!" Deheman Tavish mengejutkan kedua insan yang seolah sudah tampak akrab seperti teman lama.
"Oh! Morning Pak." Sapa Sierra dengan senyuman hangatnya.
Tavish masih memberikan tatapan datarnya kepada Sierra dan Stuart.
"Bisa kamu sedikit lebih cepat Sierra! Kamu sudah membuang waktu saya dengan melihat mu tertawa tidak jelas."
Sierra memayunkan bibirnya. Baru saja datang sudah kena semprot. Memang bos diktator.
"Iya pak." Sierra langsung mengambil kopernya yang masih di pegang Stuart.
"Thanks Stu. Nanti kita jalan - jalan ya. Sebagai traktiran ku karena kamu sudah baik padaku."
Stuart tersenyum. "Tentu Sierra."
Kedua mata Tavish membulat. Dia terlihat marah mendengar jika Sierra akan menghabiskan waktu nya dengan Stuart.
Lihat saja kamu nanti. Aku tidak akan memberikan kamu waktu luang.
"Stuart! Kamu boleh pergi!" Usir Tavish pada supir pribadi keluarganya itu.
Stuart membungkuk dan pamit. "Baik tuan. Kalau begitu saya permisi dulu."
Dia melihat Sierra dan Stuart seperti memberikan kode rahasia. Dan hal itu membuat Tavish semakin kesal.
"Sierra! Cepat masuk!"
Sierra yang terkejut karena bentakan Tavish langsung menundukkan kepalanya takut. "Baik pak."
Disatu sisi, Tavish yang melihat Sierra terlihat takut justru membuatnya senang. Sierra yang takut padanya membuat wanita itu terlihat semakin lucu.
"Cepat! Lama sekali jalan mu!"
"Iya pak. Saya kan angkat koper dulu."
Tanpa aba - aba, Tavish langsung mengangkat koper Sierra melewati tangga dan membawanya masuk kedalam rumah. Meninggalkan Sierra yang terheran-heran akan aksi tiba-tiba bosnya.
"Bos aneh!" Gumam Sierra yang kini mulai mengikuti langkah Tavish masuk ke dalam mansion-nya yang besar.
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
RED: He is A Mr. Perfect (Revision)
RomanceA SERIES OF 'COLOR OF LOVE'. 1st Sequel 'RED' 2nd Sequel 'PINK' 3rd Sequel 'GREY' 4th Sequel 'BLACK' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Rank: #3 keinginan (16/09/2020)...