Hari ini Tavish akan mencoba untuk kembali mencari kesempatan mendekati Sierra. Biarkan wanita itu akan menilainya seperti stalker. Asalkan ada kesempatannya untuk bisa berbicara padanya meskipun sebentar saja. Tavish sudah bersiap untuk acara hari ini. Katanya akan ada rapat dengan penulis dan team acara.
Ini kesempatan emas!
Karena Tavish yang dulu memegang projek Nadine. Jadi, dia juga di undang untuk ikut rapat. Dengan kata di undang yang memiliki arti lain yaitu terpaksa karena kehadirannya yang tiba-tiba. Semua yang sebelumnya sudah dirasa cukup sempurna dalam persiapan acara oleh seluruh staff perusahaan. Kini kembali harus di cek ulang menuju ke tahap sempurna sesuai dengan motto perusahaan milik Tavish.
Mr. Bernand, yang seharusnya jadi penanggung jawab acara selama di Jepang harus menyerahkan posisi itu kepada sang bos besar. Pagi ini Mr. Bernand bahkan mengiriminya memo sebagai pengingat untuk rapat. Lengkap dengan catatan jika bunga tulip kuning yang di pesan Tavish semalam sudah di terima Sierra.
Sempat Tavish berharap jika Sierra akan sedikit senang menerimanya. Karena dia yakin arti tulip itu sendiri. Tapi, melihat bagaimana dinginnya sikap wanita itu tadi pagi saat bertemu dengannya. Tavish merasa jika dia harus berusaha ekstra untuk mendapatkan maaf dari Sierra.
Di pagi sebelum pertemuan dengan sang mantan kekasih. Sierra sempat terkejut dengan hadiah itu. Satu buket bunga tulip kuning lengkap dengan surat yang berisi permintaan maaf dan sebuah kesempatan untuk bisa berbicara kembali dengannya. Dia sempat juga melihat inisial nama D di bawah surat nya. Tapi, meskipun terkejut dan bisa menebak darimana bunga itu berasal. Sierra tetap bersikap biasa saja. Dia tidak mau terjebak kembali ke rasa sakit yang sudah bersarang di hatinya. Dan sikapnya itu berhasil dia tunjukkan ketika tanpa sengaja bertemu dengan sang pematah hati.
^^^
Setelah memakan waktu beberapa menit jalan kaki dari hotel ke kantor cabang The Real-ist. Sierra langsung di panggil ke ruangan Mr. Bernand karena pesan dari sekertaris pria tua itu yang tadi pagi sempat di kirim untuknya.
"Good morning, Sir." Sapa Sierra setelah sekertaris Mr. Bernand menyuruhnya masuk.
"Oh! Sierra! Morning! Bagaimana pagi mu? Apa sudah siap untuk bekerja?" Mr. Bernand langsung menyambut Sierra dengan penuh semangat. Ada kernyitan aneh di kening Sierra akan sikap bos nya yang satu ini. Tapi, dia tidak mau ambil pusing akan hal itu.
Sierra langsung memilih duduk di sofa yang sudah diijinkan oleh Mr. Bernand.
"Pagi saya baik Sir. Saya sudah siap untuk membantu team dalam menyukseskan acara The Ocean Lady."
Ada senyuman bangga dan juga senang di wajah Mr. Bernand. Disatu sisi, dia bangga karena kinerja Sierra yang luar biasa dalam projek besar ini. Kedua, dia senang karena wanita seperti Sierra bisa membuat seorang Tavish Daan belingsatan karena perasaan bersalah. Hanya wanita luar biasa yang bisa menarik hati bos dingin itu. Dan Mr. Bernand yakin jika Sierra adalah sosok dengan kepribadian itu.
"Bagus kalau begitu. Oh iya, begini. Saya disini ingin memberi tahu kamu kalau misalnya kamu akan di pindah ke apartemen kantor."
"Bagaimana Sir?" Apalagi ini?
Mr. Bernand menjelaskan alasannya. "Karena kamu kan masih karyawan kantor. Terlebih apartemen itu di fungsikan untuk karyawan kantor pusat. Dan juga, jarak kantor dan apartemen hanya tinggal turun ke lantai bawah. Jadi lebih dekat dan praktis."
"Kalau misalkan kantor keberatan dengan biaya saya selama tinggal di hotel. Saya bisa membayar sendiri Sir." Sierra masih kekeh menolak. Kenapa? Karena dia yakin jika ini pasti ada hubungannya dengan kedatangan pria itu.
"Bukan. Bukan. Ini murni karena memang fasilitas kantor harus memberikan yang terbaik untuk karyawan. Jadi, sebaiknya kamu bersiap untuk pindah hari ini. Kamar kamu sudah di siapkan." Balas Mr. Bernand dengan lugas.
Sierra masih merasa tidak enak. "Saya disini hanya sebentar Sir. Dan tugasnya cuma membantu memastikan jika acara nanti lancar."
"Justru itu kita tetap harus memperlakukan karyawan kantor dengan lebih baik. Kamu sudah jauh-jauh datang kesini. Dan harus menerima fasilitas terbaik."
"Baiklah Sir. Ada lagi yang mau di bahas Sir?" Di dalam hatinya Sierra sudah menggerutu. Ikuti saja katanya biar cepat.
Senyuman merekah dari Mr. Bernand. "Ada. Hari ini kita rapat dengan bos besar." Sebuah seringai kecil muncul di bibir pria tua itu. Dia ingin tahu bagaimana reaksi wanita muda yang sedang menjadi pemeran utama di dalam kisah cinta bosnya.
Deg! Jantung Sierra berdetak cepat.
"Bagaimana Sir?"
"Hari ini, bos besar datang untuk ikut rapat dengan kita. Dan saya mau kamu membantu team untuk presentasi terkait progres acara kita nanti."
Sial! Ternyata pagi tadi bukan pertemuan terakhir.
Sierra takut jika hatinya akan sakit lagi kalau bertemu dengan Tavish. Tadi pagi saja masih meninggalkan jejak di hatinya. Bagaimana jika ditambah ini lagi? Dia rasa dirinya akan kembali menangis semalaman.
Bodoh! Kamu harus kuat Sierra. Jangan lemah!
"Baik Sir. Kalau begitu saya permisi dulu. Saya ingin mempersiapkan rapat dengan team saya dulu." Wajah Sierra sudah terlihat pasrah dan itu bisa menjadi laporan untuk bosnya.
"Bagus. Lakukan yang sempurna Sierra. Seperti motto perusahaan kita." Sahut Mr. Bernand dengan penuh semangat. Dia tidak tahu saja jika wajah Sierra sudah memucat dan dahinya sudah keluar keringat dingin.
Sempurna?! Huh! My ass!
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
RED: He is A Mr. Perfect (Revision)
RomanceA SERIES OF 'COLOR OF LOVE'. 1st Sequel 'RED' 2nd Sequel 'PINK' 3rd Sequel 'GREY' 4th Sequel 'BLACK' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Rank: #3 keinginan (16/09/2020)...