RED 51

9.2K 451 1
                                    

Setelah sampai di Indonesia. Sierra langsung kembali ke kehidupan biasanya. Sempat ada beberapa teman satu devisinya yang menanyakan ada cerita apa saja di balik kepergian tiba - tiba Sierra ke Singapura. Tidak ada yang tahu jelas beritanya. Hanya Dino yang mendapat kebenaran cerita itu. Dan untungnya, sikap bodoh dan kepo Dino bisa sedikit membantu Sierra membungkam mulut-mulut netijen fans garis keras Tavish di kantor. Grup itu datang bergerombol mendekati Sierra ketika melihat wanita itu makan di kantin bersama Dino. Karena merasa jengah akan mulut-mulut negatif mereka. Dino membantu Sierra memberikan alasan kepergiannya menyusul Tavish ke Singapura.

"Ck! Bisa gila gua tiap hari dapet teror mulut si Nanda dan geng-nya itu." Kata Sierra dengan kesal begitu dirinya baru duduk di kursi kerjanya.

"Kenapa lagi mereka?" Dino yang sudah melihat wajah kusut Sierra memasuki kantor langsung berinisiatif memberikan kopi botol kemasan kesukaan Sierra.

Sierra membuka kopi botol kemasan itu dengan kasar dan meminumnya seperti orang kesetanan.

Tak!

Dia meletakkan botol itu di atas meja dengan kasar hingga beberapa tetes kopi tumpah ke atas tangan dan mejanya. Dino yang gesit segera mengambil tisu dan mengelap meja itu dengan inisiatif nya. Dia juga memberikan Sierra tisu untuk mengelap tangannya.

"Seenaknya dia bilang gua kegatelan godain si bos. Dia bilang disana gua jual diri supaya bisa masuk ke dalam keluarga nya. Gila!"

"Kenyataan nya kan enggak begitu. Lo pacar nya si bos sekarang." Kalimat terakhir di ucapkan Dino dengan pelan ke arah kuping Sierra.

"Jadi menurut gua, Lo gak usah ambil pusing omongan gak ada isi mereka. Lo jelas beda level sama mereka sekarang."

Sierra masih tetep kesal. Ini bukan yang pertama kalinya. Sejak dirinya kembali masuk kantor hingga satu minggu sudah sejak kepulangan nya. Sierra selalu mendapat komentar pedas dan nyinyiran fans club' Tavish. Semula dirinya menahan untuk tidak peduli. Tapi makin lama ucapan mereka semakin menjadi. Bisa gila jika Sierra harus dihadapi oleh kejadian memuakkan itu terus. Belum lagi pekerjaannya semakin menumpuk ulah Tavish.

"Katanya anak kuliahan, kerja di perusahaan bagus dan berbobot. Tapi kenapa kelakuan kayak orang gak pernah makan bangku pendidikan. Bikin malu!" Balas Sierra ketus. Dia membalikkan tubuhnya kearah monitor dan menghidupkan komputer nya dengan sedikit kasar.

"Jangan galak - galak. Kalau sampai tuh komputer rusak. Lo makin pusing mikirin uang buat ganti rugi. Mending alihin kekesalan lo ke hal yang lain."

Baru beberapa detik mulut Dino memberikan saran. Kini tangannya sudah menjadi samsak Sierra meluapkan kekesalannya. "Argh! Sakit! Lo gila ya!" Dino mengelus lengan nya yang baru saja mendapat pukulan serta cubitan maut Sierra.

"Dari pada komputer rusak dan gua ganti rugi. Mending gua cari pelampiasan lain. Gua hanya ngikutin saran Lo." Balas Sierra cuek dan kembali bekerja seperti tak terjadi apa - apa.

"Nyesel udah kasih saran begitu." Batin Dino yang kini hanya bisa pasrah kembali bekerja sambil mengelus lengan nya yang baru saja mendapat penganiayaan.

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang