RED 60

8.2K 379 1
                                    

"Cepet buka pintunya!" Perintah Sierra ketika Dino masih asik memakan yuppi yang tadi di belinya. Pria dewasa yang jika melihat yuppi pasti akan seperti anak kecil.

"Ck! Sabar. Ini satu lagi nempel di tempat nya." Sierra berdecak kesal. Dia melihat Dino yang kesusahan mengambil yuppi berbentuk pizza dari bungkusnya.

"Lagian makanan lo kenapa kayak bocah! Udah buruan! Keburu malem!" Dengan kesal Sierra menendang-nendang kaki Dino. Kedua tangannya sibuk membawa barang belanjaan. Sedangkan kunci sejak tadi di pegang Dino. Pria itu meminta nya ketika mereka memasuki lift. Dan sekarang, melihat Dino yang masih asik memakan yuppi sepanjang jalan membuat Sierra terus menggerutu kesal karena pria itu sama sekali tidak membantunya.

"Iya! Tuh! Silahkan masuk tuan putri." Dino mempersilahkan Sierra untuk masuk terlebih dulu. Baru kemudian dia menyusul untuk menutup pintu di belakang nya.

"Lama!"

^^^

Ting!

Suara pintu lift yang tertutup berbunyi di keheningan lorong apartemen milik Sierra.

Seorang pria yang baru saja menyaksikan sesuatu yang membuat darahnya mendidih. Keluar dengan wajah dingin. Pemandangan yang baru saja di lihatnya benar - benar menyakiti hatinya.

Suara dengusan nafas yang kasar dengan wajah yang memerah tercetak jelas di wajahnya.

Baru kali ini dia merasakan rasa sakit yang sangat dalam hanya karena seorang wanita.

Tavish menyesali keadaan ini. Seharusnya dia tetap pada keteguhan nya untuk tidak berhubungan dengan yang namanya wanita. Ternyata pesona Sierra yang pernah membuatnya gila hingga mencintai seorang wanita sampai sedalam ini bisa menyakitinya.

Tavish sangat mengkhawatirkannya wanita itu. Tapi sepertinya dia tidak sama sekali memikirkan Tavish. Sejauh ini hubungan mereka hanya Tavish yang mungkin mencintai nya dengan sungguh-sungguh, tapi tidak sebaliknya.

Dret! Dret! Dret!

"Halo!" Suara Tavish yang masih menahan amarah terdengar dingin dan datar. Dia sama sekali belum sadar siapa yang menghubunginya hingga satu suara tangisan wanita yang sangat di sayanginya membuat Tavish terdiam.

"Mom! What's happen?"

"Daan..."

Suara tangis wanita kesayangan nya semakin terdengar kencang. "Mom! Kamu baik - baik saja kan? Mom, please!"

Wajah panik Tavish langsung tercetak jelas. Dia  menekan terus nomor lift untuk segera menuju ke lantai bawah.

"Daan, kamu bisa kembali sekarang?" Tanya Sania dengan suara serak dan isak tangis yang masih ketara.

"Mom, are you oke? Apa sesuatu terjadi?"

"Pulang Daan, please." Balasnya lagi.

"Just tell me what happened!" Pikiran Tavish kalut. Dia benar - benar takut sesuatu yang buruk terjadi pada ibunya.

Ting!

Begitu lift sampai bawah dan Tavish siap keluar dari dalam kubus kecil itu.  Kakinya tiba - tiba berhenti melangkah. Ucapan ibunya di seberang sana membuat dunianya berhenti seketika. Tatapan matanya kosong hingga Tavish tanpa sadar kehilangan keseimbangan nya.

"Daan, Anna menghilang."

Seketika Tavish merasa jika dunia nya hancur. Adik kesayangannya menghilang dan dia tidak tahu.

Bodoh Daan! Kamu benar-benar kakak yang bodoh!

"Mom! Aku akan pulang malam ini."

Tavish menguatkan dirinya untuk bangkit dan berjalan kearah mobilnya. Hari ini adalah hari paling buruk bagi Tavish. Belum selesai masalahnya dengan Sierra, kini adik kesayangan nya juga menghilang.

Dia segera menelpon salah satu asisten pribadi nya untuk segera menyiapkan pesawat.

Prioritas Tavish bukan lagi pada wanita yang saat ini mungkin sedang asik dengan pria lain di dalam apartemen nya. Prioritas nya saat ini adalah adiknya, Annastasha.

Tavish menyalahkan dirinya yang terlena dengan hubungan asmara nya ini. Dia menyalahkan dirinya yang bodoh sampai tidak lagi memperhatikan adik kecil kesayangannya. Dia bodoh mencintai seorang wanita hingga melupakan satu hal berharga dalam hidup nya, adiknya.

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang