- Opposite Direction -

18 7 2
                                    

Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai pada akhirnya pasti baunya akan tercium juga, ya! begitulah yang sedang di alami tiga gadis yang kini sudah sangat lekat dengan julukan trio pembuat onar itu, kini mereka jadi bulan-bulanan Para Siswa se-antero Tunas Bangsa.

Mereka kini menjadi bahan ejekan teman-teman sekelasnya, tidak sekedar dalam cakupan lingkaran kelas bahkan setiap Siswa yang berlalu lalang melewati mereka ada saja yang mengejeknya, setiap perbuatan yang telah di lakukan setelahnya pasti akan ada resikonya dan saat ini sudah tiba waktunya mereka harus menanggungya.

Kaila dan dua teman dekatnya Ines dan Sela termasuk beberapa teman sekongkolnya yang ikut terlibat dan membantu melancarkan aksi yang tidak terpuji itu sudah selesai menjalani masa skorsing yang di berikan oleh Bapak Yudi selaku Kepala Sekolah, trio pembuat onar itu sedang menjalani hukuman kedua yaitu membersikan setiap Toilet yang ada di Sekolah.

Sambil mengosek lantai Toilet yang dekat dengan Kantin Sela berkata,

"Pegeel!! segini baru satu Toilet belum yang lain!" ucapnya mengeluh seraya menjatuhkan alat pengepel lantai.

"Berisik lu! sama gua juga!!" sahut Kaila.

"Udah kerjain aja biar cepet beres! nanti pas pulang Sekolah di lanjut!" saran Ines.

Saat mereka sedang sibuk menjalani hukuman ada beberapa Siswi yang masuk ke dalam Toilet, mereka adalah anggota klub ekskul drama, sebuah klub ekskul yang sama dengan yang dig geluti oleh Kaila dan kedua sobat karibnya, mereka melihat trio pembuat onar ith sedang mengepel lantai Toilet.

Tiba-tiba Kaila, Ines dan Sela mendengar suara tawa dari arah belakang,

"HAHAHAHA"

Dengan kompak mereka menoleh.

"Seru banget ya hidup kalian, jadi babu di Sekolah sendiri gara-gara ulah konyol!" ejek Salah satu Siswi bernama Gina.

Mendengarnya Sela jadi naik pitam ia melemparkan alat pel ke sembarang arah lalu menegakkan badannya, saat hendak mendekat ke mereka Ines menahannya,

"Udah Sel! diemin aja!"

"Justru makin rese kalo kita diemin terus!"

"Udah cuekin aja!" Ines memutar badan Sela mengajaknya untuk kembali membersihkan lantai.

"Eh itu si Kaila!" Celetuk salah satu teman Nasya yang juga teman satu klub Kaila.

Gina melihat ke samping kiri Sela ada Kaila yang sedang mengepel, ia tahu teman satu klubnya itu sengaja mengabaikannya,

"Eh, ada Kaila."

Kaila menoleh cepat ke Nasya menatapnya dengan kesal lalu kembali mengabaikannya,

Gina memasang wajah cemberut, "Kok gitu sihh sama temen satu klub??" ujarnya terus mengejek.

Gina mendekat ke Kaila lalu menepuk pundaknya,

"Kai."

Kaila terus mengabaikannya,

"Kaila!"

"Kok sombong yaa sekarang?! hmm..."

Gina menyedekapkan tangannya di depan dada lalu menggigit jari telunjuknya, ia melirik ke temannya yang sedang meminum segelas cup minuman berperisa buah, melihatnya ia mengerjapkan matanya lalu tersenyum dan berkata,

"Mit, bagi dong! pengen cobain minuman lu!"

Mita menoleh,

"Oh, nih!" menyerahkan pada Nasya.

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang