- Better Than Before -

5 1 0
                                    

Sepertinya benar, segala yang ada pada kehidupan seperti sesuatu yang masih menjadi tanya, ragu, atau apapun itu yang belum jelas kebenarannya ada kalanya waktu yang akan menjawab jika memang sudah waktunya untuk terungkap, rasa kecewa hadir setelahnya.

Setelah Rifa mengetahui bahwa Rafa sudah membohonginya dengan tidak berterus terang dengan waktu yang cukup lama ia merasa tidak bisa terus-menerus menyimpan rasa kekecewaan tersebut pada sahabatnya dari sejak kecil itu, Rifa mulai mempercayai yanng Ibunya katakan, walaupun memang  berbohong itu salah tapi setiap orang mempunyai  alasan tertentu sampai bisa memilih untuk berbohong, begitu juga yang Rifa pikirkan pada Rafa.

Walaupun sampai saat ini belum mengetahui alasannya dengan jelas, Rifa lebih memilih untuk tidak menekan Rafa ke arah itu, ia lebih mementingkan kondisi kesehatan Rafa ketimbang egonya sendiri yang hanya berdasar pada keingintahuan saja.

Semenjak Rifa mengetahui kondisi Rafa yang sebenarnya, ia jadi lebih perhatian pada Rafa, seperti hari ini, Rifa kembali mengunjungi Rafa yang masih berada di Rumah Sakit, tak terasa sudah satu minggu sejak kebenaran tentang kondisi Rafa terungkap.

Tok tok tok tok tok

Suara ketukan pintu dari luar kamar pasien yang Rafa biasa tempati terdengar sangat kencang,

"Iya bentar!" Ucap Sang Suster yang sedang bertugas, bergegas membukakan pintu.

Saat sudah membukakan pintu di depan mata terlihat jelas sudah ada Rifa tersenyum lebar sembari menyoren tasnya,

"Kamu lagi! tolong ketuk  pintunya pelan-pelan! ini Rumah Sakit."Jawab Sang Suster  sedikit geram pada Rifa,

"Hehe iya maaf, Rafa lagi apa Sus?" tanya Rifa tanpa basa-basi dan terlihat tidak merasa bersalah sudah mengetuk pintu dengan kencang,

"Saya baru beres kasih dek Rafa obat." Jawab Sang Suster yang mulai tersenyum.

"Aku mau ngajak Rafa ke Taman." Ucap Rifa mengungkapkan keinginannya.

"Boleh, tapi jangan lnagaing sekarang ya Rafa baru aja minum obatnya, masuk aja ke dalem." Tutur Sang Suster yang kemudian mempersilahkan Rifa masuk.

Rifa menuruti Sang Suster,

"Kalo perlu sesuatu bilang aja yaa!"

Rifa menoleh sejenak ke Suster,

"Iya makasih ya."

"Saya permisi dulu." Sang Suster meninggalkan Ruangan,

Setelah masuk kamar pasien,

"Raf."

Rifa langsung memangfil Rafa, melihat ke kursi dekat dengan meja yang berdekatan dengan Ranjang yang Rafa tempati membawa kursi itu sambil mendekat ke Rafa lalu mendudukinya,

"Rifa kamu udah pulang?"

"Udah dong, ya kalo belum aku ga akan ada disini." Jawab Rifa penuh logika.

"Iya juga sih." timbal Rafa seraya menggaruk-garuk pipinya dengan satu jari tangannya,

"Kamu udah beres kan sama Suster yang tadi?" tanya Rifa

"Udah, Rif."

"Udah makan?" Rifa tanya balik,

Rafa mengganguk,

"Ok, syukur deh!"

Rafa terus memperhatikan Rifa yang sedang mengambil sesuatu dari dalam tasnya,

"Aku bawa cemilan buat nanti kita belajar, tapi entaran aja ya ke Tamannya."

"Ok." Jawab Rafa sepakat.

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang