- Intruder & Haters -

36 4 1
                                    

Malam yang biasanya menjadi penenang, mampu menciptakankan kententraman serta pereda kepenatan, bagi Sang Ibu kini jadi sebaliknya. Di saat hampir seluruh energi Sang Ibu sudah terkuras karena kesibukan dalam rutinitasnya, kini ia terpaksa harus di hadapi dengan situasi yang tidak pernah di inginkan.

Dengan rasa panik yang begitu memuncak Sang Ibu langsung menghampiri anaknya yang terkapar di lantai lalu merengkuhnya,

"RAF! RAFA!" seru Sang Ibu sambil meggoyangkan wajah anak semata wayangnya itu.

Matanya melebar, Sang Ibu melihat ke pecahan-pecahan piring yang berserakan di lantai, untungnya pecahan itu tidak mengenai anaknya.

dengan tangan gemetar dan mata yang berkaca-kaca, ia mengambil ponsel yang di letakan di kantung piyamanya,

"Halo, Mbak? ada apa?"

"RAFA RID! RAFAA! TOLONG BANTU MBAK!"

"RAFA KENAPAA??!"

"Ka...ka..ka..kamu cepet kesini!" lirihnya sambil tersedu-tersedu.

"KEPONAKANKU KENAPA MBAAK?!"

"POKOKNYA CEPET KESINI SEKARAANG!"

"FARID KESANA SEKARANG MBAK! MBAK TENANG!"

"CEPET FARID!!" pinta Sang Ibu teriak sambil menangis histeris.

Tanpa perlu di jelaskan, Farid adik almarhum Ayahnya Rafa langsung bisa membaca situasi genting yang sedang melanda keluarga kecil almarhum Kakaknya itu, ia langsung menutup teleponnya memberitahu istrinya lalu bergegas pergi.

Pagi hari merupakan awal untuk memulai segala aktivitas. Semua orang mengawali pagi dengan cara mereka sendiri, jangankan manusia bahkan burung-burung pun mulai mengepakan sayapnya entah itu untuk berpindah tempat ataupun mencari makan untuk anak-anaknya, setidaknya ada yang mereka lakukan di pagi secerah ini. Tidak seperti Rafa yang hanya terdiam saja setelah Ibu dan Pamannya memberitahu apa yang terjadi dengannya semalam.

Saat sedang duduk di ranjang pasien dengan punggung yang di senderkan sambil melamun tiba-tiba tangannya ada yang menyentuhnya,

"Raf." Panggil Sang Ibu sambil tersenyum.

Rafa menoleh,

"Ibu ada meeting sebentar di Kantor, kamu di temeninannya sama Om Farid dulu ya! hari ini dia lagi libur jadi Ibu minta tolong buat nemenin kamu disini."

"Iya bu."

"Kalo udah beres Ibu langsung kesini kok!" papar Sang Ibu seraya mengusap-ngusap kepala anaknya dengan lembut.

Rafa tersenyum,

"Oh ya, Ibu udah kasih tau Wali Kelas kamu, tapi lupa belum kasih tau Rifa, bentar ya Ibu mau ambil HP dulu."

Saat Ibunya memalingkan wajah dan hendak melangkah, Rafa menarik tangannya,

"Ga usah Bu."

Sang Ibu kembali melihat ke Rafa,

"Kok gak usah?"

"Emm...Ibu kan mau meeting jadi ga perlu repot telepon Rifa, yang penting Wali Kelas aku tau nanti juga dia tau sendiri."

"Yaudah kalo kamu maunya gitu, Ibu pergi dulu ya, Nak!"

Rafa mencium tangan Ibunya, Sang Ibu pun meninggalkan ruangan bergegas pergi.

Rifa baru saja menaiki bus yang di dalamnya sudah ada beberapa siswa dari klub musik, mereka akan pergi ke acara seminar musik

Saat Rifa sedang memilih bangku dari arah depan ia mendengar seseorang yang memanggilnya, baginya suaranya sudah tidak asing lagi,

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang