- Relapse -

19 3 1
                                    

Siang yang begitu terik, di Cuaca yang amat panas ini Rafa, Bayu, Fia Miss Karima serta Adi dan Reta berada di mobil jemputan milik Sekolah dengan kapasitas penumpang yang seadanya, memang situasi yang sangat tidak biasa bagi Siswa, yang mana biasanya mereka baru saja keluar dari Kelas untuk menikmati jam istitahat tapi kali ini harus berdesakan di dalam mobil.

Waktu mulai menujukan pukul 11:00, mobil melaju dengan kecapatan standar, tidak terlalu pelan tidak juga terlalu cepat, Hari ini adalah Hari lomba Debat Bahasa Inggris, Rafa Fia dan Bayu berhasil terpilih menjadi Tiga Siswa perwakilan yang akan mengikuti lomba, di temani Adi dan Reta dua teman yang selalu setia mendukungnya, ada juga beberapa Siswa yang ikut memeriahkan sebagai tim supporter Sekolah, mereka ikut di mobil lain.

Sedari tadi Rafa hanya termemung menatap jendela kaca mobil yang ada di sampingnya, ia hanya merespon Fia yang sedari tadi terus mengoceh dengan anggukan kepala, sesekali Rafa terus mengocek ponselnya, bukannya malah fokus memikirkan lomba si anak tunggal keluarga Arata itu malah fokus memikirkan Rifa yang sangat ia harapkan kehadirannya.

Hatinya merasa gundah juga resah, entahlah, Rafa sendiri tidak mengerti apa yang saat ini benar-benar di rasakannya, di satu sisi ingin sahabat semasa kecilnya itu menepati janji tapi di sisi lain ia merasa tidak berhak, tidak berhak untuk memaksanya agar datang karena Rafa sendiri menyadari ia bukan prioritas, maupun sosok yang pantas untuk Rifa dukung. Saat ini Rafa benar-benar mempertanyakan statusnya yang hanya sebatas sahabat dekat itu apa bisa jadi penguat? penguat alasan agar Rifa bisa terus berada di sisinya kapanpun Rafa butuhkan?.

Saat sedang terbuai dalam lamunan sambil menatap ke kaca jendela mobil yang ada di sampingnya Fia memanggil,

"Rafa."

Rafa tidak mendengar, terus melamun,

"Raaf!" Fia menepuk pundak kanan Rafa,

Rafa terperanjat, langsing menoleh melihat ke Fia,

"Eh, Ya Fi??!"

Fia cemberut, merasa sebal karena sedari tadi Rafa tidak meresponnya,

"Kamu kenapa? ada masalah?? dari tadi aku panggil ga nyaut-nyaut, harus fokus ya Raf! hari ini kita lomba, kalo ada masalah cerita aja! kali aja aku bisa bantu." Tutur Fia dengan penekanan di setiap kata.

"Iya Fi, maaf ya!"

"It's Ok, Raf" Fia tersenyum.

Rafa membalas dengan senyuman simpul, kembali menatap ke kaca jendela mobil dengan wajah muram.

°°°°

Suasana di lokasi tempat lomba di adakan mulai ramai, setiap peserta dengan timnya masing-masing sedang berkumpul untuk berdiskusi mereka melakukan latihan persiapan untuk lomba yang akan di mulai sebentar lagi.

Setiap tim membuat lingkaran kecil guna memudahkan untuk saling berdiskusi dan saling memberikan masukan mengenai materi yang akan di bahas, tapi lain halnya dengan Rafa saat dua rekan satu timnya yakni Fia dan Bayu sedang berdiskusi bukannya bergabung ia malah memisahkan diri, terus menerus mengecek ponsel lalu melihat ke arah pintu masuk utama berada, melihatnya Fia merasa geram ia mendekat ke Rafa,

"Dari tadi kamu kenapa sihh, Raf?!!" tanya Fia sambil memegangi lengan baju Rafa

Rafa menoleh ke Fia lalu menggelengkan kepala dengan pelan,

"Ga kenapa-kenapa Fi, lagi sedikit pusing aja"

Mendengarnya Fia melebarkan kedua matanya,

"Kamu pusing?! tapi...kamu bawa obat kan? apa ga bawa??! kalo ga bawa tar aku..." tanya Fia Cemas dengan suara pelan.

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang