Beberapa hari telah berlalu, Rafa dan Rifa telah selesai menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, itu tandanya mereka akan segera memulai kegiatan belajar dan mulai mengenakan seragam SMA.Waktu telah menunjukkan pukul 20.30. Rafa sedang berada di kamarnya, ia sedang menuliskan namanya dan nama mata pelajaran di tiap buku-buku catatan pelajarannya, selang beberapa menit kemudian Ibu Rafa pulang kerja.
"Assalamualaikum." Ibu Rafa mengucapkan salam kemudian ia mencari Rafa ke ruang tamu, ia menaruh tas kerjanya di meja ruang tamu, lalu lanjut mencari Rafa ke dapur, tapi Rafa tetap tidak ada, setelahnya ia pun langsung menuju ke kamar Rafa.
"Raf, kamu udah tidur?" tanya Sang Ibu sambil mengetuk pintu kamar anaknya tersebut.
Lalu Rafa menjawab,
"Belum bu, Ibu masuk aja, pintunya belum aku kunci."
Ibu Rafa pun membuka pintu kamarnya, ia pun melihat Rafa yang sedang sibuk dengan buku-buku pelajarannya, lalu ia pun masuk ke kamarnya mendekatinya.
Sambil memegang kedua pundak Rafa dari belakang. Ia bertanya,"Lagi nyiapin buku-buku catetan pelajaran ya?"
Rafa pun menengok ke Ibunya dan langsung mencium tangannya kemudian menjawab.
"Iya bu, lagi nulisin nama sama mata pelajarannya biar nanti pas udah ada jadwalnya tinggal nyesuain aja."
Sang Ibu pun tersenyum lalu kembali bertanya,
"Gimana MPLS-nya? lancar?"
Mendengar pertanyaan dari Ibunya tersebut, Rafa langsung teringat dengan kejadian yang menimpanya saat di hari pertama MPLS, karena sebenarnya Rafa tidak pernah bercerita pada Ibunya tentang kejadian itu, dengan nada pelan dan ekspresi yang sedikit muram Rafa menjawab,
"Lancar bu."
Lalu Ibu Rafa menatap mata anaknya tersebut.
"Beneran lancar kan? kamu bilang lancar, tapi mata kamu kaya bilangnya lain."
"Emm.. beneran lancar kok bu." Jawab Rafa meyakinkan.
"Yaudah Syukur deh kalo gitu, udah mulai di bagi kelasnya?"
"Belum bu, besok, tapi....."
"Tapi kenapa?"
"Aku khawatir kalo nanti sekelas sama Rifa."
Ibunya langsung terheran-heran mendengar perkataan Rafa.
"Kok khawatir?? bagus dong kalo sekelas, kalian itu udah lama bareng-bareng terus tapi belum pernah sekelas."
"Iya sih bu, tapi aku gak mau Rifa tau keadaan aku."
Lalu Ibunya tersenyum dan berkata,
"Cepat atau lambat Rifa pasti tau, kamu ga usah khawatir ama yang enggak-enggak."
"Tapi, aku belum siap buat ngasih taunya bu."
"Nanti juga ada waktunya kamu siap." Ujar Sang Ibu sambil mengelus-ngelus kepala Rafa.
Mereka pun saling tersenyum, lalu Ibu Rafa bertanya,
"Oh iya kamu udah makan belum? kalo belun kita makan bareng."
"Belum bu."
"Yaudah, yuk makan! tapi Ibu ganti baju dulu."
"Iya bu."
Ibu Rafa langsung menuju kamarnya untuk berganti baju, dan tak lama Rafa pun keluar dari kamarnya menuju ruang makan lalu mereka pun makan malam bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST & LAST
Teen Fiction"Aku hanya tidak ingin terlihat lemah di depan perempuan yang aku suka!" Begitulah ucap Rafa Arata yang dengan gigihnya ingin selalu bisa menyenangkan hati pujaan hatinya. Apapun itu ia lakukan, meskipun sebenarnya ada suatu kendala besar yang ia mi...