- Another Lie -

8 2 1
                                    

Terdiam di keheningan, meratapi kepedihan yang tengah menimpanya di temani senja yang sesaat menyapa tampak terlihat jelas di jendela. entah sudah berapa kali Rafa mengalaminya, terus terjerat dalam kesakitan yang tak kunjung reda.

Saat Rafa sedang menatap ke jendela sambil duduk berbaring di ranjang pasien dengan mata yang berkaca-kaca tiba-tiba ada yang membuka pintu,

Kreekk

Rafa menoleh ke belakang salah seorang Perawat yang membukakan pintu ada Reta, Adi, Bayu, Fia, Miss Karima yang datang menjenguk.

"Rafa!" Miss Kharima memanggil serya setengah berlari menghamiri anak didiknya itu.

"Saya permisi sebentar ya, bu." Ucap Sang Perawat.

"Iya Sus, makasih." Jawab Miss Kharima.

Sang perawat pun bergegas pergi meninggalkan ruangan.

"Miss." Ucap Rafa menatap ke Ibu Guru Bahasa inggrisnya, pandagannya masih terlihat kosong, lemas tak berdaya.

"Gimana, Nak? udah enakan?" tadi kita dari tadi tunggu di luar, kamu siuman baru boleh masuk" tanya Miss Kharima dengan lembut penuh perhatian.

"Iya Raf, gimana? dah mendingan?"" tanya Fia.

"Masih pusing?" timbal Reta.

Adi dan Bayu menatap Rafa, mereka merasa iba.

Rafa tersenyum kaku, menatap ke satu persatu Sang guru dan teman-temannya lalu berkata,

"Makasih ya udah banyak bantu."

"Iyaa sama-sama, Nak!" Jawab Miss Kharima sambil mengusap-ngusap kepala Rafa, "yang penting sekarang...."

Saat Miss Kharima hendak kembali berbicara tiba-tiba terdengar ada seseorang yang berteriak dengan lantang,

"RAAFAA!"

Serempak mereka menoleh ke arah pintu yang sedari tadi terbuka, ada Sang Ibu yang setengah berlari langsung menghampiri anaknya dengan nafas terengah-engah,

"RAFA! KAMU GAK KENAPA-KENAPA KAN?!" tanya Sang Ibu yang sangat cemas seraya memegangi wajah anaknya.

"Gapapa bu, aku baik-baik aja" Jawab Rafa menenangkan Sang Ibu yang sedang cemas.

"Sekarang gimanaa?! mendingan?!"

Rafa mengganguk pelan.

"Ini ada Guru aku Bu, Miss Kharima." Rafa mengenalkan Sang Guru pada Ibunya.

Sang Ibu menoleh,

"Eh Bu, terima kasih yaa sudah bantu anak saya! saya benar-benar berterimakasih." Sang Ibu berterimakasih langsung menarik kedua tangan Guru anak semata wayangnya.

"Iyaa sama-sama bu, yang penting sekarang Rafa sudah siuman dan baik-baik saja." Jawab Sang Guru yang kemudian menyentuh pundak Ibu Rafa.

Mereka pun tersenyum, Sang Ibu kembali melihat ke anaknya,

"Kamu udah minum obat, Raf?" tanya Sang Ibu.

"Belum bu, nanti juga ada Suster yang dateng buat ngasih."

"Oh iyaa!" Fia tiba-tiba berbicara semua mata dengan serempak terutuju padanya.

"Kita kesini bawa kabar gembira lohh!" ucap Fia dengan riang tersenyum lebar.

Bayu, Adi dan Reta melirik sejenak ke Fia sambil tersenyum.

Mendengarnya Sang Ibu terheran-heran,

"Kabar apa sih??"

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang