- Hurting then Healing -

154 14 11
                                    

Sesampainya di kelas, Rafa, Rifa, Adi dan Reta langsung menuju bangku masing-masing mengambil seragam yang ada di dalam tas, dan langsung menuju ke toilet sekolah untuk berganti baju, karena masih ada 2 mata pelajaran lagi yang harus mereka ikuti.

Setelah kejadian tadi, Rafa terus menerus diam seribu bahasa, ia tidak bicara sepatah kata pun pada Rifa, Tampaknya Rafa merasa sedikit kecewa dengan sikap Rifa yang kurang peduli padanya. Tapi, Rafa tetap mengerti, ia tidak seharusnya merasa kecewa atas terjadinya situasi yang tidak meng-enakan yang di rasakannya tadi. Rafa merasa tidak berhak untuk kecewa, marah ataupun kesal, karena semuanya terjadi begitu saja,

" Jika bisa menekan tombol reset, maka akan ku lakukan sekarang juga! agar aku tidak perlu merasakan rasa sesak di hati seperti yang saat ini sedang di rasakan."

Rafa jadi menyalahkan dirinya sendiri, terlintas di pikirannya, seharusnya ia tidak perlu menuruti Pak Yana yang menyarankannya untuk istirahat di UKS, kalau saja ia tetap memaksakan mengikuti pelajaran olahraga, mungkin situasi yang tidak meng-enakan seperti tadi tidak akan terjadi, padahal ternyata demam yang Rafa rasakan tadi tidak separah demam-demam yang sebelumnya telah ia rasakan.

Saat sedang berada di dalam toilet hendak berganti baju Rafa bergumam dengan rasa kesal pada dirinya sendiri,

"Seharusnya tadi berusaha buat tetap kuat! bukannya malah langsung nyerah."

"Penyesalan datang itu bukan untuk membuat yang merasakannya jadi menderita, tapi untuk belajar dari kesalahan yang telah di lakukan, dan agar lebih baik dalam bertindak serta dalam membuat suatu keputusan."

Setelah keluar dari toilet, saat ia sedang berjalan hendak menuju ke kelas, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari arah belakang, yang melakukannya adalah teman dekatnya sedari SMP. Ya, siapa lagi kalau bukan Adi. Rafa menoleh pada Adi, lalu Adi langsung meng-sejajarkan dirinya dengan Rafa, sambil terus berjalan, Adi memanggil Rafa,

"Raf."

"Hmm?"

"Lu tuh kenapa sih jarang ikutan pelajaran olahraga? semenjak masuk sekolah ini, kadang juga suka izin ke UKS."

Kedua bola mata Rafa berputar lalu berkedip beberapa kali, ia terdiam sejenak, selang beberapa detik ia menjawab rasa penasaran Adi,

"Ga kenapa-kenapa, dari pada ngurusin rasa penasaran lu yang ga jelas itu, mending lu urusin itu, gimana? si Reta udah maafin lu?" tanya Rafa mengalihkan pembicaraan.

Adi menggelengkan kepalanya,

"Belum Raf, gua heran sama tuh cewek, padahal gua udah minta maaf berkali-kali."

"Ya lu nya juga sih, udab ga keitung ngeisenginnya!"

Adi hanya menunduk merasa bersalah.

Rafa kembali berkata,

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang