Di malam hari yang begitu hening, di temani dengan suara serangga-serangga malam membuat suasana menjadi tentram, bagi sebagian besar orang suana seperti ini di jadikan kesempatan untuk beristirahat, sejenak melepaskan rasa penat dari segala hiru pikuk yang ada dalam keseharian, tapi tidak dengan Rafa, ia lebih memilih untuk menunggu Ibunya yang belum juga pulang dari tempat kerjanya, bukan suatu keharusan, padahal Ibu Rafa memiliki kunci rumah cadangan yang selalu ia bawa setiap berpergian, hanya saja rasa kantuk belum juga melandanya.
Waktu sudah menunjukan pukul 21.30 saat ini Rafa sedang menulis sesuatu di bukunya, bukan karena ada tugas sekolah, Rafa memiliki kebiasaan unik, ia memiliki satu buku yang biasa ia gunakan untuk menulis rencana atau hal-hal yang ingin ia lakukan di kemudian hari dan berbagai macam hal random yang baginya itu sangat penting dan berharga, sesaat setelah selesai menulis, tiba-tiba Rafa tersenyum ia terus memperhatikan tulisan yang di buat oleh dirinya sendiri sambil tersenyum.
Ibu Rafa baru saja pulang dari kantornya, ia langsung membuka pintu dengan kunci cadangan yang biasa ia bawa,
"Assalamualaikum." Mengucap salan dengan suara yang pelan.
Ibu Rafa melepas sepatunya, lalu langsung menuju kamarnya, letak kamarnya tidak jauh dari kamar Rafa, saat hendak melewati kamar anaknya, ia melihat pintu kamar anaknya yang terbuka lebar, Rafa masih terjaga, sedang menulis di meja belajarnya, Sang Ibu tersenyum, ia langsung mendekat ke anak semata wayangnya itu, lalu menepuk pundaknya, Rafa terkejut, ia langsung dengan sigap menutup buku catatannya,
"Kamu belum tidur?"
"Be... belum ngantuk bu." Jawab Rafa gugup.
Lalu Rafa mencium tangan Ibunya,
"Kamu kok kaya gugup gitu jawabnya? lagi ngerjain pr?"
"Iya ini baru selesai."
Ibu Rafa tersenyum,
"Yaudah Ibu ganti baju dulu, abis ini kita makan, kamu belum makan kan?"
Rafa menggelengkan kepala,
Ibunya langsung menuju kamar, ia melihat ke arah Sang Ibu pergi. sesaat setelah Ibunya meninggalkan kamarnya ia langsung mengusap dada, Rafa merasa lega untung saja Ibunya tidak sempat membaca catatan yang baru saja ia tulis tadi, Rafa langsung menaruh buku catatan khusus yang baginya itu sangat penting ke laci meja belajarnya, langsung beranjak dari kamar bergegas menuju meja makan.
Rafan makan malam bersama Ibunya, saat sedang menyantap masakan, Rafa memanggil Ibunya,
"Bu."
Ibu Rafa yang sedang makan melihat padanya,
"Waktu sebelum nikah hubungan Ibu sama Ayah tuh memang udah lancar ya? jadinya berjodoh."
Mendengarnya, Ibu Rafa yang sedang makan jadi tersedak,
"uhuuk...uhuuk"
Rafa langsung menyerahkan gelas yang sudah berisikan air lalu Sang Ibu langsung meminumnya,
"Kamu tumben banget nanya soal itu? biasanya gak pernah."
Rafa langsung mengalihkan pandangan, mengaduk-ngaduk makan malamnya,
"Ya ga kenapa-kenapa cuma pengen nanya aja."
Ibu Rafa tersenyum, ia masih tidak menyangka anak laki-laki kesayangan dan satunya-satunya ini sekarang memang sudah remaja. Ia menunjukan tatapan jahil pada anaknya,
"Wahh kamu lagi naksir seseorang ya? atau ada problem sama pacar?" goda Sang Ibu.
"E..eng..engga kok bu!" jawab Rafa membantah sambil tersipu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST & LAST
Teen Fiction"Aku hanya tidak ingin terlihat lemah di depan perempuan yang aku suka!" Begitulah ucap Rafa Arata yang dengan gigihnya ingin selalu bisa menyenangkan hati pujaan hatinya. Apapun itu ia lakukan, meskipun sebenarnya ada suatu kendala besar yang ia mi...