"Masa kanak-kanak adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidup."
Memang benar, dan begitulah adanya, seperti itu pula yang di alami oleh Rafa & Rifa. Dengan Rafa yang mulai kembali berusaha menjadi anak yang lebih percaya diri mengikuti nasihat Ibunya dan Rifa, keceriaannya kembali terpancar, seolah-olah ia terlihat seperti telah melupakan masalah hidupnya yang mau tidak mau harus di hadapinya nanti. Memang sebenarnya belum tepat untuk anak seusianya memaksakan untuk bisa cepat memahami kondisi memilukan yang di landanya. Karena pada umumnya, yang ada di pikiran anak-anak hanyalah bermain, pergi sekolah, bersenda gurau, saling jail dengan teman, rasa antusias yang amat tinggi saat menonton serial kartun yang mereka sukai, juga belum tahu apa itu beban hidup. Dan soal makan pun kalau tidak di ingatkan, mereka belum tentu memperdulikannya, saking asyiknya hanya terfokus pada hal-hal yang menyenangkan. Seiring berjalannya waktu mereka pun kini sudah berada di kelas 6.
Saat jam istirahat Rifa dan teman sekelas nya langsung bergegas menuju kantin. Saat hendak pergi menuju kantin, Rifa melihat Rafa hanya berdiri mematung sedang memperhatikan dari jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat sekumpulan anak laki-laki yang sedang bermain kelereng.
"Nit, duluan aja ya! aku ke Rafa dulu."
Seru Rifa pada temannya yg berada disampingnya."Ok Rif." Teman Rifa pergi meninggalkannya dan berjalan ke arah kantin, lalu Rifa menghampiri Rafa.
"Raf, kamu ngapain ngeliatin doang, ikutan aja!" ucap Rifa sambil menyenggol pundak Rafa.
"Aku ga bawa kelerengnya."
"Yaudah, gapapa ikutan aja! kamu tuh udah ga malu-malu lagi, kenapa sekarang jadi malu lagi?!"
"Tapi Rif!" ucap Rafa dengan gugup.
"udah sana!" Rifa pun mendorong Rafa.
Rafa terdiam sebentar, lalu mulai berusaha berbicara pada teman-teman laki-lakinya yang sedang bermain kelereng itu.
"Eh, boleh ikutan ga?"
Anak-anak laki-laki yang sedang bermain kelereng itu menengok ke Rafa. Salah satu di antara mereka menjawab Rafa.
"Boleh, ada kelerengnya gaa?"
Rafa menggelengkan kepala tanda tidak.
"Yaudah gapapa ikut aja, sini jongkok!"
Rafa tersenyum dan menuruti perkataan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST & LAST
Teen Fiction"Aku hanya tidak ingin terlihat lemah di depan perempuan yang aku suka!" Begitulah ucap Rafa Arata yang dengan gigihnya ingin selalu bisa menyenangkan hati pujaan hatinya. Apapun itu ia lakukan, meskipun sebenarnya ada suatu kendala besar yang ia mi...