Waktu telah menunjukan pukul 16.00, sepulang sekolah sambil masih mengenakan seragamnya, Rafa terus berbaring, ia belum juga beranjak dari kamarnya. Rafa memandangi langit-langit kamarnya, lalu tiba-tiba ia teringat pada ponselnya, Rafa segera beranjak dari tempat tidur menghampiri meja belajar, mengambil ponsel yang di letakan di atas meja, setelah mengambil Rafa kembali berbaring di tempat tidurnya, sambil berbaring ia memainkan ponselnya, Rafa membaca balasan pesan whatsapp dari Rifa.
RIFA:
Kok pulang duluan Raf?Selesai membaca balasan pesan tersebut, Rafa menghela nafas, ekpresi wajahnya berubah jadi tampak murung, ia bergumam,
"Kenapa rasanya sulit buat berterus terang sama kamu Rif?"
Ia memutuskan untuk tidak membalas pesan Rifa. Rafa merasa kesal, ia mencengkram erat ponselnya dengan tangan kirinya, lalu menaruh kembali ponselnya di atas meja dekat dengan lampu kamarnya, Rafa menutup matanya lalu tak lama ia tertidur.
Sementara itu, Rifa yang juga sudah sedari tadi sudah pulang dari Sekolah. sedang duduk di kursi yang ada di depan teras rumahnya, ia sedang menatap dengan tatapan serius layar ponselnya, tampaknya Rifa cemas, Rafa tak kunjung membalas pesannya, lalu ia mengalihkan pandangannya yang tadinya menatap layar ponselnya jadi melihat ke arah samping, Rifa melihat ke arah Rumah Rafa berada, sebenarnya Rifa ingin mencoba berkunjung ke Rumahnya, namun ia memilih untuk mengurunkan niatnya, Rifa lebih memilih untuk menanyakannya langsung pada Rafa esok hari.
°•°•°•°•°•°•°
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Rifa sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, setelah selesai sarapan ia langsung menghampiri Ibunya yang sedang duduk di kursi ruang keluarga sambil menonton televisi. Ia berkata pada Ibunya,
"Bu aku berangkat yaa! mau samperin Rafa dulu."
Mencium tangan Ibunya,
"Rajin banget hari ini berangkatnya lebih awal."
"Iya dong bu harus rajin hehe, assalamualaikum."
Ibu Rifa tersenyum,
"Walaikumsalam, hati-hati!"
Rifa meninggalkan rumahnya bergegas menuju rumah Rafa. Sesampainya Rifa langsung menekam bel rumah Rafa.
"Assalamualaikum, Rafaa!"
"Assalamualaikum."
Tak lama pintu rumah Rafa terbuka, bukan Rafa yang membukakan pintu,
"Walaikumsalam Rif."
"Rafanya udah bangun belum??"
Ibu Rafa tampak kebingungan, karena ia di beritahu kabar oleh Bi Itoh tentang kejadian kemarin, ia memutarkan kedua bola matanya kesamping kiri dan kanan, lalu kembali menatap Rifa dan berkata dengan nada pelan.
"Emm.... Rafanya..."
"Rafa hari ini gak..."
Tiba-tiba mereka mendengar suara Rafa, ia berkata,
"Enggak apa?"
Rafa tiba-tiba muncul disamping Ibunya, ia sudah mengenakan seragam. Ibu Rafa kaget dengan kehadiran anaknya yang saat itu berada disampingnya, karena tadi sebelum Rifa datang, ia melihat Rafa masih tertidur di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST & LAST
Teen Fiction"Aku hanya tidak ingin terlihat lemah di depan perempuan yang aku suka!" Begitulah ucap Rafa Arata yang dengan gigihnya ingin selalu bisa menyenangkan hati pujaan hatinya. Apapun itu ia lakukan, meskipun sebenarnya ada suatu kendala besar yang ia mi...