- Kirby & Jealousy -

110 5 1
                                    

Bahkan matahari pagi yang mulai bersinar terang pun tidak mampu untuk menyinari hati Rafa yang saat ini jauh dari kondisi cerah, terasa kelabu, mungkin, jika di bandingkan dengan keadaan langit di kala mendung, itu belum seberapa! hati Rafa lebih mendung lagi. Rafa merasa jengkel dengan sikap Erfan yang selalu memberikan berbagai macam hadiah, seperti makanan, sekadar cemilan maupun makanan berat hingga buku bacaan, Rafa merasa bingung sendiri dengan apa yang sedang dirasakan olehnya saat ini, cemburu kah? tapi jika memang iya, apakah memang pantas dan berhak untuk itu? sepertinya Rafa sudah mulai berpikir untuk segera memastikannya.

Rafa mengabaikan kantong plastik yang berisi pemberian dari Erfan untuk Rifa, langsung mengeluarkan buku catatan dan buku paket pelajaran. Rifa baru saja selesai dari toilet, bergegas menuju kelas, sesampainya, ia langsung menghampiri tempat duduknya, pandangan matanya langsung mengarah pada kantong plastik itu, ia langsung duduk di bangku lalu membukanya, isinya adalah makanan ringan yang biasa di makan untuk cemilan, beberapa snack dan satu buku bacaan tentang musik, lalu Rifa mengambil handphone-nya yang di letakan di dalam tas, ia langsung mengucapkan terimakasih pada Erfan via chat. Rafa yang sedang membaca buku pelajarannya melirik ke Rifa, pemandangan yang membuat seorang Rafa Arata menjadi jengah, ia mengambil sesuatu dari tasnya lalu di masukan ke dalam saku celananya, Rafa tiba-tiba beranjak dari bangkunya dan berkata pada Rifa,

"Aku ke kantin dulu ya!"

Rifa menoleh sambil tersenyum,

"Ok."

Selayaknya burung yang bermigrasi, mencari tempat yang nyaman untuk mereka tempati, Rafa lebih memilih pergi ke tempat lain, dari pada terus-menerus membiarkan hatinya jadi terasa kelabu, jika hati Rafa adalah bunga, tidak ada yang menginginkan bunga yang layu, setiap orang pasti menginginkan bunga yang bisa terus mekar, begitu juga dengan Rafa, ia pun bergegas menuju kantin.

Sesampainya, ia langsung membeli sebotol air mineral, Rafa mendekat ke salah satu meja makan lalu mengeluarkan tiga bungkus obat dari saku celananya, Rafa menggeletakan obat-obatnya di atas meja, saat itu kondisi kantin masih sangat sepi karena memang banyak siswa yang belum datang, ia pun duduk, membuka bungkus obat dan langsung meminumnya, setelah selesai meminum obat, saat sedang minum, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, Rafa langsung menoleh, suatu pertemuan yang tidak pernah Rafa inginkan pun terjadi, kini di depan matanya, ia melihat seseorang yang sudah tidak asing lagi baginya, yang hanya ada di ingatanya adalah orang itu tidak pernah berhenti membuatnya jengkel, Erfana Witama, Kakak kelasnya yang banyak di kagumi oleh para siswi se-antero SMA Tunas Bangsa karena kelihai-an nya dalam bidang musik dan olahraga. Erfan berkata,

"Banyak banget tuh obat."

Rafa melihat ke obat-obatnya yang sedari tadi ia letakan di atas meja, dengan sigap Rafa langsung membereskannya, kembali meletakannya ke saku celana,
lalu kembali melihat ke Erfan,

"Bawa obat buat apa? Lu lagi sakit?"

Rafa memalingkan wajahnya ke samping, beranjak dari kursi, lalu berkata,

"Bukan urusan lu!" Rafa menatap Erfan dengan sorotan tajam, ia langsung meninggalkan Erfan, saat baru beberapa langkah, Erfan menghadangnya, ia menarik lengan Rafa,

"Tunggu bentar."

Rafa kembali melihat ke Erfan,

"Rifa suka ga sama yang gua kasih? dia seneng gak??"

Mendengarnya Rafa kembali merasa dongkol, padahal baru saja kejengkelan nya mulai mereda, saat Rafa hendak menjawab, terdengar suara dering ponsel Erfan, Erfan langsung melepaskan lengan Rafa, ia langsung mengeceknya, ada pesan masuk dari Rifa, sambil melihat ke lagar ponselnya, Erfan tersenyum, sejenak Rafa memperhatikan, lalu ia langsung meninggalkan Erfan untuk kembali ke kelas, saat sedang membalas pesan, ia melihat ke Rafa yang baru saja pergi meninggalkannya, Erfan menatap ke arah Rafa pergi sambil tersenyum menyeringai.

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang