- Coin -

14 1 0
                                    

Kesedihan terus menggerogoti serta rasa kecewa mendalam yang turut terus melengkapi, sepanjang malam sepengetahuan Reta, temannya sejak dari SMP itu terus menangis, Reta sangat memahami kondisi Rifa saat ini.

Waktu menunjukan pukul setengah 8 pagi, Rifa dan Reta baru saja keluar dari Kamar, Si Penghuni tetap Rumah mengantarkan tamunya yang baru saja semalam menginap ke arah pintu keluar utama Rumah berada, sambil berjalan Reta terus mengajak Rifa untuk mengobrol.

Minggu Pagi dengan udara yang terasa dingin dan kondisi sekitar masih terlihat sepi, Rifa dan Reta sudah berada tepat di depan pintu pagar depan Rumah, sedari tadi Reta memperhatikan Rifa terus terlihat murung dan lemas, tersirat jelas di raut wajahnya menunjukan bahwa teman dekatnya sejak dari SMP itu sedang tidak baik-baik saja padahal Reta selalu mengajaknya untuk mengobrol tapi Rifa selalu menanggapinya dengan kaku,

"Rif."

Mendengarnya, Rifa yang sedang memperhatikan laju ojek online yang di pesannya langsung menoleh,

"Ya?"

"Lu baik-baik aja kan??" tanya Reta yang sangat khawatir.

"Iyaa gapapa kok, Ret." Jawab Rifa dengan suara pelan, mencoba menyembunyikan kesedihannya dengan senyuman.

"Kalau ada apa-apa langsung kabarin gua yaa!" Ucap Reta sambil memegangi pundak Rifa.

"Iyaa, thanks ya Ret."

Mereka pun saling tersenyum lalu tiba tiba terdengar suara klakson motor

tin tin

Mendengarnya dengan kompak kedua gadis itu langsung menoleh,

"Rifa Arika, ya?"

"Iyaa."

"Ini dek Helm nya!" Sang Driver Ojol memberikan helm, Rifa langsung mengambil dan memaikan helmnya,

"Gua balik yaa, Ret!" Ucap Rifa sambil
menoleh ke Reta

"Hati-hati!"

Rifa mengangguk lalu menaiki motor,
Rifa dan Reta saling melambaikan tangan, tak lama motor pun melaju, dengan tatapan yang penuh rasa cemas dan khawatir Reta terus menatap ke arah motor yang Rifa naiki pergi, setelah motor itu tidak terlihat lagi dari pandangannya Reta bergegas kembali masuk ke Rumah.

....

Siang hari, matahari semakin menampakan sinarnya, Rifa merasa dari kemarin-kemarin selalu merasa sial bahkan ia menganggap minggu ini hampir menjadi deretan serangkaian kesialannya, bagaimana tidak? seperti semalan Rifa yang sudah dibuat kecewa, sakit, dan kesal oleh pacarnya sendiri dengan pikiran yang belum jernih dan kondisi hati yang masih belum bisa diajak kompromi hari ini di perjalanan pulang Rifa harus menghadapi kemacetan yang sangat membuatnya kesal di tambah cuaca yang panas, selama perjalanan menuju Rumah Rifa hanya terdiam bahkan ia mengabaikan supir ojol yang terus bertanya padanya dengan maksud ramah ingin mengajak Rifa mengobrol, seburuk itu mood-nya.
..

Setengah jam berlalu, akhirnya Rifa sampai di Rumah walaupun dengan kondisi sangat meleset dari estimasi waktu perkiraan sampai,

Setelah turun dari motor melepas lalu mengembalikan helm dan membayar ongkos Rifa bergegas mendekat ke Rumahnya, sesampainya di dekat pintu Rifa langsung mengetuknya,

tok tok tok tok tok

"Assalamualikum, bu, aku pulang!"

"Walaikumsalam, ya bentaar!" Jawab Sang Ibu yang suaranya terdengar kencang,

Sang Ibu membukakan pintu,

"Eh, anak Ibu udah pulang, kamu udah makan?"

Rifa mencium tangan Sang Ibu lalu menjawab dengan nada datar dan raut wajah yang terlihat muram,

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang