Matahari mulai terik, pantulan sinarnya begitu menyorot salah satu jendela kelas sudut pojok, pada umumnya di jam-jam menjelamg istirahat seperti ini, isi kepala rata-rata para siswa kefokusannya sudah mulai terbagi, mereka mulai memikirkan makanan yang akan mereka makan nanti saat jam istirahat, ingin menghabiskan waktu istirahat bersama siapa, dan apa saja yang akan di lakukan selama jam istirahat.
Saat itu pelajaran di kelas Rafa adalah matematika, beragam ekspresi menghiasi wajah setiap siswa saat Ibu Guru sedang menjelaskan rumus dari salah satu materi yang sedang di pelajari, mulai dari yang sangat serius memperhatikan bahkan sampai tak berkedip, beberapa siswa yang memperhatikan tapi dengan kondisi mengantuk sesekali menguap, hingga yang memperhatikan sambil memegangi perutnya yang keroncongan berusaha menahan rasa lapar. Sesaat setelah Ibu Guru selesai menjelaskan, bel sekolah pun akhirnya berbunyi, sontak para siswa pun langsung memyambutnya dengan riang dan antusias, karena bagi mereka bel sekolah adalah fun song sebuah alunan melodi yang paling di sukai.
Para Siswa langsung bergegas menuju kantin, saat Rafa dan Rifa hendak meninggalkan kelas, Rifa bertanya pada Reta,
"Ayo Ret!"
Reta masih duduk di bangkunya, ia memutarkan kedua bola matanya ke arah samping,
"Emm...." Lalu melihat ke Rifa dan Rafa,
"Kalian duluan aja nanti gua nyusul." Jawab Reta sambil tersenyum.
"Ok, Yuk Rif!" Rafa menoleh ke Rifa dan Rifa pun mengangguk.
Lalu Rifa memanggil Adi,
"Adi."
Adi yang masih sedang menulis materi yang terpampang di papan tulis menjawab,
"Tar nyusul."
Rafa dan Rifa pun pergi meninggalkan Adi dan Reta.
Tinggal tersisa Adi-Reta beberapa siswa lain yang belum juga meninggalkan kelas, Reta belum juga beranjal dari bangkunya, ia mengeluarkan sebuah buku dan kotak bekal yang tadinya ia letakan ditas, Reta menatap kotak bekal dan buku itu lalu ia menoleh, melihat ke Adi yang masih sibuk menulis, Reta sudah paham kebiasannya, alasan mengapa Adi belum selesai menulis materi adalah karena setiap di jam pelajaran matematika ia selalu mengantuk. Reta berdiri lalu langsung menghampiri Adi ke bangkunya, dengan wajah yang sedikit mendongak Reta berkata,
"Nih!" sambil menaruh kotak bekal dan
sebuah buku, Reta mendekat ke sikut Adi.Adi melihat ke Reta lalu melirik ke kotak bekal dan sebuah buku yang baru saja di berikan padanya, lalu Reta menjelaskan,
"Ini gua balikin buku yang lu gantiin itu, masih kosong kok."
Adi merasa heran,
"Lah kan lu minta gantiin bukunya?"
"Iya sih, tapi gua sadar kemaren tuh gua terlalu berlebihan marahnya gua jadi ga enak, sorry ya!"
Adi tersenyum,
"Gua juga minta maaf, soalnya terlalu sering ngejailin lu, kalo gua ga jail pasti lu juga ga akan marah."
Adi melihat ke kotak bekal lalu menunjuknya,
"Terus itu.."
"Anggep aja tanda permintaan maaf."
Mendengarnya, Adi langsung melebarkan kedua bola matanya, senyum semerbak terpancar di wajahnya, Adi mengambil kotak bekal itu lalu membukanya,
"Wahh..."
Lalu kembali meletakan, dengan sigap Adu mendekat ke Reta yang sedang berdiri di hadapannya, ia tiba-tiba menarik tangan Reta, lalu memegang kedua tangannya dan ia dekatkan ke depan dadanya, Adi meninggikan suaranya,
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST & LAST
Teen Fiction"Aku hanya tidak ingin terlihat lemah di depan perempuan yang aku suka!" Begitulah ucap Rafa Arata yang dengan gigihnya ingin selalu bisa menyenangkan hati pujaan hatinya. Apapun itu ia lakukan, meskipun sebenarnya ada suatu kendala besar yang ia mi...