- Fakeness?? -

21 3 1
                                    

Rafa, Adi dan Reta tercengang dengan tulisan ujaran-ujaran kebencian yang memenuhi papan tulis terutama Rifa yang menjadi sasaran bulan-bulanan, ditulis dengan spidol warna merah. Ketiga teman Rifa itu langsung menghapus tulisan-tulisan yang sangat mencemari pemandangan kelas,

"Ga habis pikir gua! kenapa sih tuh orang gangguin si Rifa mulu!" gerutu Adi.

"Kurang ajar banget!" umpat Reta.

Dengan penuh kebingungan dan rasa kesal yang bercampur jadi satu Rifa hanya melirik sejenak kedua temannya yang sedang menggerutu.

"Bom atom yang di lemparkan secara terus-menerus", ya, mungkin seperti itu gambaran yang Rifa sedang rasakan saat ini. Rafa begitu geram, emosinya mulai menyala karena ia sangat mengetahui Rifa sahabatnya itu tidak pernah mengusik siapapun. Rafa berpikir sejenak ia jadi teringat dengan selebaran foto yang terpampang di beberapa mading Sekolah.

Rafa mengkaitkan kejadian hari ini dengan yang sebelumnya, ia meyakini kejanggalan-kejanggalan yang mengusik sahabatnya ini ada kaitannya dengan Erfana Witama, orang yang baginya paling menyebalkan sejagad SMA Tunas Bangsa, hal ini di perkuat karena di selebaran foto yang tertempel di beberapa mading itu Rifa tidak seorang diri melainkan sedang bersama Erfan. Rafa merasa aneh karena meskipun foto itu tersebar di beberapa mading tapi Erfan tetap menanggapinya dengan sepele, bahkan bagi Rafa mustahil jika Erfan sama sekali tidak mengetahui keberadaan selebaran foto itu, ia melihat Rifa yang tampak sabar menghadapi situasi yang sedang menimpanya, Sahabatnya itu tahu jika Rifa sedang menahan rasa kesal.

Selesai menghapus tulisan Rifa teringat pada jaket Rafa yang di pinjamnya, Rifa langsung duduk di bangkunya lalu membuka tas kemudian mengambil jaket dan kantong plastik, Rifa menyerahkan Jaket Itu pada pemiliknya,

"Nih Raf!"

Rafa langsung mengambilnya,

"Makasih ya Raf!"

"Oh ya aku ada..." Rifa mengambil kota bekal dari kantong plastik lalu menyerahkan pada Rafa, "Bekel buat kamu, Ibu aku yang bikinin, anggep aja tanda terimakasih soalnya kemaren kamu udah minjemin jaket pas rok aku sobek."

"Wahh makasih, Rif!"

Dari arah belakang ada Fia yang baru saja tiba di Kelas ia berada di tepat lawang pintu, sambil memegangi kotak bekal yang akan ia berikan pada Rafa ia melihat Rifa sedang memberikan kotak bekal pada Rafa. Tadinya si gadis periang itu akan memberikan kotak bekal buatannya pada Rafa, ia menunduk menatap ke kotak bekal yang sedari tadi ia pegang dengan kedua tangannya, senyum yang tadinya terukir di wajahnya perlahan jadi memudar.

Karena temannya sedari SMP itu sedang ada jadwal piket, Reta menyuruh Adi untuk mengisi tinta spidol, saat Sang Karikatur doodle itu hendak keluar Kelas untuk mengambil tinta spidol di Ruang Guru, ia melihat Fia yang sedang berdiri tepat di depan pintu kelas sambil memandangi kotak bekal yang sedang digenggam erat olehnya,

"Kenapa Fi?"

Fia menoleh ke Adi lalu melihat ke Rafa dan Rifa yang sedang berbincang melihat keanehan Fia Adi menjadi bingung, ia mengernyitkan dahinya. Fia kembali melihat ke kotak bekal lalu tiba-tiba menyerahkannya pada Adi,

"Loh Fi? buat gua nih?"

Fia tak menjawab ia langsung menuju bangkunya meninggalkan Adi.

Si penerima kotak bekel tampak kebingungan ia menggaruk belakang lehernya lalu melihat kotak bekal pemberian Fia, Adi tersenyum,

"Lumayan deh, jadi gua ga usah jajan, uang jajan yang ga ke pake sekarang bisa gua tabungin." Gumamnya.

Adi menaruh kotak bekal pemberian Fia ke dalam tasnya lalu bergegas keluar kelas untuk mengisi tinta spidol.

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang