Kebetulan yang sebenarnya sangat tidak di inginkan, itulah yang menggambarkan keadaan yang Rafa sedang alami saat ini. Terlihat jelas ekpresi panik di wajahnya, matanya melebar disusul dengan keringat dingin yang tiba-tiba mengalir di kedua telapak tangan dan sekitaran wajahnya, Rafa kebingungan dengan apa yang ada dihadapannya saat ini, ia tidak menyangka bisa bertemu dengan keluarga Rifa di Rumah sakit yang biasa ia kunjungi setiap berobat. Tidak tahu harus beralasan seperti apa pada Rifa. Rafa mengkerjapkan matanya, lalu berkata dengan gugup,
"Ri...Rifa?"
Tiba-tiba Ibu Rifa berkata pada Rafa,
"Kita masuk dulu ya Raf." Rafa mengganguk, lalu Ibu Rifa menoleh pada anaknya, "Kamu tunggu di sini aja!""Iya bu" Jawab Rifa, Rifa melepaskan tangan Ayahnya yang sedari tadi ia genggam, dan mereka pun masuk ke Ruang Dokter.
Rifa menatap Rafa, ia menyipitkan matanya lalu berkata,
"Kamu kok disini? lagi sakit?"
"Emm..." Kedua matanya berkeliling, lalu Rafa kembali berkata dengan gugup "Abis aa..anter Bi Itoh."
Rifa menggerakan kepalanya ke samping kiri dan kanan lalu menoleh ke belakang dan kembali menatap Rafa, ia berkata,
"Aku ga liat Bi Itoh dari tadi."
"Emm ituu.." Rafa mengggaruk-garuk belakang daun telinganya, Rifa semakin membuatnya gugup. "Tadi itu..."
Tiba-tiba ada seorang Anak ditemani Ibunya, mereka baru saja masuk ke dalam Rumah Sakit, pandangan mata Rafa langsung terfokus pada mereka yang sudah tidak asing lagi baginya,
"Nah itu Bibi!" seru Rafa menunjukkan, Rifa menoleh ke arah yang di tunjukkan.
Rafa berjalan menghampiri Bi Itoh
"Bibi!" Rafa langsung mencium tangannya
Bi Itoh menatap Rafa,
"Aden?"
Tiba-tiba anak Bi Itoh, Wira, yang masih berusia 4 tahun, memanggil Rafa,
"Om Rafaa..."
Rafa menatap ke Wira dan berkata,
"Wira." ia langsung jongkok dan langsung memegang kening Wira."Iya masih demam,"
Lalu Bi Itoh menyahuti Rafa,
"Iya Den, ini makannya dibawa berobat. tamut bukan cuma demam biasa."
Rifa mendekati mereka,
"Anaknya lagi sakit Bi?"
"Iya." Jawab Bi Itoh sambil menatap anaknya.
Rifa jongkok, ia mengusap-ngusap kepala Rifa lalu berkata,
"Cepet sembuh ya Wira!"
Rafa yang masih jongkok menatap ke Rifa yang sedang mengusap-ngusap kepa Wira, ia tersenyum, lalu ia berkata pada Wira,
"Sini Gendong!" Seru Rafa, ia melebarkan kedua lengannya.
Wira mendekat ke Rafa dan Rafa langsung menggendongnya, ia kembali berdiri, lalu Bi Itoh tiba-tiba bertanya pada Rafa,
"Gimana berob..." Saat Bi Itoh belum selesai bicara, Rafa langsung menyenggol lengannya, ia menatap pada Bi Itoh mengkedipkan matanya memberi isyarat, Bi Itoh sedikit menunduk,
Lalu Rafa melihat Ayah dan Ibu Rifa keluar dari Ruang Dokter, mereka langsung menghampiri Rifa, Ibunya memanggil Rifa,
"Rif."
Rifa menoleh ke samping melihat ke Ibunya.
"Udah beres bu?"
"Udah."
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST & LAST
Teen Fiction"Aku hanya tidak ingin terlihat lemah di depan perempuan yang aku suka!" Begitulah ucap Rafa Arata yang dengan gigihnya ingin selalu bisa menyenangkan hati pujaan hatinya. Apapun itu ia lakukan, meskipun sebenarnya ada suatu kendala besar yang ia mi...