- Show Time -

75 3 1
                                    

Kini Rafa benar-benar berada dalam kondisi yang teramat kaku, rasanya sulit untuk bisa bebas bergerak, ia di buat tak bisa berkutik oleh Ibunya, setelah Rafa menoleh, Sang Ibu meng-intrograsinya,

"Kamu mau kemana?"

"Emm...maen ke rumah Adi abis gitu liat Rifa tampil sama bandnya."

"Kamu tau kan Ibu udah bilang, kamu tuh harus istirahat, itu anjuran Dokter."

"I..iya tau bu."

"Terus kenapa malah pengen berangkat? beres jam berapa?! ga mungkin sebentar kan??!"

Sang Ibu mencecar berbagai pertanyaan, membuat anak semata wayangnya itu semakin sulit berkutik, Rafa merasa sangat kikuk, mau berkata seperti apapun baginya terasa sulit untuk membantah Ibunya.

Rafa menghela nafas perlahan, lalu menjawab,

"Iya iya bu!"

Ibu Rafa tersenyum, mendekat padanya lalu mengusap kepalanya,

"Istirahat yaa!"

Setelahnya Sang Ibu langsung kembali ke dapur.

Rafa mengangguk lalu membalikan badannya, kembali ke kamar langsung menutup pintunya, sambil berdiri ia menyenderkan punggungnya ke pintu,

"Gimana caranya kalo udah kaya gini?!" gumamnya sambil menggaruk-garuk kepala.

Sambil berpikir, Rafa melihat ke sekeliling arah. lalu pandangannya terfokus pada salah satu sudut kamarnya, dekat dengan meja lampu, Rafa melihat ke jendela kamar, saat sedang memperhatikan, ia mendapat pesan masuk dari Adi.

Jangan ngaret oy! cepet sini!

Rafa sangat ingin melihat penampilan Rifa bersama bandnya, tapi kondisi dirinyalah yang membuatnya menjadi sulit. Rafa kembali melihat ke jendela kamar, lalu mendekat ke jendela itu,

"Gatau ahh!"

Rafa menoleh ke belakang melihat ke pintu kamar yang tertutup, berkata seolah-olah Ibunya ada di hadapannya,

"Maaf ya bu! cuma sebentar kok!"

Rafa kembali melihat ke arah depan, membuka jendelanya, ia pun keluar dari rumah lewat jendela kamarnya, Rafa terburu-buru, lalu tiba-tiba,

Brukk!

"Aduhh!"

Rafa terjatuh, langsung memegangi kaki dan punggunya yang sedikit terasa sakit. Dari kediamannya Ayah Rifa yang sedang membaca koran di depan teras sempat mendengar suara seperti suara seseorang sedang terjatuh, ia pun berdiri langsung menengadah ke sumber suara, Ayah Rifa melihat Rafa yang sedang membersihkan celana dan bajunya yang terkena debu tanah, Ayah Rafa melihat ke jendela kamar yang terbuka, ia bertanya-tanya,

"Kok dia keluar rumahnya dari situ ya? kenapa lewat jendela kamar??"

Ayah Rifa menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu kembali masuk ke rumah.

Rafa perlahan berdiri ia mendekat ke jendela kamarnya dan langsung menutupnya, ia pun bergegas pergi.

Saat sudah berada di dalam rumah, Sang Ayah melihat anaknya yang sedang memilih-milih sepatu di rak, ia bertanya,

"Udah mau berangkat?"

Rifa menoleh,

"Iya yah."

Sang Ayah mengusap kepala anaknya,

"Semangat ya lombanya!"

Rifa mengangguk sambil tersenyum, lalu sang Ayah memutarkan bola matanya ke samping seperti sedang mengingat sesuatu,

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang