Waktu memang cepat berlalu, tak terasa Erfan sudah tinggal di rumah Yazi selama beberapa hari. Kini ia sedang sarapan bersama keluarga teman sekelasnya itu. Ya, memang sudah sejak lama Erfan mendambakan adanya kehangatan dalam keluarga. Saat sedang makan bersama, Ibu Yazi bertanya,
"Gimana? kamu betah disini?"
"Emm.. iya Tan."
"Iya betah sampe gak mau pulang-pulang." Celetuk Yazi.
Sang Ibu mencubit tangan anaknya,
"Aww! sakit Mah!"
"Ga boleh gitu ke temen!"
"Iya maaf!"
Erfan hanya memperhatikan sambil tersenyum kecil.
"Om sama Tante juga Yazi seneng kamu betah disini, tapi apa Ibu Ayah kamu gak khawatir?"
"Emang sebenenrya ada....."
Sang Ibu menginjak kaki anaknya,
"Aduuh sakit Mah! kenapa sihh?!"
Yazi menoleh ke Ibunya, lalu Sang Ibu memelototinya,
"Mereka ga akan khawatir." Ucap Erfan datar sambil mengaduk-ngaduk makanan.
"Tapi menurut Tante, kamu mending pulang dulu, nanti kapan-kapan kamu nginep lagi disini, mau gimanapun, mereka tetep Orangtua kamu."
Erfan menatap Ibu Yazi dalam-dalam, lalu ia melihat ke arah samping, Erfan terdiam sejenak, lalu kembali melihat ke Ibu Yazi,
"Emm..ok deh Tan."
Ibu Yazi memegang tangan Erfan,
"Kamu pikir baik-baik yaa!"
Erfan pun mengangguk.
Ibu, Ayah dan anak itu saling menatap lalu tersenyum. Mereka pun kembali menyantap sarapan.
Pagi ini terasa dingin, Rafa sedang menunggu Rifa di depan teras rumahnya, tak lama Rifa menghampirinya, mendengar Rafa yang sudah ada di depan kediamannya Ibu Rafa langsung ikut menghampirinya, Rafa langsung mencium tangan Ibu Rifa, Sang Ibu menyuruhnya masuk untuk makan pagi bersama, kebetulan Rafa belum sarapan. Bi itoh baru bisa datang ke rumahnya siang hari karena mengurus suaminya yang sedang sakit dan stok makanan di rumah Rafa yang sudah habis membuatnya terpaksa harus melewatkan sarapan.
Sesampainya di ruang makan keluarga, Rafa langsung mencium tangan Ayah Rifa yang sedang sarapan lalu Sang Ayah mempersilahkan duduk, dan mereka pun makan bersama. Ibu Rifa terus memperhatikan Rafa, saat mulai makan Rifa menyodorkan roti pada Rafa lalu Ibu Rifa menyodorkan selai yang ada di dekatnya
"Nih selainya Raf!"
"Makasih Tan..."
"Ehh.."
Rifa tiba-tiba mencegahnya,
"Itu selai kacang bu!"
"Terus kenapa sama selai kacang??"
tanya Sang Ibu heran."Rafa ga suka selai kacang."
"Ooh gitu."
Rafa hanya memperhatikan Rifa dan Ibunya,
"Kamu gak suka selai kacang?" tanya Ayah Rifa seraya memotong roti.
"Emm...bukan ga suka tapi.."
"Iya Ayah! dulu tuh pernah pas camping SMP ada temen yang bawa banyak roti, aku sama Rafa di kasih di suruh milih, Rafa gatau kalo yang dia pilih itu roti rasa kacang pas baru pertama gigit, dia langsung mual gitu! langsung ke belakang tenda muntah-muntah, temen-temen pada ngeledekin katanya kaya Ibu-ibu lagi ngidam mual-mual."
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST & LAST
Teen Fiction"Aku hanya tidak ingin terlihat lemah di depan perempuan yang aku suka!" Begitulah ucap Rafa Arata yang dengan gigihnya ingin selalu bisa menyenangkan hati pujaan hatinya. Apapun itu ia lakukan, meskipun sebenarnya ada suatu kendala besar yang ia mi...