- The Fact -

428 132 41
                                    

Sudah 3 minggu sejak kedatangan keluarga nya Rifa dan menjadi tetangga baru nya Rafa. Rifa bersekolah di sekolah yang sama dengan Rafa, mereka semakin hari semakin dekat, berangkat dan pulang sekolah selalu bersama, main pun bersama, sering kali Rafa bermain ke rumah Rifa, begitu juga sebaliknya. Karena itu, Sifat Rafa jadi mulai berubah, dia mulai sedikit menghilangkan sifat pendiamnya, mulai berinteraksi dengan beberapa teman di sekitarnya.

Semuanya berjalan baik-baik saja, tapi dua minggu belakangan ini Rafa merasa ada yang aneh pada dirinya, seperti minggu kemarin, saat jam pelajaran olahraga praktek lari estafet, sesudahnya ia merasakan sakit di dadanya, detak jantungnya berdegup dengan tempo yg cepat, setiap jantungnya berdetak, ia merasa sakit seperti keram tapi terasa lebih sakit. Sebelumnya dia tidak pernah merasakan seperti itu.

####

Minggu ini materi olahraganya adalah sepak bola, sebelum mulai giliran penilaian praktek sepak bola, Rafa sebenarnya sudah merasa tidak enak badan, mukanya pucat, ya memang akhir-akhir ini dia merasakan itu. Setiap malam pun ia selalu demam tanpa sebab. Salah satu temannya bertanya dan merasa khawatir melihat muka Rafa yang begitu pucat.

"Raf kamu gapapa?" tanya teman Rafa

"Gapapa."

Dan tibalah giliran Rafa, Prakteknya itu seperti main sepak bola pada biasanya, yang menang akan diberi nilai lebih tinggi oleh Guru. Rafa pun mulai bermain sepak bola, tapi saat di tengah-tengah pertandingan ia tiba-tiba merasakan sakit di bagian dada nya, irama jantungnya tidak teratur dan ia kesulitan bernafas tapi ia memaksakan diri untuk tetap lanjut. Karena terlalu memaksakan diri tiba-tiba ia pingsan. Semua siswa dan Guru olahraga yang berada di lapangan tersebut kaget dan panik, Pak Guru langsung membopong Rafa ke UKS

-Di UKS-

Rifa mendengar kabar bahwa sahabatnya itu pingsan saat jam pelajaran olahraga, saat jam istirahat ia langsung ke UKS melihat keadaan Rafa,
saat sampai di UKS Rafa sudah siuman, tapi ia di anjurkan untuk tetap berisitirahat dan bisa ke kelas jika jam istirahat sudah selesai.

"Rafaa kamu kenapa?!" tanya Rifa dengan ekspresi yg penuh kekhawatiran, karena memang tidak biasanya sahabatnya pingsan.

"Gapapa Rif, kayanya aku kebanyakan maen sama kamu jadi kecapean." Jawab Rafa dengan polos. Ya, seperti kepolosan seorang anak SD pada umumnya.

"Iya kali ya! tapi kan kamu janji hari ini mau maen masak-masakan bareng?!"

"emang aku janji?! itu sih kamu yang bikin janji sendiri!" sambil menjulurkan lidah ke arah Rifa dengan maksud mengejeknya.

"Iya sih aku yang bikin janji sendiri hehe, tapi kamu harus mau Raf! gapapa maen yang laen aja."

"Iya deh terserah pokonya jangan masak- masakan, itu kan maenan anak cewek."

Mereka pun tertawa bersama, saat Rafa dan Rifa sedang asyik berbincang,  tak lama Ibunya Rafa datang, langsung menghampiri anaknya yang masih berbaring.

"Rafaaa! kamu kenapa nak?! kamu pingsan??" Ibunya pun bertanya dengan rasa cemas dan khawatir.

"Iya, tapi aku gapapa kok bu, kebanyakan maen kali ya!" jawab Rafa.

"Nanti malam kita coba periksa ke dokter ya!"

"Iya bu tapi aku entar mau maen dulu sama Rifa." Seru Rafa

"Iya." Jawab Ibunya merespon keinginan anaknya tersebut.

- Di Rumah Sakit -

Setelah selesai melakukan pengecekan dan serangkaian pemeriksaan lab yang bertujuan untuk mengecek kondisi kesehatan Rafa, Sang Dokter yang memeriksa Rafa dan Ibunya berbincang di ruang dokter.

FIRST & LAST   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang