Di malam yang dingin dan gelap dengan segenap rasa lelah yang telah melanda. Ibu Rafa baru saja pulang dari kantornya, waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, sesampainya di depan pintu rumah, ia langsung mengambil kunci cadangan yang di letakan di tasnya, lalu membuka pintu, sesaat setelah membuka pintu, ia terkejut bukan main! matanya terbelalak melihat anak semata wayangnya terkapar di depan matanya,
"RAFAAAA!"
Langsung dengan sigap mendekatinya, lalu merengkuhnya, ia menggoyang-goyangkan wajah Rafa,
"RAF! RAFAA!"
Memegang pipi lalu keningnya, terasa panas,
"RAFA!"
Ia menyentuh salah satu telapak tangan Rafa, telapak tangannya terasa dingin,
"RAFA BANGUN NAK!"
Tangannya gemetar setelah memegang tangan Rafa, rasa paniknya sudah tak terbendung lagi! air mata jatuh membahasahi pipinya, Ibu Rafa mengambil handphone yang ada di dalam tasnya, lalu ia menghubungi salah satu nomor yang ada di kontak ponsel-nya, ia mendekatkan HP-nya ke telinganya, tangannya terus gemetar.
Ia menghubungi Farid, adiknya Almarhum ayah Rafa, beruntungya semesta sedang berpihak padanya, Farid langsung menjawab,
"Halo Mbak tumben telpon malem-malem gini, ada apa?"
Dengan isak tangis dan terbata-bata,
"Ra..Ra..Rafa rid!"
"Rafa?? ponakanku kenapa??!"
Ibu Rafa meninggikan suaranya, sambil menangis ia menjawab,
"POKOKNYA KAMU KESINII! RAFA PINGSAN DAN SEKARANG BELUM SADAR!"
Mendengarnya, Farid tersentak kaget,
"PINGSAAAN?!!!"
"Nanti aku cerita, kamu kesini dulu aja!"
"IYAAA AKU KE SANA SEKARANG!"
Sang Ibu kembali menaruh ponselnya ke dalam tasnya, ia terus menangis menatap anaknya sambil memegangi wajahnya. Selang hampir setengah jam, Farid datang ia langsung menghampiri Rafa dan Ibunya, Farid melihat ke keponakan kesayangannya itu, memegang wajahnya, lalu menoleh ke Ibu Rafa dan berkata,
"Ayo kita bawa ke Rumah Sakit!"
Sang Ibu hanya mengangguk-angguk sambil terus menitihkan air mata,
Farid menggendong Rafa ke mobilnya, dan Ibunya mengikutinya dari belakang. Mereka langsung bergegas menuju Rumah Sakit terdekat.
......
..........
Sesampainya, Ibu Rafa langsung menuju tempat pendaftaran untuk mengambil nomor, Farid yang sedang menggendong Rafa, menunggu di ruang tunggu. Beberapa menit kemudian petugas memanggil,
"Nomor 12, Pasien atas nama Rafa Arata."
Mereka langsung menghampiri petugas dan seorang Suster mengantar mereka menuju ruang periksa. Sesampainya, Dokter langsung menangani di bantu oleh Suster. Ibu Rafa dan adik iparnya menunggu di luar dekat ruang periksa.
Setelah selesai periksa, Sang Dokter menghampiri keluarga pasien. Ibu Rafa dan Farid langsung beranjak dari kursi lalu bertanya,
"Gimana keadaan anak saya Dok??"
"Kita bicarakan di dalam saja, mari masuk."
Mereka mengikuti instruksi dari Dokter,
Sesampainya di ruangan,
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST & LAST
Teen Fiction"Aku hanya tidak ingin terlihat lemah di depan perempuan yang aku suka!" Begitulah ucap Rafa Arata yang dengan gigihnya ingin selalu bisa menyenangkan hati pujaan hatinya. Apapun itu ia lakukan, meskipun sebenarnya ada suatu kendala besar yang ia mi...