98; Nostalgia

451 37 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






How could I know
One day I'd wake up feeling more
But I had already reached the shore
Guess we were ships in the night

V (bts) - Sweet Night🎵





























Irene melepas coat dan segera merebahkan diri di atas sofa bed ruang tengah. Kepalanya berdenyut, perutnya sedikit kram akibat hari kedua datang bulan, tubuhnya juga lelah bukan main. Pasien hari ini banyak, ditambah ada beberapa masalah di yayasan. Selain itu ia juga harus memikirkan pendidikan anak kembarnya, Hyunjin memang sudah membaik, tapi Yeji tidak ada kemajuan.

Memikirkan semua itu tentu saja membuat kepala Irene semakin pening.

"Ughh.." Irene merintih, kram perutnya bertambah nyeri.

"Hwang Yeji!"

Irene memanggil, namun tidak ada jawaban. "Hwang Hyunjin!"

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Kemana mereka? Seharusnya sore ini sudah pulang dan tengah belajar di kamar, tapi kenapa tidak ada yang menjawab panggilannya.

Dengan susah payah, Irene bangun. Lalu melangkah pelan menuju kamar. Ia mengambil obat pereda datang bulan, kemudian tertatih menuju kamar mandi guna membersihkan diri.

Berselang tiga puluh menit, Irene keluar dengan wajah yang cukup segar. Tepat setelah selesai berpakaian, ponselnya berdering nyaring. Dari Sowon. Tumben.

"Hallo.."

"........."

"Aku baru selesai mandi, ada apa?"

".........."

"Tidak, aku belum tahu, lalu bagaimana keadaan Eunha?"

".........."

"Ya, ku harap ia segera membaik, kurasa besok aku baru bisa menemuinya."

"..........."

"Baiklah, sampai jumpa besok!"

Irene mengakhiri panggilannya, lalu duduk di pinggiran ranjang. Cukup terkejut dengan kabar yang dibawa Sowon mengenai Eunha yang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan. Irene terlalu sibuk dengan berbagai kewajibannya sehingga terlambat mengetahui kondisi Eunha. Ya, semoga saja wanita itu baik-baik saja.

Irene pun keluar kamar, berniat memasak. Tepat saat itu suaminya muncul.

"Bae sayanggg, aku pulang..." Taehyung tersenyum lebar melihat istrinya sudah berada di rumah, ia berniat memeluk tapi Irene malah mundur satu langkah.

"Jangan peluk, kamu bau!"

Taehyung meringis. "Kamu mau masak, bae?"

"Iya, kamu mau makan malam sama apa?"

"Gak usah masak, kita makan malam diluar aja, Hyunjin Yeji udah pulang?"

"Kayaknya belum, aku belum ngeliat mereka soalnya."

"Bagus! Kita makan malam berdua aja!"

Irene mengerutkan keningnya. "Kok gitu?"

"Ya gapapa, sekali-sekali kita kencan berdua. Bentar ya aku mandi dulu ya, Bae!"

Taehyung mengedipkan sebelah mata lalu berjalan ke arah kamar, sementara itu Irene hanya geleng-geleng kepala.






Selepas makan malam, Taehyung dan Irene berjalan-jalan di sekitar sungai Han. Menikmati hembusan angin malam, sekaligus mengenang masa-masa pacaran mereka dulu.

"Bae.."

"Hm?"

"Masih inget gak dulu kamu pernah mutusin aku disini." Taehyung berujar, sudut bibirnya turun, penuh ironi. Irene sendiri hanya diam, menunggu Taehyung kembali bicara.

"Saat itu kamu minta putus, tapi anehnya kamu malah peluk aku terus nangis sampe hidungnya merah."

Pria itu mengeratkan mantelnya, guna menghalau hawa dingin. "Aku sempet mikir noona jahat karena minta putus setelah kita lewatin banyak hal sulit sama-sama. Tapi akhirnya aku sadar, kalo malam itu noona pengen aku bertahan sampai akhir."

Irene tersenyum simpul, merasa aneh. Sudah lama Taehyung tidak memanggilnya dengan sebutan noona. Apalagi pria itu malah mengajaknya bernostalgia.

"Aku bersyukur karena dulu tidak menyerah dan tetap berjuang buat noona, buat kamu, bae."

Taehyung meraih tangan Irene, kemudian mengecup punggung tangannya. "I love you, bae."

Hati Irene menghangat, siapa juga yang tidak jatuh hati dengan kata-kata manis nan romantis Taehyung. Ia mengangguk kecil. "Kamu demam."

Taehyung udah siap-siap melayang, eh malah jatuh tertimpa tangga. Ia merengut. "Aku gak sakit, bae."

"Terus kenapa kamu mendadak manis gini? Pasti ada maunya." Irene menjawab seadanya.

"Aku lagi kangen masa-masa pacaran kita dulu, kayak banyak banget halangan nya. Tapi sekarang aku udah bahagia, karena punya kamu, sama si kembar."

"Kalogitu yuk pulang, anak-anak kasian di rumah berdua." ajak Irene, wanita cantik itu berkata lembut. Taehyung mau tidak mau menuruti keinginan istrinya, meskipun begitu ia tetap merajuk.

"I love you, bae. Jawab itu dulu."

Irene mengulum senyum misterius, kemudian ia berjinjit, memberi satu kecupan polos di bibir Taehyung. "Cukup?"

Taehyung menggelengkan kepala. "Gak, aku mau lebih!"

"Huh?"

"I just want you tonight, bae."

Irene memutar bola mata, lalu melepas pelukannya. Kan, Taehyung emang ada maunya. "Lupa kalo aku lagi datang bulan?"






Dan begitulah Taehyung meraung, menyedihkan sekali.





☘☘☘
































Bab 98 - Nostalgia

Selasa, 19 Januari 2021
08.40 pm

40 pm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


tiba-tiba kangen vrene, ditambah play sweet night, makin menjadi-jadi rasa kangen ku.

maap kalo bab ini keju banget. taehyung emang sebucin itu sama irene, mohon maklum.




Enjoy guys,
dari bucinnya neng Ryujin.

eyulli

FAIRYTALE (TXT ITZY NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang