73; Kisah Dibalik Malam

699 69 11
                                    

"Kak, ayo papa anterin pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, ayo papa anterin pulang."

Haechan masih terdiam, tatapannya cenderung kosong, perasaannya hampa. Bahkan untuk merespon ucapan papanya saja, ia tidak sanggup.

"Mimi, kapan dioperasinya?"

Haechan bertanya lirih, lalu ia menoleh ke arah Jimin; sang papa. Seolah meminta jawaban.

"Dihari kamu berangkat darmawisata, mimi dioperasi jam 4 sore."

Tangannya mengepal, ia menggigit keras bagian dalam bibirnya, tak peduli bahwa perbuatannya bisa membuatnya terluka.

"K-kenapa papa gak bilang?"

Lagi-lagi Haechan bertanya. Mempertanyakan kenapa tidak ada satupun dari keluarganya; Jimin, Taehyun, dan Yuna yang memberitahunya perihal kabar sang mimi disaat ia berangkat.

Haechan benar-benar merasa bersalah, mana mungkin ia pergi bersenang-senang, sedangkan disaat yang sama ibunya; Seulgi harus menjalani operasi. Mempertaruhkan hidup dan matinya.

"Jawab pa! Kenapa papa gak bilang sama aku? Kenapa papa malah diam, kalau aja kemarin Taehyun gak nelpon aku dan bilang, mungkin sampai sekarang pun aku gak tau apa-apa soal mimi!"

Haechan kembali bertanya, mendesak papanya untuk menjawab. Perasaannya malam ini benar-benar berantakan.

Ya, setelah mengetahui kabar sang mimi dari Taehyun kemarin sore, begitu para rombongan sampai di Seoul. Haechan langsung memesan taksi online dan langsung menuju Seoul Trauma Center, rumah sakit tempat dimana sang mimi kini dirawat.

Begitu ia sampai, Haechan bisa melihat Jimin tengah berdiri hampa seorang diri di depan ruangan ICU Departemen Interna.

"Papa juga baru tau mimi ada di rumah sakit setelah kamu berangkat ke Jeju, kak! Papa juga merasakan ketakutan kamu saat ini.." jawab Jimin lirih.

Pria itu menunduk, tidak ingin menatap wajah putra sulungnya. "Semua ini memang salah papa, papa terlalu sibuk di rumah sakit sampai mimi kalian sakit pun papa gak tau. Papa bukan suami yang baik buat Seulgi, dan bahkan papa gak pantas menyebut diri papa dokter setelah semua ini terjadi."

Haechan sedikit tertegun mendengar ucapan Jimin. Nada bicaranya dipenuhi nestapa, ia bisa merasakan sakit, takut sekaligus kalut di setiap kata yang terucap.

Haechan menghela nafasnya, lalu menghampiri papanya.

"Papa.." Haechan memeluk Jimin. Ya, tidak seharusnya ia menyalahkan Jimin.

"Maaf, aku malah marah-marah sama papa.." lirihnya.

Jimin menatap anak sulungnya. "Maaf karena papa gak bilang apa-apa sama kamu."

Haechan menangguk. "Gimana sama respon si kembar waktu tau keadaan mimi?"

Jimin bersandar, menatap lurus ruangan ICU. "Yuna gak berhenti nangis, Taehyun juga sempet nangis, tapi dia berusaha kuat buat Yuna. Jadi papa juga harus lebih kuat dan tegar buat mereka, buat kamu juga, Chan!"

FAIRYTALE (TXT ITZY NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang