15; Ulangan Matematika

1.3K 130 2
                                    

Hyunjin menatap datar kertas ulangan yang baru saja dibagikan oleh Rose Ssaem; tidak terlalu berminat untuk mengerjakannya. Pemuda itu malah menguap dan mengambil kertas soal tersebut lalu melipatnya, berselang satu menit sebuah origami berbentuk kura-kura sudah bertengger manis dimejanya.

Lalu ia kembali menatap kertas jawabannya yang masih putih bersih, belum tersentuh goresan tinta pena.

Detik berikutnya, Hyunjin meraih bolpointnya. Bukan untuk mengerjakan, tapi menggambar berbagai garis abstrak diatasnya.

Mungkin sekitar lima menit sebelum waktu ujian habis, Hyunjin membongkar origaminya dan mulai membaca soal, kepalanya mendadak kebakaran padahal ia baru membaca soal nomor satu.

Shit!

Hyunjin melirik Soobin yang duduk disebelahnya, lalu ia melirik ke arah Rose Ssaem yang sibuk membaca sesuatu, tidak sedang memperhatikan para siswanya.

Pemuda itu menyeringai. "Sst, Bin!"

Dan hal pertama yang dilakukan Soobin adalah menatapnya dengan tatapan kelewat datar.

Sialan!

🍀


Haechan, Yeji, Ryujin, dan Hyunjin sedang berkumpul di kantin, tengah mengeluhkan ulangan matematika di jam pertama tadi.

Yeji, perempuan itu mengerang frustasi sembari mengacak-acak rambutnya. "Gimana dong gimana, gue cuma ngerjain 3 soal, itupun gatau bener apa kagak!"

Haechan pun ikut meraung frustasi. "Padahal semalem gua belajar, tapi kenapa gua gak bisa ngerjain soal sih bangsat?!"

Lalu tak lama kemudian Somi dan Jaemin datang, lengkap dengan nampan yang berisi pesanan mereka.

"Siomay pedes, jjajangmyeon, naengmyeon kuah polos, bakso pedes, sama 2 jus strawberry dan 2 kaleng soda." ujar Jaemin mengabsen pesanan.

Mereka langsung mengambil pesanan masing-masing, mulai menyantap makanan mereka. "Muka lo kecut banget, Chan!"

Haechan melirik Somi, lalu menyeruput jjajangmyeon pesanannya tanpa minat. Ryujin berdecak. "Iyaelah, kagak usah pada baperin ulangan matematika, udah lewat, cupu banget sih lo semua!"

"Cih, emangnya lo bisa ngerjain kak?" tanya Jaemin.

"Wah lo beneran remehin gue! Liat aja entar nilai gue pasti lebih bagus dari lo!" jawab Ryujin sedikit kesal.

"Impossible! Gak akan terjadi, gak usah halu!"

Yeji menatap datar Ryujin dan Jaemin yang malah bertengkar. "Udah woy, sebagus apapun nilai kalian, tetep bagusan Soobin atau Lia."

Haechan mengangguk setuju. "Gua sih nebak Soobin yang nilainya paling bagus!"

Hyunjin yang sedari tadi diam mulai merasa gerah. Kenapa teman-temannya selalu memuji Soobin, mentang-mentang cowok itu selalu meraih peringkat 1 saat kelas 10 dulu.

"Hilih, lo semua terlalu mendewakan Soobin, gimana kalau tiba-tiba nilai gua yang paling bagus di kelas?!"

Yeji langsung menabok kening Hyunjin. "LO KAGAK USAH MIMPI!!"

🍀

"Bin, ngapain bengong disini?"

Soobin tersentak mendengar seseorang tiba-tiba mengajaknya bicara. "Siapa yang bengong? Gua gak bengong!"

Lia mendengus, lalu ia mengeluarkan 4 bungkus kitkat pada Soobin. "Tadi Yuna nitipin kitkat ini buat Hyunjin, elo yang kasih ke orangnya gih, gue males."

"Lia, yang dikasih amanat kan elo. Jadi elo yang harus ngasih, lagipula apa susahnya? lo tinggal bilang 'heh, titipan dari Yuna' gak ribet sama sekali." tolak Soobin.

Lia mengerucutkan bibirnya. "Iya habis Hyunjin orangnya rese, dia keseringan bareng Yeji, Ryujin, sama Haechan jadi dia ikutan rese. Mana sekarang ditambah Somi, dia kayaknya sama resenya."

Soobin mengerutkan keningnya; kurang setuju dengan argumen Lia, meskipun tingkah mereka memang sedikit menyebalkan tapi pembawaan mereka yang easy going membuat Soobin nyaman-nyaman saja berada di sekitar mereka. Tapi ia juga tidak bisa menegur Lia, karena bagaimanapun pendapat orang tidak bisa disamaratakan.

"Gimana sama ulangan matematika lo?" tanya Soobin, memilih mengganti topik pembicaraan.

"Gue gak yakin sama jawaban beberapa soal, tapi selebihnya gue baik-baik aja. Kalo lo sendiri gimana, Bin?"

"Gua juga baik-baik aja kok, cuma ada sedikit gangguan sebelum ngumpulin jawabannya, tapi semuanya okay." balasnya santai.

Lia berkedip bingung. "Gangguan?"

Soobin mengacak rambut Lia. "Gak usah dipikirin, gak penting juga. Ngomong-ngomong lo gak ke kantin?"

Lia mengerjap pelan, cukup terkejut karena Soobin mengelus puncak kepalanya. Jantungnya mendadak berdegub cukup kencang, lalu ia menggelengkan kepala.

"Tadinya mau ke kantin, tapi Chaeyeon mendadak ada urusan sama ekskul dancenya, jadinya gue ditinggal sendirian."

Soobin kemudian berdiri dari posisi duduknya. "Iya udah sama gua aja ke kantinnya."

"Beneran?"

"Iya, perut gua mendadak keroncongan."

Mata Lia berubah berbinar, ia tersenyum cerah lalu mengangguk, keduanya berjalan bersama menuju kantin namun kebahagiaannya tidak berlangsung lama karena Soobin malah mengajaknya untuk bergabung dengan teman-temannya yang sudah terlebih dulu berada di kantin. Soobin juga berbisik padanya untuk memberikan kitkat Yuna pada Hyunjin yang kebetulan juga ada disana.

Heol, kenapa nasib baik tidak pernah berpihak padanya?

🍀🍀🍀















020220
Bab 15

Maincast 11 IPA-1

Btw gue keseringan nulis anak-anak kelas 11, mungkin next gue bakalan nulis anak-anak kelas 10, atau 12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw gue keseringan nulis anak-anak kelas 11, mungkin next gue bakalan nulis anak-anak kelas 10, atau 12. Biar adil.😅😅

Enjoy guys,
dari bucinnya neng Ryujin.

E.Yulli❤

FAIRYTALE (TXT ITZY NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang