24; 100?

1.1K 106 2
                                    

Irene membuka pintu kamar, dan tebakannya tepat akurat. Kamar anak laki-lakinya bagai diterjang badai, sangat berantakan.

Perempuan itu melangkah masuk, lalu geleng-geleng kepala. Padahal ia sengaja menaruh tempat sampah kecil ditiap kamar, tapi sepertinya Hyunjin lebih suka membuang sisa sampah ke lantai, kalau begini caranya, kamar Hyunjin bisa jadi sarang tikus dan kecoa.

Irene hendak menyalakan vacuum cleaner, berniat membersihkan kekacauan yang dibuat anak laki-lakinya. Namun sebelum ia melakukan itu, Irene mengambil tas anaknya yang tergeletak menyedihkan di lantai, lalu menaruhnya dikursi meja belajar dan saat itu matanya tidak sengaja menangkap sebuah lembar kertas hasil ulangan harian matematika, dan yang membuatnya terkejut bukan main yaitu Hyunjin mendapat nilai gelap 100.

Irene sampai menutup mulutnya terharu, tidak sia-sia ia mendaftarkan Hyunjin ke akademi les demi belajar matematika dan sains, anak laki-lakinya benar-benar mendapatkan nilai sempurna. Dan ya, tanpa sadar ia menumbuhkan satu harapan kecil, kalau ia mendidik Hyunjin lebih keras dalam hal belajar, tidak akan menutup kemungkinan kalau anak laki-lakinya itu bisa masuk Fakultas Kedokteran bukan?

Baiklah, sekarang Irene akan lebih fokus pada Hyunjin, karena bagaimanapun Yeji sepertinya tidak tertarik dalam hal belajar, ia lebih suka pacaran sama anaknya Hooseok itu. Padahal Irene sudah berkali-kali memperingatkan kedua anaknya untuk tidak berpacaran, dan fokus pada pendidikan tapi sepertinya hanya Hyunjin yang mendengarkan ucapannya.

Disaat Irene tengah sibuk dengan segala rencana yang disusunnya, si empu pemilik kamar membuka pintu, menemukan sang ibu dengan selembar kertas ulangan matematika. Mampus!

Hyunjin segera mendekati Irene, dan ia sudah memprediksi sesuatu yang tidak enak melihat senyum manis yang Irene berikan padanya.

"Kok kamu gak bilang apa-apa ke mami soal nilai matematika, mu?"

Hyunjin berdeham dan tersenyum canggung. "Hehe, hyunjin mau bilang tapi malu."

"Kenapa harus malu? Nilai kamu bagus begini beneran bikin mami bangga sama kamu." ujar Irene sembari menangkup kedua pipi Hyunjin.

"Cuma kamu satu-satunya harapan mami, Hwang Hyunjin. Nilai matematika kamu bagus, dan jika kamu belajar sedikit lebih keras, mungkin saja nilai biologi serta kimia kamu pun juga bagus. Mami benar-benar berharap kamu masuk ke sekolah kedokteran sayang, kamu sayang sama mami kan?"

Yeah, firasat buruk memang tidak pernah meleset.

🍀


Taehyung memasuki kamarnya, dan ia menangkap istrinya masih sibuk di depan laptopnya, entah sedang mengurus apa. Ia memutuskan mendekati Irene, lalu memberi pijatan pelan pada kedua bahunya.

"Kamu masih sibuk?"

Jemari Irene bergerak lincah diatas keyboard laptopnya. "Kamu tidur duluan aja, Tae. Aku kayaknya masih lama."

"Lagi ngerjain apa?"

Irene melepas kacamatanya, lalu menoleh ke arah suaminya. "Aku lagi nyiapin jadwal belajar Hyunjin, aku juga lagi nyari akademi les yang tiap tahunnya bisa lolosin anak didiknya ke kedokteran."

Taehyung sedikit terkejut mendengar ucapan istrinya, ia menarik satu kursi lalu duduk diatasnya, menatap istrinya penuh tanda tanya. "Kamu masih pengen masukin mereka ke kedokteran?"

Irene mengangguk. "Aku harus melakukannya, Tae. Aku gak bisa menyerah begitu saja pada impianku, dan tadi aku beres-beres kamarnya Hyunjin, terus aku liat nilai matematikanya 100. Itu artinya Hyunjin berpotensi, Tae."

"Beneran Hyunjin dapet 100? Kok bisasih? Anak itu ketempelan setan atau- akh! sakit yang.." dumel Taehyung sembari mengelus bekas cubitan Irene pada lengannya.

"Kamu jangan ngomong sembarangan!"

"Iya aneh aja, yang. Hyunjin kan paling mentok dapet nilai 70, dan barusan kamu bilang nilainya 100? Aneh kan?"

"Gak aneh, Tae. Hyunjin kan ada kelas khusus matematika sama sains. Kamu sama anak sendiri curigaan banget! Bukannya seneng nilainya bagus, malah bilang aneh! Sana kamu tidur aja, aku mau beresin jadwal belajar Hyunjin dulu."

"Irene sayang, besok pagi kamu harus follow up pasien, itu artinya kamu harus tidur sekarang. Urusan jadwal bisa kapan-kapan aja."

"Satu jam selesai, Tae. Lagipula besok aku gak akan bangun kesiangan, aku udah pasang 4 alarm di ponsel."

Taehyung justru menampilkan seringainya, ia meraih tubuh Irene, menggendongnya kemudian naik ke atas tempat tidur. "Aku khawatir kamu bakalan bangun kesiangan, karena malam ini aku pengen kelonan dulu sama kamu.."

"Tae, jangan macem-macem! besok aku harus bangun pagi!"

"Cuma satu macem kok sayang!"

Dan ya, keesokan harinya Irene benar-benar bangun kesiangan gara-gara ulah bodoh suami kesayangannya.

🍀🍀🍀





















200220
Bab 24

Kyaaaaa vrene☺☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kyaaaaa vrene☺☺

Enjoy guys,
dari bucinnya neng Ryujin.

E.Yulli❤

FAIRYTALE (TXT ITZY NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang