43; Bantal Donat

1K 95 9
                                    

"Apa mama gak menyadari kalau ucapan mama saat itu bisa saja menyakiti Yeri? Apalagi mama juga menyinggung alasan kami menikah, sementara mama sangat tahu kalau Yeri hanya ingin mengabulkan keinginan mamanya, terlebih setelah 4 bulan kami menikah, mamanya Yeri pergi untuk selamanya.."

Jungkook meluapkan semua apa yang ia pendam kepada mamanya; Seo Yoona. Ia tidak habis pikir kenapa mamanya sampai bicara seperti itu pada Yeri, hanya karena menginginkan sosok cucu dikeluarga mereka.

Pria bermarga Jeon tersebut meraih tangan mamanya. "Ma, aku tahu mama kesepian tinggal disini sendirian, apalagi setelah papa mulai sakit dan harus dirawat dirumah sakit, tapi kumohon, jangan bicara seperti itu lagi sama Yeri. Kalau mama kesepian, setiap weekend kalau kami gak ada jadwal jaga, kami bakalan datang dan nginep disini sama mama, jadi please.."

Yoona memeluk putra bungsunya. "Mama paham, mama juga menyesali ucapan mama waktu itu pada Yeri, mama hanya iri pada para tetangga mama yang kelihatan bahagia dengan keluarga mereka, Kook."

Yoona kemudian melepas pelukannya, kemudian meraih tangan Jungkook. "Mama kesepian, dan mama pikir kalau saja kalian memiliki anak, mungkin mama tidak akan terlalu kesepian, mama bisa ngurus cucu lagi."

Jungkook tersenyum, ia lega mamanya sudah mengerti. "Kalau mama kesepian, nanti aku akan minta Somi buat sesekali nginep dan nemenin mama disini."

Yoona mengangguk. "Kalau kamu kesini lagi, ajak Yeri juga. Mama mau minta maaf secara langsung sama dia, mama sama sekali tidak bermaksud menyakiti perasaannya."

"Iya ma, nanti aku ajakin Yeri kesini buat ketemu sama mama."

🍀

Suga baru saja selesai mandi, tubuhnya menguarkan wangi cotton yang lembut. Well, Wendy memang menyukai sesuatu yang beraroma lembut, jadi istrinya selalu menyetok sabun mandi dengan wangi pure tersebut. Meskipun Suga sebenarnya menyukai sesuatu yang agak memabukan seperti wangi rosemary.

Pria itu keluar dari kamar mandi, dengan rambut setengah basah. Matanya menangkap istrinya tengah duduk disisi ranjang mereka; asyik bertelepon dengan seseorang. Kenapa Wendy terlihat bersemangat sekali? Dengan siapa istrinya berbicara?

Segera setelah Suga selesai memakai pakaiannya, ia langsung naik ke tempat tidur, lalu melingkarkan tangannya dipinggang ramping istrinya. Suga mendekatkan wajahnya ke lekuk leher Wendy; mengendus-ngendus berniat mengganggu kegiatan bertelepon istrinya.

"Iya, udah. Besok ku tunggu ya, jangan terlambat!" ujar Wendy.

"..........."

"Bukan begitu, hanya saja bayi besarku mulai menggodaku lagi."

"..........."

"Baiklah, sampai jumpa besok!"

Wendy lalu meletakan ponselnya ke meja nakas, kemudian memberikan tatapan menyebalkan pada Suga. "Jawabannya enggak!"

Suga mengerjap bingung. "Apanya yang enggak?"

"Kamu mau rayu aku buat bikin adik, kan? Jawabannya enggak. Meskipun kamu rayu 1000 kalipun, jawabannya tetap sama!" putus Wendy.

Suga malah terkekeh. "Siapa juga yang mau ngerayu kamu, aku cuma mau manja-manjaan sama kamu!"

"Iya sama aja! Ujungnya kamu tetep minta itu!"

Suga meringis, Wendy memang selalu mengetahui akal bulusnya. Ia kemudian meninggalkan satu kecupan dibibir manis istrinya. "Habis teleponan sama siapa?"

Senyum Wendy langsung merekah, ia membalas pelukan suaminya sambil berkedip lucu. So, bagaimana Suga bisa tahan untuk tidak mengurung Wendy jika istrinya semenggemaskan ini? Ck, sayangnya Wendy sedang datang bulan, jadi Suga harus melupakan niatnya untuk mengurung istrinya.

FAIRYTALE (TXT ITZY NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang