46; Klub Malam

1.1K 118 9
                                    

"Perlu bantuan?"

Ryujin menoleh, matanya berbinar melihat Soobin berdiri dengan senyum manisnya. Ia segera menepuk-nepuk kursi kosong disebelahnya; menyuruh Soobin untuk duduk.

"Butuh banget, Bin. Otak gue udah gosong!"

Soobin duduk disebelah Ryujin. "Jadi ini hukuman dari Chungha Ssaem?"

Ryujin mengangguk, wajahnya sudah keruh bukan main begitu Chungha Ssaem memberinya hukuman untuk mengerjakan 10 soal fisika, hukuman karena ia terlambat masuk kelas.

Well, padahal tadi pagi ia hanya terlambat 15 menit tapi Chungha Ssaem tetap memberinya hukuman tanpa mendengar alasan keterlambatannya pagi tadi.

Yeah, semalam adiknya; Jaemin demam tinggi setelah mereka pulang berlibur dari resor di Gangwon. Seokjin dan Sowon langsung membawa Jaemin ke rumah sakit. Seokjin sendiri langsung menuju bandara untuk berangkat ke Jerman, sementara bundanya menemani Jaemin di rumah sakit.

Sedangkan Ryujin disuruh bunda untuk jaga rumah. Kemudian keesokan harinya, Ryujin bangun kesiangan karena biasanya Jaemin lah yang suka ngebangunin Ryujin dengan cara menggedor-gedor pintu kamarnya, lalu memukulinya dengan deretan boneka lumba-lumba yang ada dikasurnya sampai ia terbangun.

Namun karena Jaemin sakit, dan berada dirumah sakit, Ryujin jadinya bangun kesiangan.

Heol, Ryujin menyadari meskipun adiknya menyebalkan tetapi ia membutuhkan kehadirannya; seperti kegiatan sederhana membangunkannya dipagi hari.

Itulah kenapa, Ryujin bisa sampai kesiangan. Ia juga melewatkan sarapannya karena bisa-bisa Chungha Ssaem; guru fisikanya ngamuk.

Dan benar saja, Chungha Ssaem tetap memberinya hukuman meskipun Ryujin sudah menjelaskan alasan keterlambatannya. Mana Ryujin disuruh ngerjain soal fisika, Ryujin kan paling lemah di pelajaran fisika, lebih baik menyuruh Ryujin mengelilingi lapangan sebanyak 15 kali dibanding disuruh ngerjain soal fisika.

Ugh, menyebalkan!

"Muka lo gak usah ditekuk mulu, sini gua bantuin. Mana liat soalnya?"

Ryujin mencebik, ia menyerahkan soal tersebut pada Soobin; cowok itu langsung mengerutkan keningnya.

"Lo gak ada bimbingan olimpiade, Bin?"

Soobin menggeleng. "Ada, cuma Momo Ssaem lagi ada urusan sebentar jadi gua kalayapan dulu!"

"Lo kelayapan ke perpus, kelayapan tuh ke klub malam, clubbing sampe pagi-aww kok kening gue disentil?!"

"Lo pikir kita di Amerika? Ini korea, anak dibawah umur gak boleh masuk klub malam!"

Ryujin mengelus bekas sentilan Soobin. "Tapi gue sama yeji pernah tuh maen ke klub malam, kita joget-joget, having fun disana, cuma ya gitu bau alkohol-Soobin lo ngapain!"

Ryujin memekik kaget saat Soobin menarik kursi Ryujin ke arahnya. Tangan Soobin meraih kedua sisi bahu Ryujin. Ia menelan ludah susah payah menyadari aura tidak menyenangkan dari temannya.

"Kapan?"

"Apasi? Lepasin!"

"Jawab dulu baru gua lepas!"

Ryujin menyerah karena Soobin sepertinya menginginkan jawabannya. "Tahun lalu, sehari setelah masa orientasi sekolah selesai, gue sama Yeji diem-diem ke klub malam!"

Soobin melepaskan Ryujin, ekspresinya tidak bisa dibaca. "Apa lo gak mikir kalo tempat kayak gitu itu bahaya? Gimana kalo kalian kenapa-kenapa?!"

"Tapi gue sama Yeji gak apa-apa kok, kita berdua pulang dengan selamat! Kenapa lo jadi sok peduli gitu?"

FAIRYTALE (TXT ITZY NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang