Prolog

2.8K 241 48
                                    

"Cissy!" Bellatrix berlari memasuki Malfoy Manor sambil berseru memanggil adiknya. "Cissy! Kemari sekarang! Penting, Cissy!"

Suara langkah-langkah kaki menandakan bahwa Narcissa dan Lucius sedang dalam perjalanan menuju ke dirinya.

"Draco sedang tidur, Bella!" tegur Narcissa. "Apa yang mem—?"

"Tak banyak waktu!" Bellatrix meraung. "Aku titipkan anakku kepadamu, kumohon. Aku harus pergi! Rodolphus, Rabastan, dan Barty menungguku di luar Manor. Aku harus pergi!"

"Apa?" kata Lucius, dahinya mengkerut.

"Kutitipkan anakku kepada kalian," kata Bellatrix memohon untuk pertama kalinya yang baru dilihat Narcissa dan Lucius. "Aku menyayanginya, tetapi aku harus pergi! Maafkan Mama, putriku!" dia menambahkan sambil menatap putrinya yang berada digendongannya.

Bellatrix mengecup kening putrinya dan menyerahkannya kepada Narcissa. Narcissa menggendongnya, kemudian dia menatap Bellatrix dengan ingin tahu.

"Kalian pasti sudah tahu namanya, dia juga masih satu tahun," kata Bellatrix. "Kalian ingat kan, kapan dia lahir?"

"Yahh," desah Narcissa. "Tapi kau mau ke mana, Bella?"

"Aku harus mencari Pangeran Kegelapan!" Bellatrix berkata dengan suara pelan. "Aku harus mengabdikan diriku kepadanya, Cissy! Dan aku mau kau merawat anakku selama aku pergi! Kau harus memastikan putriku aman dan terlindungi! Aku sangat menyayanginya! Dia mirip sekali dengan diriku!

"Draco juga masih kecil, umur mereka hampir sama. Bagaimana kita merawat mereka berdua sekaligus?" Lucius menimpali.

"Mereka sepupu, Lucius. Kumohon bantu aku...," kata Bellatrix pasrah. "Kumohon rawat putriku dengan baik. Aku benar-benar harus pergi. Aku mencintai putriku, tetapi aku juga mencintai Pangeran Kegelapan. Aku harus mencarinya! Harus!"

Mata Bellatrix agak berkaca-kaca harus meninggalkan putri satu-satunya. Kemudian dia hendak melangkah pergi, tetapi Narcissa menghentikannya dengan perkataannya.

"Pangeran Kegelapan hilang setelah dia mendatangi rumah Potter. Dan kenapa—" kata Narcissa.

"Aku harus mencarinya, Cissy! Aku berjanji kepadanya! Aku setia!" raung Bellatrix.

"Bella, ayo!" kata Rodolphus, yang rupanya menyusulnya. "Kita tidak punya banyak waktu! Ada Auror dan kita harus menginterogasinya!"

Bellatrix menoleh kepada suaminya, dan berkata, "Aku sudah selesai!"

"Bella—" desah Narcissa.

"Selamat tinggal, Beatrix," kata Bellatrix tercekat kepada putrinya itu. "Mama mencintaimu..."

Dan Bellatrix bergegas pergi bersama Rodolphus keluar dari Malfoy Manor.

"Oh, Lucius," kata Narcissa. "Dan bagaimana pula jika kita ditangkap orang Kementerian?"

"Aku sudah memikirkan itu, Cissy," kata Lucius, merangkul istrinya. Dia menatap keponakannya yang tertidur nyenyak itu. "Dia—"

Suara Lucius terpotong karena seseorang berlari dengan suara langkah kaki yang tampak tak sabaran. Rupanya orang itu adalah Bellatrix.

"Ini!" sengalnya, menyerahkan kunci kepada Lucius. "Kunci lemari besiku! Berikan kepadanya ketika dia masuk Hogwarts! Yang boleh diambil adalah Galleon, bukan barang-barang yang ada di sana! Beritahukan itu kepadanya! Hanya Galleon!"

Bellatrix berbalik dan berlari lagi.

***

"Lihat ini," kata Lucius pada hari berikutnya.

Dia melebarkan koran itu agar istrinya bisa melihatnya.

"Bella," desah Narcissa.

"Dia tertangkap bersama Rodolphus, Rabastan, dan Barty oleh para Auror," kata Lucius. "Mereka baru saja menyiksa Frank dan Alice Longbottom hingga keduanya sampai gila dengan Kutukan Cruciatus dan dibawa ke St. Mungo."

Narcissa tampak kaget sekali. Dia pun mengalihkan pandangannya ke Beatrix yang sedang asyik bermain dengan Draco.

"Bagaimana dengan dirimu, Lucius?"

"Aku sudah bilang bahwa aku sudah memikirkannya, Cissy," kata Lucius tenang walau nada suaranya tampak ragu-ragu.

"Bagaimana kalau kau sampai berakhir di Azkaban? Draco masih kecil, Lucius. Kau tidak mendengarkanku, bergabung dengan mereka—"

"Aku mencari keamanan, Cissy," sela Lucius. "Pangeran Kegelapan akan membunuh keluarga kita kalau kita tidak ikut bergabung."

Narcissa tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia tampak kesal sekaligus cemas.

***

Beberapa hari berikutnya, Lucius kembali ke Malfoy Manor dengan sangat lega setelah sidang di Kementerian Sihir. Sementara Narcissa menunggunya dengan sangat cemas, dia di rumah menjaga Draco dan Beatrix.

"Oh, akhirnya kau kembali," kata Narcissa lega. "Kupikir— kupikir—"

Lucius tersenyum tipis. Dia menghampiri istrinya dan mendekapnya. "Everything is alright," katanya dengan suara yang hampir menyerupai bisikan.

Beatrix melihat paman dan bibinya sekilas, kemudian melanjutkan bermain bersama Draco. Sesekali Draco menarik rambut Beatrix yang awut-awutan itu, dan kemudian Beatrix selalu berteriak "Deco nakal!", sementara Narcissa hanya menghela napas panjang.

Bersambung...

Helena Bonham Carter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helena Bonham Carter


Anggap saja itu adalah Beatrix karena dia mirip dengan ibunya secara fisik dan psikisnya, tetapi psikisnya sendiri sedikit berbeda dari ibunya itu. Dia tak berperasaan, keras, dan kejam hanya kepada orang yang mengganggunya, kecuali sepupunya (Draco) yang memang pada dasarnya memang nakal dan jail.

Di sini Beatrix akan mencoba merubah sifat ibunya menjadi lebih baik walau itu mungkin sangat sulit— mengingat Bellatrix yang sangat mencintai Voldemort— tetapi setelah dia berhasil mempunyai seorang anak yang bahkan mirip sekali dengannya.

Hatinya merasa tersentuh sedikit dan mulai timbul rasa sayang dan cinta kepada anaknya itu. Dia menitipkannya kepada keluarga Malfoy dengan terpaksa hanya untuk mencari Voldemort yang telah jatuh karena gagal membunuh Harry Potter. Dan pada akhirnya dia bersama ketiga Pelahap Maut lainnya mendekam di Azkaban akibat menyiksa Auror.

Nah, cukup sekian babibunya...
Thanks...

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang