Chapter 72

255 39 1
                                    

"Dan benarkah kau membunuh Basilisk dengan pedang di kantor Dumbledore itu?" Terry Boot bertanya. "Itu yang diceritakan salah satu lukisan di dinding ketika aku di sana tahun lalu..."

"Er, ya. Betul, yeah," kata Harry.

Justin Finch-Fletchley bersiul; kakak-adik Creevey bertukar pandang terpesona, dan Lavender Brown berkata, "Wow!" pelan.

"Dan waktu kami kelas satu," kata Neville kepada rombongan. "Dia menyelamatkan Philological Stone..."

"Philosopher's," desis Hermione.

"Ya, itu—dari You-Know-Who," kata Neville mengakhiri kata-katanya.

"Dan belum lagi," kata Cho. "Semua tugas yang harus dilaksanakannya dalam Triwizard Tournament tahun lalu—melewati naga dan duyung-duyung dan Acromantula dan lain-lain lagi..."

Terdengar gumam terkesan di antara anak-anak. Beatrix memutar bola matanya malas, menurutnya itu biasa saja dan tak ada hebat-hebatnya.

"Dengar," kata Harry, dan semuanya langsung terdiam. "Aku... aku tidak ingin kederangannya merendah atau bagaimana, tapi... aku mendapat banyak bantuan dengan semua itu..."

"Tidak dengan naga... kau tidak dibantu," sela Michael Corner segera. "Terbangmu cool banget..."

"Yah...," kata Harry, merasa tidak pantas kalau membantah.

"Dan tak ada yang membantumu mengusir para Dementor musim panas ini," kata Susan Bones.

"Ya," kata Harry. "Tak ada memang. Oke, aku tahu aku melakukan beberapa di antaranya tanpa bantuan, tetapi yang ingin kusampaikan adalah..."

"Apakah kau mau berkelit tidak mau mengajari kami semua itu?" tanya Zacharias Smith.

"Aku punya ide," kata Ron keras, sebelum Harry sempat bicara. "Bagaimana kalau kau tutup mulut?"

Wajah Zacharias merona merah.

"Kan kita semua datang untuk belajar semua itu darinya dan sekarang dia bilang dia sebetulnya tak bisa melakukan satu pun hal tersebut," katanya.

"Bukan itu yang dikatakannya," bentak Fred.

"Apa kau ingin kami membersihkan kupingmu?" George bertanya sambil menarik keluar logam panjang mengerikan dari salah satu kantong Zonko's.

"Atau bagian tubuhmu yang mana saja, kami tak...," ancam Fred.

"Hentikan perdebatan ini," potong Beatrix jengkel. "Percepat, Hermione, masalah sudah semakin melebar ke mana-mana. Tak ada waktu untuk menundanya lagi."

"Baiklah, nah," kata Hermione buru-buru. "Kita teruskan... maksudnya adalah, apakah kita sepakat kita ingin belajar dari Harry?"

Terdengar gumam setuju. Zacharias melipat lengannya dan tidak berkata apa-apa, meskipun ini mungkin karena dia terlalu sibuk mengawasi alat di tangan Fred.

"Baiklah," kata Hermione, tampak lega akhirnya ada yang disepakati. "Kalau begitu, pertanyaan berikutnya, berapa sering kita melakukannya. Kurasa tak ada gunanya kalau kita hanya bertemu kurang dari sekali seminggu..."

"Tunggu," kata Angelina. "Kita harus memastikan ini tidak bentrok dengan latihan Quidditch kami."

"Ya," kata Cho. "Juga dengan latihan kami."

"Juga latihan kami," Zacharias menambahi.

Beatrix memandang tak percaya kepada mereka. Tampaknya mereka lebih mementingkan Quidditch yang konyol itu daripada pertahanan diri. Sungguh bodoh.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang