Chapter 6

1K 160 46
                                    

Kemudian terdengar suara ricuh di lantai bawah. Draco dan Beatrix berdiri di belakang pagar pembatas, mereka berdua sama-sama memandang ke bawah.

Gilderoy Lockhart berdiri tepat di bawah mereka. Dia sedang berpose dengan gaya norak yang sangat tidak menarik sekali bagi Beatrix.

"Menjijikkan," bisiknya.

"You're right," balas Draco.

Tetapi pose-pose penyihir pria itu bisa membuat para wanita menjadi meleleh. Dia memakai jubah biru bunga forget-me-not yang persis warna matanya, topi sihirnya yang berbentuk kerucut terpasang gaya di atas rambutnya yang berombak.

Kemudian seseorang mendesak dan memotret dengan kamera besar hitam yang setiap kali mengeluarkan asap ungu bersamaan dengan menyalanya lampu blitz yang menyilaukan.

"Kau lihat anak itu," bisik Draco. "Yang rambutnya merah dan anak yang berkacamata. Mereka kotor sekali seperti tikus got. Menjijikkan bukan?"

Beatrix mencari orang yang dimaksud sepupunya dan akhirnya dia berhasil melihatnya dari atas. Kedua anak itu kotor sekali, banyak debu, dan mereka tampaknya tidak melihat dirinya dan Draco.

"Yang rambut merah itu Weasley si miskin," Draco berbisik. "Yang berkacamata itu Potter si dahi konyol."

Beatrix terkikik geli. "Potter," katanya, suaranya sangat lirih. "Pahlawan kita semua, cihh..."

Draco tersenyum puas. "Yah...," katanya.

Tepat saat itu Gilderoy Lockhart berteriak keras, "Tak mungkin itu Harry Potter?"

Penyihir pria itu bergegas maju, meraih lengan Harry dan menariknya ke depan. Orang-orang bertepuk tangan. Draco berdecih, sementara Beatrix mengamati anak berkacamata itu.

Si fotografer memotret gila-gilaan, menyebarkan asap tebal di atas kepala mereka.

"Konyol," cemooh Draco.

Beatrix masih memandangi anak itu, sesekali berganti ke anak berambut merah.

"Ibu-ibu dan Bapak-bapak," kata Gilderoy Lockhart keras, melambaikan tangan agar pengunjung diam. "Sungguh saat yang luar biasa. Saat yang paling tepat bagiku untuk mengumumkan sesuatu yang sudah kusimpan selama beberapa waktu ini!"

"Ketika Harry masuk ke Flourish and Blotts hari ini, dia hanya ingin membeli autobiografi saya, yang dengan senang hati akan saya hadiahkan kepadanya sekarang, gratis..."

Orang-orang bertepuk tangan lagi.

"...dia sama sekali tak tahu," Lockhart melanjutkan, mengguncang tubuh Harry. "Bahwa dalam waktu dekat dia sendiri akan mendapatkan jauh lebih banyak daripada buku saya, Aku yang Ajaib. Dia dan teman-teman sekolahnya, sebenarnya, akan mendapat aku yang ajaib yang sesungguhnya. Ya, Ibu-ibu dan Bapak-bapak, dengan senang dan bangga saya umumkan bahwa bulan September ini saya akan mengisi jabatan guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di Sekolah Sihir Hogwarts!"

Ketika orang-orang bersorak dan bertepuk tangan, Beatrix berbisik kepada Draco.

"Aku yakin, dia akan sangat konyol ketika mengajar."

Draco menatap sepupunya. "Kau benar," katanya. "Sudah terlihat dari atas sini. Ck, menjengkelkan. Ayo turun dan temui Potter itu."

Draco melangkah dengan menggandeng tangan sepupunya. Menuruni tangga, Draco berkata mencemooh ketika mereka sudah sampai di bawah, "Taruhan kau pasti senang, ya, Potter?"

Draco dan Beatrix sampai di bawah. Mereka berhadapan dengan Harry dan anak-anak berambut merah.

"Harry Potter yang terkenal," kata Draco. "Bahkan tak bisa masuk toko buku tanpa muncul di halaman pertama koran."

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang