Chapter 25

480 71 31
                                    

Sekolah mulai lagi keesokan harinya. Dua jam pelajaran di udara terbuka adalah hal yang paling tidak diinginkan anak-anak, karena Januari pada pagi hari sangatlah dingin.

Hagrid tampaknya tahu akan hal itu, dan dia menyediakan api unggun penuh salamander untuk membuat mereka senang, dan mereka melewatkan dua jam pelajaran yang sangat menyenangkan dengan mengumpulkan kayu dan dedaunan kering untuk menjaga agar api tetap berkobar, sementara kadal-kadal pecinta api itu berlarian naik-turun batang kayu yang membara bernyala-nyala.

Pelajaran Ramalan dalam semester baru ini sangatlah tidak mengasyikkan. Trelawney sekarang mengajar rajah tangan dan tanpa basa-basi dia memberitahu seluruh kelas bahwa Harry memiliki garis hidup terpendek yang pernah dilihatnya.

Pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, Beatrix agak tidak nyaman karena Lupin berkali-kali mengerlingnya. Dan pada akhir pelajaran, Beatrix keluar kelas lebih dulu dan bergegas pergi menuju ke ruang rekreasinya.

Tetapi di belokan koridor yang menuju ke bawah tanah, dia menabrak Snape lagi.

"Astaga, Lestrange lagi!" umpat Snape kesal.

"Maafkan aku," kata Beatrix. "Aku buru-buru, aku banyak urusan... oh, astaga, aku harus pergi. Maafkan aku, Professor Snape."

Beatrix berlari dengan agak tergesa-gesa. Sementara Snape memandangnya heran, lalu mengendikkan bahu tak acuh.

Oh, manusia serigala itu meresahkan sekali. Kentara sekali kalau dia pedofil. Ck, menyebalkan! Memangnya aku cantik? Aku menyeramkan tahu! Apa aku lemah lembut? Aku lebih keras dan angkuh, bahkan sangat kejam!

Akh, sialan! Kalau sudah begini, aku tak bisa menghindar lagi. Aku sudah masuk ke dalam lingkaran si manusia serigala itu. Astaga, seorang Lestrange disukai oleh manusia serigala?

Mama akan marah besar, kalau sampai tahu. Tapi kalau Papa, hmm, aku tak tahu. Dia kan tidak menginginkanku... sangat menyedihkan nasibku ini... tidak disayangi oleh ayah sendiri, seakan-akan aku anak tiri atau mungkin yang lebih parah, anak pungut.

Beatrix menghela napasnya, dia meletakkan tasnya ke atas meja nakas di sebelah tempat tidurnya itu.

Dan kenapa pula harus aku? Apa menariknya diriku ini? Manusia serigala itu pastilah menginginkan kekuatanku. Ilmu sihirku. Aku yakin, pasti itulah yang diinginkannya.

Tetapi mungkinkah dia menyukai Ilmu Hitam? Dia kan teman pamanku. Paman adalah anggota Order of the Phoenix, berarti teman-temannya juga. Manusia serigala dimata Dumbledore sangatlah dipercayai. Dumbledore mempercayai semua orang. Itulah kelemahan si tua bangka itu.

Aku harus menghentikan ini. Lupin si manusia serigala harus memendam rasa itu. Aku tak menyukainya. Siapa sih yang akan suka dengan manusia serigala menjijikkan seperti dia? Aku lebih memilih darah-lumpur daripada manusia serigala.

Beatrix bergidik jijik. Dia tak bisa membayangkan bagaimana jadinya dia menjadi seorang istri dari manusia serigala. Dan dia tidak mau membayangkan hal yang menjijikkan itu.

***

Tanpa terasa Januari berganti Februari, dan udara masih tetap dingin menusuk. Beatrix semakin waspada setiap kali berpapasan dengan Lupin. Dumbledore sudah tidak meresahkan yang selalu dengan sengaja lewat di koridor yang sama dengan Beatrix. Sekarang yang melakukan itu adalah Lupin.

"Miss, ini cokelat untukmu," kata Lupin, pada suatu senja hari.

"Maaf," kata Beatrix, dia sudah bertekad untuk menolak pemberiannya. "Aku tidak bisa. Anda selama ini sudah terlalu sering memberikan cokelat kepadaku. Aku tidak bodoh, Sir. Apa yang Anda inginkan dariku?"

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang