"Tidak dengar, Neville, sori," kata Lupin ceria.
Neville memandang berkeliling dengan panik, seakan memohon bantuan, kemudian berkata, dalam bisikan pelan, "Professor Snape."
Hampir semua temannya tertawa. Beatrix berdecak, penakut sekali anak ini, pikirnya.
"Professor Snape... hmmm... Neville, kau tinggal bersama nenekmu, kan?" tanya Lupin.
"Eh— ya," kata Neville gugup. "Tetapi— saya juga tak mau Boggart itu berubah menjadi Nenek."
"Tidak, tidak, kau salah paham," kata Lupin, yang sekarang tersenyum. "Bisakah kau memberitahu kami pakaian seperti apa yang biasa dipakai nenekmu?"
Neville kelihatan heran, tetapi berkata, "Yah... selalu topi yang sama. Topi tinggi dengan burung-burungan nasar di atasnya. Dan gaun panjang... hijau, biasanya... dan kadang-kadang syal bulu rubah."
"Dan tas tangan?" pancing Lupin.
"Merah besar," kata Neville.
"Baiklah," kata Lupin. "Bisakah kau membayangkan dandanan itu dengan jelas, Neville? Bisakah kau melihatnya dalam pikiranmu?"
"Ya," kata Neville bingung.
"Ketika Boggart itu keluar dari lemari ini, Neville, dan melihatmu, dia akan mengambil bentuk Professor Snape," kata Lupin. "Dan kau akan mengangkat tongkatmu— begini— dan berseru ‘Riddikulus’— dan berkonsentrasi penuh pada dandanan nenekmu. Jika semua berjalan lancar, Professor Boggart Snape akan dipaksa memakai topi burung nasar, gaun hijau, tas tangan merah besar."
Anak-anak tertawa tergelak-gelak. Beatrix tidak sama sekali. Dia sangat datar. Lemari berguncang semakin keras.
"Kalau Neville berhasil, si Boggart kemungkinan akan mengalihkan perhatiannya kepada kita bergantian," kata Lupin. "Kuminta kalian semua memikirkan sebentar, apa yang paling menakutkan kalian, dan bayangkan bagaimana kalian bisa memaksanya berubah menjadi konyol..."
Kelas hening.
Mama.
Beatrix terdiam seribu bahasa. Dia menelan ludahnya dengan susah payah. Ketakutannya hanya satu, yaitu kematian ibunya atau jasad ibunya.
"Semua siap?" tanya Lupin.
Beberapa anak mengangguk dan menggulung lengan jubah mereka.
"Neville, kami akan mundur," kata Lupin. "Supaya kau sendirian dan tampak jelas, oke? Aku akan memanggil anak berikutnya maju nanti... semua mundur sekarang, supaya Neville bisa menyerang dengan leluasa..."
Mereka mundur sampai ke dinding, meninggalkan Neville sendirian di sebelah lemari.
"Konyol," bisik Draco ke telinga sepupunya.
Beatrix bergeming, pikirannya masih kepada ketakutannya itu.
"Pada hitungan ketiga, Neville," kata Lupin, yang mengacungkan tongkatnya sendiri ke pegangan pintu lemari. "Satu— dua— tiga— sekarang!"
Semburan bunga api meluncur dari ujung tongkat Lupin dan mengenai pegangan pintu. Pintu lemari terbuka dengan keras. Snape yang berhidung bengkok melangkah keluar, matanya berkilat memandang Neville penuh ancaman.
Neville mundur, tongkatnya terangkat, mulutnya mengucap tanpa kata. Snape mendekatinya, merogoh sakunya.
"R– R– Riddikulus!" Neville mencicit.
Terdengar bunyi seperti lecutan cemeti. Snape terhuyung. Tiba-tiba saja dia sudah memakai gaun panjang berenda, topi tinggi yang di atasnya ada burung nasar yang sudah dimakan ngengat, dan melambai-lambaikan tas tangan besar merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beatrix Lestrange [END]
Fantastik꧁_[DRAMIONE]_꧂ Beatrix Rodolphus Lestrange adalah putri semata wayang dari Rodolphus Lestrange dan Bellatrix Lestrange (née Black). *Terkadang tidak ada sangkut pautnya dengan alur cerita Harry Potter* Penasaran dengan kisahnya? Yuk, baca. Jangan lu...