Chapter 23

492 76 8
                                    

Kebisingan dan hiruk-pikuk sekolah pada hari Senin-nya sangat tampak melegakan bagi Beatrix daripada dia harus melihat kemesraan sepupu dan pacarnya.

Pada pelajaran Ramuan, Snape rupanya masih malu atas kekalahan duelnya dengan Beatrix. Dia membalas dendam dengan memerintah Beatrix untuk mengambilkan barang atau apa pun itu.

Beatrix tak bisa menolak, dia hanya melakukannya saja. Malas sekali harus berdebat dengan orang semenyebalkan seperti Snape. Bisanya cuma potong angka asrama, lalu potong nilai, dan juga detensi. Itu sangat membosankan.

Pansy rupanya masih trauma. Dia jadi agak mudah takut, kaget sedikit dia langsung terlonjak. Tetapi semua memaklumi itu karena itu adalah hukuman untuk Pansy yang paling pantas.

"Huft, aku harus bisa sabar menghadapi amarah Snape. Dia bukan orang sembarangan, Mama saja agak takut dengannya," gumam Beatrix kepada dirinya sendiri ketika berjalan menuju kelas Lupin.

Dia dan Draco berhenti karena tiga orang anak mengganggu jalan.

"Minggir, astaga," Beatrix mengusir.

Harry, Ron, dan Hermione minggir. Lalu Beatrix masuk lebih dulu.

"Professor Lupin sudah kembali," kata Draco kepada ketiga anak itu. Lalu dia ikut masuk.

Lupin sudah mengajar lagi. Kelihatannya dia memang baru sakit. Jubah usangnya tampak gedombrongan dan ada lingkaran-lingkaran hitam di bawah matanya.

Beatrix mengernyitkan dahinya, waktu itu dia bertemu Lupin, tapi pada saat itu belum seperti ini. Dia mengangkat bahu tak acuh, mungkin saja dia salah lihat karena pertemuannya dengan Lupin itu agak mendadak.

Murid-murid berkeluh kesah tentang sikap Snape selama Lupin sakit.

"Sungguh tidak adil, dia kan cuma guru pengganti, kenapa dia memberi PR?"

"Kami sama sekali tidak tahu-menahu tentang manusia serigala..."

"...dua gulungan perkamen?"

"Apakah kalian memberitahu Professor Snape kita belum mempelajarinya?" Lupin bertanya, dahinya mengernyit.

Celoteh ramai terdengar lagi.

"Ya, tapi dia bilang kami ketinggalan..."

"...dia tak mau dengar..."

"...debat dengan Lestrange hingga duel di Aula Besar waktu itu..."

"Tapi dia dikalahkan..."

"Biar tahu rasa dia."

Lupin tersenyum melihat kemarahan di wajah semua muridnya. Anak-anak Slytherin hanya diam saja.

"Jangan khawatir. Aku akan bicara dengan Professor Snape. Kalian tidak perlu membuat karangan itu," kata Lupin.

"Yaaahh...," kata Hermione kecewa. "Aku sudah selesai mengerjakannya!"

Pelajaran berlangsung amat menyenangkan. Lupin membawa kotak kaca berisi Hinkypunk, makhluk berkaki satu yang kelihatannya terbuat dari kepulan asap, tampaknya rapuh dan tak berbahaya.

"Memikat pengelana ke tanah berlumpur," kata Lupin sementara mereka mencatat. "Kalian perhatikan lentera yang tergantung di tangannya? Berayun naik-turun di depan— orang-orang akan mengikuti cahayanya—  kemudian..."

Si Hinkypunk mengeluarkan bunyi decap mengerikan pada dinding kacanya.

Ketika bel berdering anak-anak mengumpulkan barang-barang mereka dan berjalan ke pintu. Beatrix keluar paling terakhir, dia melihat Harry ditahan oleh Lupin, tapi dia tak peduli akan hal itu.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang