Chapter 7

1K 156 64
                                    

"Occlumency?" celetuk Beatrix, memandang ibunya dalam-dalam.

Narcissa dan Bellatrix memandangnya.

"Menutup pikiran dan mengubah pikiran secara ajaib? Pikiran inti disimpan sementara pikiran palsu atau tipuan dikeluarkan agar si Legilimens tidak bisa membaca pikiran kita atau bahkan merasuki kita?" kata Beatrix lancar.

Bellatrix menganga sebentar, dan cepat-cepat berkata, "Yah, betul sekali. Bagaimana kau tahu, Nak?"

"Aku sempat membaca beberapa buku dan aku menemukan kata Occlumency dan Legilimency setelah aku keluar dari sini. Aku baru menyadari jika aku menguasai itu sejak aku mencoba menyimpan pikiranku tentang kenangan bahagiaku agar Dementor tidak menghisapnya," kata Beatrix.

Wajah Bellatrix langsung terlihat cerah. "Kau menguasainya? Baiklah, sekarang kita coba. Kau pikirkan hal yang kau sukai, kemudian Mama akan membaca pikiranmu," katanya.

Beatrix melakukannya. Dia menyukai satu hal, yaitu bisa hidup bahagia bersama ibunya itu. Kemudian dia menyimpannya di dalam kepalanya yang paling dalam, menggantinya dengan pikiran yang lain atau pikiran kosong.

Sementara itu, Bellatrix hanya mendapatkan kekosongan. Dia berusaha membaca pikiran putrinya, mencari tahu apa yang disukainya, tetapi dia tak mendapatkan hasil apa pun.

"Perfect," katanya akhirnya. "You are very great, my daughter. I can't believe it."

Beatrix tersenyum, secara kebetulan dan tidak diduga atau lebih tepatnya tidak sengaja, dia menguasai Occlumency.

"Beritahu Mama, apa yang kau sukai?" tanya Bellatrix.

"Hidup bersama Mama dan bahagia selamanya," kata Beatrix jujur.

Bellatrix tersenyum, senyum yang tulus. Narcissa juga ikut tersenyum, baru kali ini dia bisa melihat kakaknya tersenyum setelah sekian lama.

"Kau tidak dekat dengan Papamu ya," bisik Bellatrix. "Sehingga hanya Mama yang kau sebut."

Beatrix menggeleng. Dia tidak dekat dengan ayahnya karena dia tak ada memori apa pun dengan ayahnya itu. Memori yang dia ingat adalah ibunya, walau itu buram, tapi setidaknya dia punya memori dengan ibunya.

"Papa kenapa? Apa dia tidak menyayangi Beatrix?" tanya Beatrix ingin tahu.

Bellatrix menelan ludahnya kasar. Kemudian dia menggeleng pelan. "He wants a son," katanya, suaranya bergetar. "Not a daughter."

Beatrix menunduk. Dia baru tahu bahwa ayahnya tidak menginginkannya. Ayahnya tidak menyayanginya, maka dari itu dia tidak memiliki memori tentang ayahnya.

Narcissa menggertakkan giginya geram. "Apa alasannya, Bella? Bagaimanapun juga Beatrix anak kandungnya," katanya, menekankan dua kata terakhirnya.

"Dia mau anak laki-laki agar mengikuti jalannya, sama sepertiku, menjadi abdi setia Pangeran Kegelapan. Tetapi aku sadar sejak memandang wajah putriku ini. Dia mengingatkanku akan diriku di masa kecil. Dia mengingatkanku, menyadarkanku," Bellatrix menjelaskan.

Narcissa terdiam.

"Tetapi aku sudah bersumpah kepada Pangeran Kegelapan. Aku tidak bisa mengingkarinya, Cissy. Maka dari itu aku merawat putriku sampai satu tahun dengan sayang, kemudian Rodolphus mengajakku untuk mencari Pangeran Kegelapan karena ada desas-desus bahwa dia menghilang sejak mendatangi rumah Potter."

"Aku sebenarnya tidak mau ikut. Beatrix akan sendirian, tetapi aku mendapat ide, yaitu menitipkannya kepadamu, Cissy. Dan Rodolphus setuju walau dia tampak tak peduli. Tetapi aku peduli pada anakku. Aku hampir mati ketika melahirkannya dan aku tidak mau menyia-nyiakannya. She is my soul since she was born."

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang