Chapter 57

411 50 11
                                    

Hari berlalu dengan sangat cepat, hingga tak terasa hari pertama semester baru telah tiba. Anak-anak kelas empat Slytherin pagi ini pelajaran Transfigurasi. McGonagall langsung menagih PR mereka di awal pelajaran.

Setelah Transfigurasi, mereka pelajaran Pemeliharaan Satwa Gaib. Tentu saja semuanya sangat tidak menantikan pelajaran di luar kastil. Karena cuaca masih sangat dingin dan tentunya anak-anak lebih memilih untuk menghangatkan diri. Tetapi tidak ada yang bisa dilakukan selain mengikuti jam pelajaran.

Ketika anak Slytherin dan Gryffindor tiba di pondok Hagrid, rupanya mereka telah ditunggu penyihir wanita tua dengan rambut beruban yang dipotong sangat pendek dan dagu sangat mencuat yang berdiri di depan pintunya.

"Ayo cepat, bel sudah berbunyi lima menit yang lalu," dia berteriak kepada mereka yang bersusah payah mendekatinya melewati salju.

Beatrix mencibir pelan, apakah wanita tua itu tidak tahu betapa susahnya berjalan menyeberangi lautan salju?

"Siapakah Anda?" tanya Ron, memandang penyihir itu. "Di mana Hagrid?"

"Namaku Professor Grubbly-Plank," katanya singkat. "Aku guru pengganti Pemeliharaan Satwa Gaib kalian."

"Di mana Hagrid?" Harry mengulang keras.

"Dia sakit," kata Grubbly-Plank pendek.

Anak-anak Slytherin tertawa, wajah mereka semua tampak senang dan tak seorang pun heran melihat Grubbly-Plank.

"Ke sini," kata Grubbly-Plank, dan dia melangkah ke arah padang rumput tempat kuda-kuda Beauxbatons gemetar kedinginan.

"Sakit apa Hagrid?" tanya Harry, bergegas mengejar Grubbly-Plank.

"Tak usah peduli," jawab Grubbly-Plank, seakan dia menganggap Harry mencampuri urusan orang.

"Tapi saya peduli," kata Harry panas. "Kenapa dia?"

Grubbly-Plank bersikap seakan tidak mendengarnya. Dia membawa mereka melewati lapangan rumput tempat kuda-kuda Beauxbatons berdiri berkerumun melawan hawa dingin, menuju sebatang pohon di tepi hutan. Di pohon itu seekor Unicorn besar dan indah ditambatkan.

Sebagian besar anak perempuan ber-"oooooh!" melihat Unicorn itu.

Beatrix memutar bola matanya malas.

Si Unicorn sangat putih cemerlang sehingga membuat salju di sekelilingnya tampak abu-abu. Dengan gugup dia mengais-ngais tanah dengan kakinya yang keemasan dan mendongakkan kepalanya yang bertanduk.

"Anak laki-laki mundur!" seru Grubbly-Plank, merentangkan sebelah tangannya yang menghantam keras dada Harry. "Unicorn lebih suka sentuhan wanita. Anak perempuan di depan, dan dekati dia hati-hati, ayo, santai saja..."

Beatrix bergeming sementara anak-anak perempuan berjalan pelan ke arah Unicorn, meninggalkan anak laki-laki di dekat pagar lapangan, menonton.

"Oi, kau ke sana!" kata Draco kepada sepupunya itu.

"Cihhh, malas sekali. Lagian aku sama sekali tak heran dengan makhluk kotor itu," cemooh Beatrix pedas. "Cuma Unicorn, apa bagusnya?"

Draco mendesah lelah.

"Menurutmu kenapa dia? Apakah Skrewt...?" kata Harry kepada Ron.

"Astaga," potong Beatrix sinis. "Katanya seorang teman, tapi Hagrid saja kau tak tahu? Teman macam itu?"

"Apa maksudmu?" kata Harry tajam.

Beatrix geleng-geleng kepala melihat reaksi anak yang berdahi sambaran kilat itu. "Sungguh bukan teman yang baik. Cepat meluarkan korannya, Sepupu," dia menambahkan sambil menengadahkan salah satu tangannya.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang