Chapter 31

428 70 6
                                    

Beatrix keluar kamar sekitar setengah jam kemudian. Draco langsung menghadangnya dan mendesiskan, "Suratku di ma—"

"Yayaya," potong Beatrix malas, dia merogoh sakunya dan memberikan lipatan kertas itu ke tangan Draco.

Draco tampak senang sekali, dia langsung pergi ke tempat yang agak sepi dan jauh dari dua anak gendut itu. Beatrix mengangkat bahu tak acuh.

***

Hari pertandingan pun tiba, tim Slytherin sudah berkumpul di Aula Besar dan sedang sarapan. Beatrix berkali-kali menepuk pundak sepupunya agar lebih semangat.

"Main kotor saja," desis Beatrix. "Firebolt itu sapu tercepat. Main kotor saja, biar pacarmu itu biar aku yang urus. Aku akan memantrai Snitch dan memfokuskan pandanganku ke benda itu. Dan kau tinggal tangkap saja."

"Huftt... kalau ketahuan, asrama kita dalam bahaya," desah Draco.

"Percaya saja padaku," kata Beatrix. "Akan kumantrai bola emas itu. Kuharap kau melihatnya sebelum si Baby Pottah."

Draco mendengus, dia bimbang antara sepupu dan pacarnya. Sepupunya memintanya bermain kotor, sementara pacarnya melarangnya bermain kotor. Itu keputusan yang cukup sulit untuknya. Wajahnya pun semakin pucat ketika Harry dan tim Gryffindor masuk, dan disambut dengan tepukan riuh.

"Bukankah kau sanggup jadi Seeker?" tanya Draco kepada sepupunya. "Bagaimana kalau kau saja?"

"Aku?" kata Beatrix. "Enak saja! Aku tak suka permainan menjijikkan ini!"

Draco mendengus lagi.

Beatrix memutar bola matanya malas, lalu matanya tak sengaja melihat Cho Chang sedang berbincang dengan Harry Potter. Entah bagaimana tiba-tiba wajahnya memanas ketika melihat Harry merona merah.

Apa yang kupikirkan, bodoh? Astaga, tidak, tidak, tidak!

Beatrix mengalihkan pandangannya, dan dia meraih segelas jus labu lalu meneguknya.

Tak lama kemudian, tepukan riuh terdengar lagi ketika tim Gryffindor keluar dan bergegas menuju lapangan.

Tim Slytherin juga keluar lima menit kemudian.

"Huft... menonton pertandingan konyol ini lagi," gumam Beatrix malas. Dia melangkah di belakang tim Slytherin.

Beatrix berpisah jalan, dia menaiki tangga dan bergabung dengan anak-anak Slytherin lainnya. Dia duduk di barisan paling depan di tempat duduk para penonton.

Stadion menjadi sangat bising setelah semua orang di Hogwarts sudah tiba. Yang paling bising adalah asrama Gryffindor, mereka mengacung-acungkan spanduk dengan slogan-slogan seperti “AYO GRYFFINDOR!” atau “SINGA MEMANG JUARA!”.

"Dan ini dia regu Gryffindor!" teriak Lee Jordan, yang menjadi komentator seperti biasanya. "Potter, Bell, Johnson, Spinnet, Weasley, Weasley, dan Wood. Dikenal luas sebagai tim terbaik yang pernah dilihat Hogwarts selama beberapa tahun..."

Komentar Lee tenggelam oleh gelombang “huu” dari rombongan Slytherin. Beatrix tak ikut bersorak, itu tidak bermanfaat untuknya.

"Dan sekarang muncul regu Slytherin, dipimpin oleh Kapten Flint. Dia telah membuat beberapa perubahan dalam urutan, dan tampaknya memilih berdasarkan ukuran bukannya kemampuan..."

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang