Draco,
Hari ini adalah Hari Natal. Tentu saja kau tidak melupakan apa yang sudah kusuruh, kan? Berhubung acaranya dimulai pukul delapan malam, aku mau kau menghabiskan sepanjang Hari Natal ini dengan bersama Astoria Greengrass.
Keluarga mereka sangatlah seimbang dan setara dengan keluarga kita. Walau tetap keluarga kitalah yang paling baik dan paling tinggi. Aku tak mau dengar soal kau bersikap tidak menyenangkan kepada Astoria Greengrass. Bersikaplah selayaknya pria bangsawan karena kita memang memiliki darah bangsawan.
Jangan pernah berbuat hal yang memalukan nama keluarga.
Selamat Natal!
Lucius
Beatrix melipat kertas itu. Lalu menatap sepupunya, yang sekarang tampak sangat tidak bersemangat. Mendadak hatinya merasa sedih melihat sepupunya seperti itu.
"Ayah keterlaluan sekali," desahnya sedikit tak terima. "Tidak bisakah dia membiarkanmu memilih pilihanmu?"
"Entahlah, aku lelah sekali harus mengikuti semuanya," kata Draco putus asa. "Mengikuti semua perintahnya. Aku manusia dan aku punya seleraku sendiri. Aku bukan robot."
Beatrix menyerahkan kertas dari Lucius itu kepada Draco. Draco menerimanya dan langsung meremasnya hingga tak berbentuk lagi. Kemudian melemparnya ke dalam api perapian yang menyala-nyala.
"Kita harus merubah sifat Ayah," bisik Beatrix.
"Tidak akan mungkin," bisik Draco pasrah.
"Kita lihat saja nanti, cepat atau lambat, Ayah akan berubah," kata Beatrix. "Sama seperti Mama. Aku akan merubah Mama, kalau Ibu, kurasa Ibu sudah ada dipihak kita."
"Yahh, Ibu yang paling best dehh," kata Draco tersenyum simpul.
"Kau tenang saja, Sepupu. Yang harus kau lakukan adalah turuti semua kemauan Ayah, sementara aku akan memikirkan rencananya," Beatrix memberitahu.
"Heum... tapi kira-kira sampai kapan aku harus menurutinya?" tanya Draco sedikit frustasi.
"Entahlah, aku juga tak tahu. Yang pasti masalah akan semakin bertambah berat seiring kita bertambah dewasa," kata Beatrix pelan.
Ruang rekreasi semakin lama semakin ramai. Ucapan-ucapan “Selamat Natal” memenuhi ke segala penjuru. Celoteh riang tentang pesta dansa kembali menyerbu lagi setelah saling mengucapkan Selamat Natal.
"Ayo ke Aula Besar," kata Draco. "Ehmm... rambutmu sudah tak dikuncir lagi, kah?"
"Tidak, aku sedang ingin membiarkannya tergerai," kata Beatrix sembari mengelus rambut keritingnya yang halus dan terawat.
"Ya sudah, ayo," kata Draco. "Oi, kalian berdua ikut tidak?" dia menambahkan kepada Crabbe dan Goyle yang sedang duduk tak jauh darinya.
"Kami akan menyusul nanti," kata Crabbe.
Draco mengangguk singkat dan melangkah, rupanya sepupunya itu sudah berjalan lebih dulu di depannya, dan dia mencibir pelan karena telah ditinggal.
"Tunggu, Bee! Astaga!" katanya.
Beatrix menoleh ke belakang dengan malas, kemudian menoleh ke depan lagi. Sekarang Draco sudah ada di sampingnya.
"Siapa pasangan dansamu?" tanya Draco.
"Kau akan tahu nanti," jawab Beatrix misterius.
"Aku jadi semakin penasaran," kata Draco.
"Tunggu saja nanti malam," kata Beatrix singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beatrix Lestrange [END]
Fantasy꧁_[DRAMIONE]_꧂ Beatrix Rodolphus Lestrange adalah putri semata wayang dari Rodolphus Lestrange dan Bellatrix Lestrange (née Black). *Terkadang tidak ada sangkut pautnya dengan alur cerita Harry Potter* Penasaran dengan kisahnya? Yuk, baca. Jangan lu...