Chapter 48

334 55 16
                                    

Mereka minum sambil mengobrol ringan tentang Hogsmeade. Beatrix hanya mencemooh pada bagian Shrieking Shack. Menurutnya, tempat itu tak mengerikan, itu hanya omong kosong. Selebihnya dia hanya menyimak.

Setelah mereka selesai minum. Mereka pun keluar bersamaan dengan Rita Skeeter dan fotografernya.

"Halo, Miss Lestrange. Halo juga Mr. Malfoy," sapa Rita Skeeter riang.

Beatrix hanya meliriknya, itu membuat Rita menciut. Ketika Beatrix menyeringai dan memandangnya dengan tajam, Rita dan fotografernya langsung pamit pergi.

"Selalu saja membuat orang ketakutan," desah Draco putus asa.

"Orang seperti dia harus diberi pelajaran. Sok akrab," bisik Beatrix.

"Yahh, memang—" balas Draco.

"Sendirian, Granger?" Beatrix berkata kepada Hermione, yang hendak masuk ke rumah minum.

"Heum," balas Hermione. "Bisakah kau suruh Crabbe dan Goyle minggir? Mereka menghalangi pintu."

Beatrix melambaikan tangannya, dua anak itu langsung minggir.

"Terima kasih," kata Hermione singkat.

"Ayo jalan, kita sedang di Hogsmeade. Tidak bagus jika kita mengusiknya sekarang," Beatrix memberitahu Crabbe dan Goyle.

Beatrix memimpin jalan, menyusuri desa yang ramai karena anak-anak Hogwarts. Di mana-mana lencana konyol itu berseliweran. Beatrix sudah sangat bosan melihatnya, bahkan ketiga anak di belakangnya pun memakainya. Hanya dia sendiri yang tak memakai lencana.

"Tidak ada kah tempat yang bagus?" Beatrix mencibir setelah melewati beberapa bangunan.

"Shrieking Shack?"

"Zonko?"

"Honeydukes?"

Beatrix mencibir pelan pada tiga usulan berbeda yang diusulkan oleh Draco, Crabbe, dan Goyle secara bersamaan. Semua itu membosankan menurutnya.

Kali ini Draco yang memimpin jalan. Mereka melewati banyak tempat, lalu berhenti di toko Honeydukes.

"Beli permen," kata Draco, terkekeh pelan.

Bruk!

"Aduh!" seru Draco, ketika seseorang menabraknya sebelum dia masuk ke toko. Dia hanya terhuyung dan langsung ditahan sepupunya yang ada di belakangnya agar dia tidak jatuh terjengkang.

"Awww," rintih seseorang, yang jatuh duduk di hadapan Draco.

"Astoria," kata Draco, dia dengan enggan membantu gadis itu berdiri.

"Kau itu ngapain sih di depan pintu?" gerutu Astoria, dia menyibakkan jubahnya dari debu di lantai. Kemudian membungkuk mengambil sekantung permennya.

"Mau masuk lah! Memangnya ngapain? Kau kira aku satpam, huh?" balas Draco kesal.

"Jangan galak-galak dong, Draco," cicit Astoria.

"Ck," Draco berdecak, menarik tangannya sendiri dari gadis itu.

"Draco, kau mau masuk, kan? Bagaimana kalau aku temani?" Astoria menawarkan diri.

"Aku sudah ditemani Beatrix, Crabbe, dan Goyle," jawab Draco singkat.

"Ayolah, Draco, aku ikut juga tak apa-apa, kan?" kata Astoria penuh harap.

"Baiklah," kata Draco akhirnya, dia terpaksa sekali agar gadis itu tak lagi mengganggunya.

"Serius? Kau serius kan, Draco?" kata Astoria tampak tak menyangka.

"Serius, kalau kau tak mau—"

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang